Assalamu’’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Salam dan bahagia
Selamat
berjumpa kembali dengan kami BUTIR URAIAN AYAT AYAT AL QUR'AN dan
refleksialamalquran.
T A H U N G A J A H
Allah berfirman di dalam Q.S Al Fiil : 1 yang berbunyi sebagai
berikut
أَلَمْ تَرَ
كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ [١٠٥:١]
“ Apakah kamu tidak memperhatikan
bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? “
Pada
tahun 570 M pembunuhan besar-basaran terjadi terhadap orang-orang Nasrani oleh
Zu Nuwaz ,Raja Himyar terakhir , yang beragama Yahudi. Sebagaimana firman Allah di dalam Q.S Al
Buruuj 85 : 4 – 7 yang berbunyi sebagai
berikut
قُتِلَ
أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ [٨٥:٤]النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ [٨٥:٥]إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ [٨٥:٦]وَهُمْ عَلَىٰ مَا يَفْعَلُونَ
بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ [٨٥:٧]
Yang artinya berbunyi sebagai berikut “ Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit,---
yang berapi (dinyalakan dengan) kayu
bakar,--- ketika
mereka duduk di sekitarnya,---
sedang mereka menyaksikan apa yang
mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman
“.
Mendengar kejadian ini,Raja Abisinia setelah dihubungi untuk
dimintai bantuan, segera mengirim pasukan besar-besaran yang dipimpin oelh
Pangeran Aryat ( Al Haris ) dan Abrahah sebagai wakil raja, dan pasukan ini
juga dapat menaklukkan Yaman. Setelah Yaman tunduk, terjadilah percekcokan
sampai terjadi pertempuran antara Pangeran Aryat dengan Abrahan dan berakhir
dengan terbunuhnya Pangeran Aryat. Kemudian Yaman dikuasai oleh Abrahah sebagai
wakil raja Abisinia, dan Abrahah diangkat oleh Raja Abisinia sebagai Gubernur
di Yaman.
Setelah diangkat menjadi Gubernur Yaman, Abrahah membangun
sebuah Katedral besar yang bernama Sa’an, yang konon dibuat dari barang-barang
mewah, Batu pualam peninggalan Istana Rati Saba ( Sheba ) dibawanya untuk
membangun Katedral tersebut. Salibnya terbuat dari emas dan perak, mimbarnya
terbuat dari gading dan kayu hitam.
Tujuan Abrahah membangun itu adalah selain untuk mengambil
hati Raja Abisinia, juga ingin merubah perhatian masyarakat Arab yang setia
tahun selalu berziarahh ke Ka’bah di Mekah, agar beralih untuk mengunjungi
gereja besar Sa’an. Segala cara dilakukan oleh Abrahah terhadap masyarakat
Arab, akan tetapi selalu gagal. Maka jalan terkahir satu-satunya adalah Ka’bah
harus dihancurkan. Hal ini dilakukan karena terdorong oleh ambisinya dan
fanatisme agama.
Kemudian Abrahah mengerahkan pasukan Gajah secara
besar-besaran dibawah pimpinannya. Dan Abrahah berada di paling depan
pasukannya dengan menaiki gajah yang terbesar, tujuannya adalah menghancurkan Ka’bah.
Bagi orang Arab saat itu Gajah dianggap binatang aneh, karena baru tahu saat
itu.
Ringkasnya cerita, setelah Abrahah dan pasukannya memasuki
kawasan Hijaz dan sudah hamper mendekati Mekah, Abrahah mengirim pasukan
berkuda sebagai kurir. Di dalam perjalanan itu, mereka membawa harta suku
Quraisy, diantaranya 200 ekor unta milik Abdul Muthalib bin Hasyim. Melihat
besarnya pasukan Abrahah, kaum Quraisy tidak mampu melawan. Lalu Abrahah
mengirim seorang , Himyar pengikutnya untuk menemui Abdul Muthalib yang tegap,
besar dan tampan, pemimpin di Mekah, dengan pesah bahwa mereka datang bukan
untuk berperang, akan tetapi hanya akan menghancurkan Ka’bah saja. Jadi pihak
penduduk Mekah tidak perlu mengadakan perlawanan.
Mendengar mereka tidak bermaksud berperang, konon Abdul
Muthalib pergi ke markas pasukan gajah tersebut, diantarkan oleh utusan
Abrahah, dan diikuti oleh anak-anaknya dan beberapa pemuka Mekah lainnya.
Melihat Abdul Muthalib yang tinggi besar tampan dan gagah, turun dari tahtanya
untuk menyambut rombongan itu dengan hormat, lalu duduk bersama tamunya.
Menjawab pertanyaan Abrahah melalui penterjemahnya apa yang
diperlukan Abdul Muthalib dengan kedatangannya itu, konon 200 ekor ekor unta
yang dirampas oleh pasukan Abrahah minta dikembalikan. Abrahah menjawab dengan
kagum dan hormat kepada Abdulk Muthalib, kedatangannya itu bukan untuk
membicarakan unta yang 200 ekor itu, dan juga bukan karena rumah suci yang
mendasari agamanya dan agama nenek moyangnya. Akan tetapi dia ( Abrahah ) dan
pasukannya hanya untuk menghancurkan Ka’bah. Abdul Muthalib pun menjawab bahwa
dial ah pemilik 200 ekor unta itu, bukan pemilik Ka’bah. Rumah suci itu milik
Allah dan Allah akan melindunginya. Abrahah berjanji akan mengembalikan 200
ekor untanya Abdul Muthalib.
Konon Abdul Muthalib dan beberapa pemuka Mekah menawarkan
1/3 kekayaan Tihamah ( rampasan perang ) untuk Abrahah, asalkan tidak
mengganggu Ka’bah. Tawaran tersebut ditolak oleh Abrahah. Kemudian Abdul
Muthalib dan teman-temannya termasuk untanya yang 200 ekor itu kembali ke
Mekah. Dan tidak perlu mengadakan perlawanan. Mereka percaya Ka’bah sudah ada
penjaganya.
Setelah kembali ke Mekah, Abdul Muthalib memerintahkan Bani
Quraisy keluar dari kota Mekah, agar tidak menjadi korban pasukan Abrahah.
Kemudian mereka berdoa kepada Allah agar kota Mekah dilindungi, jangan sampai
mereka ( Bani Quraisy ) memohon bantuan kepada berhala-berhala.
Setelah seluruh Kota Mekah sunyi, Abrahah mengerahkan
pasukannya dan sudah siiap menghancurkan Ka’bah. Setelah Ka’bah hancur, lalu
mereka kembali ke Yaman. Akan tetapi pada saat itu, tiba-tiba pasukan gajahnya
merasa dihujani batu yang dibawa oleh sekawanan burung besar. Burung-burung
itubtampaknya menyebarkan kuman-kuman wabah yang sangat mematikan, berupa bisul
dan letupan letupan kulit, yang diduga sejenis campak ganas. Mereka belum tahu
dan belum pernah mengalami kejadian serupa itu. Barangkali wabah itu dibawa
angin dari jurusan laut. Tidak sedikit pasukan Abrahah yang binasa, dan Abrahah
sendiri mati dalam perjalanan pulang ke negeri Yaman..
Peristiwa ini terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad
atau kurang 2 bulan sebelum itu. Dan tahun itu oleh orang Mekah dicatat sebagai
“ TAHUN GAJAH “ dan diabadikan tonggak perhitungan sebelum Hijrah. Jadi Allah
melalui surat Al Kaafiruun ini memperingatkan dan para pengikutnya dengan
adanya suatu peristiwa itu menunjukkan betapa besarnya Kekuasaan dan Kebesaran
Allah.
Barakallaahufiikum ……….
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar