DIALOG ANTARA IMAN YAKIN DAN AMAT
BIMBANG
Di hari Minggu pagi yang cerah,
dimana Sang Surya menyinari alam semesta dengan sinar seyumannya yang indah
yang sedang melaksanakan tugasnya dari Allah untuk memberikan berbagai macam
zat-zat kehidupan kepada seluruh alam semesta sambil bertasbih tiada
henti-hentinya kepada Allah dan menyaksikan dua hamba Allah yaitu Iman Yakin (
IY ) dan Amat Bimbang ( AB ) , mereka berdua sedang duduk-duduk di tepi laut
sambil menikmati panorama keindahan laut dan sekitarnya yang bisa terlihat
IY ; Aku mau nanya kamu lebih percaya
kepada janji Allah atau janji manusia ?
AB : Wah, ya jelas dan pasti percaya kepada
janji Allah ,dong ! Emangnya kenapa ?
IY : Tapi yang aku lihat selama ini
kebanyakan manusia lebih percaya kepada manusia lainnya, apalagi kalau dia itu
politikus, pejabat, orang kaya atau terhormat daripada janji Allah. Begitu ada
surat perintah yang ada tanda tangannya dan dibubuhi stempel. Langsung saja
dikerjakan, karena kalau tidak segera dikerjakan pasti akan terkena marah
darinya, atau bisa jadi bawahannya dimutasikan, atau dipecat, karena telah
mengabaikan perintahnya, atau melanggar perintahnya .
AB : Terus kenapa kau bawa-bawa politikus ?
Aku jadi gak ngerti ?
IY : Mereka itu kalau lagi mencalonkan diri
untuk memangku suatu jabatan tertentu, kan bicaranya enak didengar, sangat
ramah dengan siapapun yang dihadapinya, manis bagaikan madu , janji ucapannya muluk-muluk, melambung,
membumbung tinggi, sampai-sampai yang mendengarnya bisa mabuk kepayang ikut
terbawa alunan iramanya untuk menarik simpati orang lain. Akan tetapi setelah
tujuannya tercapai kebanyakan meleset dengan janjinya dengan alasan karena
situasi dan kondisinya belum memungkinkan, bahkan yang tadinya ramah dan
dermawan berubah total menjadi sebaliknya.
AB : Oh begitu ! Sekarang aku baru aku paham
. Terus kamu cerita ini padaku maksudnya gimana ?
IY : Kamu kan seringkali cerita padaku
berbagai macam keluhan, selalu ragu untuk berbuat. Aku ingat pernah kamu
ucapkan begini “ Kenapa yah, shalat wajib 5 waktu telah aku kerjakan, shalat
malam tak pernah terlewatkan, pusa Ramadhan aku laksanakan, puasa Senin Kamis
aku kerjakan, zakatpun aku keluarkan, namun aku selalu hidupnya susah.
Sedangkan tetanggaku yang tidak pernah ibadah segalanya dimudahkan, semakin
kaya, serba ada bahkan lebih dari cukup, orangnya kikir dan bakhil lagi, tidak
perduli terhadap tetangga sekitarnya yang hidupnya sangat membutuhkan bantuan
tidak dipandang olehnya “
AB : Emang kenyataanya begitu yang aku
rasakan, sampai aku terkadang tak habis pikir, aku harus berbuat apalagi.
Sampai aku pernah minta kepada 5 orang teman minta dibantu doa agar aku bisa
diangkat menjadi pegawai negri. , kalian akan aku beri hadiah masing-masing
sebuah baju. Dan setelah aku benar diterima , aku tidak memberinya karena
mereka kehidupannya lebih baik dariku.
IY : Berarti kamu telah berboat dosa. Kamu
akan menanggung dosamu sendiri tibambah dosa ke 5 orang itu Allah pindahkan
kepadamu, dan kebaikan kamu akan dipindahkan Allah untuk ke 5 orang tadi.
AB : Waduh nanggung dosa sendiri saja sudah berat apalagi suruh nanggung dosa
orang lain . Misalnya yang aku janjikan se RT, se RW, se Desa, se Kecamatan, se
Kabupaten/Kotamadya, se Propinsi atau se Indonesia sih gimana ?
IY : Hitung aja oleh kamu seberapa banyak
yang kau ingkari janjinya, karena itu sama saja melakukan penipuan. Ingat Allah
itu Maha Tahu dan Maha Cepat perhitungannya.
AB : Gak tahu deh, mumeeeet untuk
menghitungnya.!!!!!!!!
IY : Makanya berhati-hatilah kalau kau
menjanjikan sesuatu kepada orang lain, apalagi janji dengan Allah. Padahal
janji Allah itu pasti benar, tidak pernah Allah menipu hamba-Nya
AB : Iya dah , makasih atas nasihatmu,
semoga aku tidak berbuat seperti yang telah diterangkan olehmu itu. Ayo kita
pulang, sang Surya dah membumbung tinggi.
IY : Ya benar semoga kita tidak sembarangan
mengumbar janji terhadap siapapun terutama pada diri sendiri. Kalau ke diri
sendiri bisa, mudah-mudahan ke orang lainpun akan bisa. Jadi kalau kita lebih percaya pada janji Allah, kalah ada perintah yang benar segera laksanakan, jangan ditunda-tunda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar