Minggu, 11 Agustus 2013

MANA YANG LEBIH DIYAKINI, JANJI ALLAH ATAU JANJI MANUSIA ?




DIALOG ANTARA IMAN YAKIN DAN AMAT BIMBANG

Di hari Minggu pagi yang cerah, dimana Sang Surya menyinari alam semesta dengan sinar seyumannya yang indah yang sedang melaksanakan tugasnya dari Allah untuk memberikan berbagai macam zat-zat kehidupan kepada seluruh alam semesta sambil bertasbih tiada henti-hentinya kepada Allah dan menyaksikan dua hamba Allah yaitu Iman Yakin ( IY ) dan Amat Bimbang ( AB ) , mereka berdua sedang duduk-duduk di tepi laut sambil menikmati panorama keindahan laut dan sekitarnya yang bisa terlihat
IY        ; Aku mau nanya kamu lebih percaya kepada janji Allah atau janji manusia ?
AB       : Wah, ya jelas dan pasti percaya kepada janji Allah ,dong ! Emangnya kenapa ?
IY        : Tapi yang aku lihat selama ini kebanyakan manusia lebih percaya kepada manusia lainnya, apalagi kalau dia itu politikus, pejabat, orang kaya atau terhormat daripada janji Allah. Begitu ada surat perintah yang ada tanda tangannya dan dibubuhi stempel. Langsung saja dikerjakan, karena kalau tidak segera dikerjakan pasti akan terkena marah darinya, atau bisa jadi bawahannya dimutasikan, atau dipecat, karena telah mengabaikan perintahnya, atau melanggar perintahnya .
AB       : Terus kenapa kau bawa-bawa politikus ? Aku jadi gak ngerti ?
IY        : Mereka itu kalau lagi mencalonkan diri untuk memangku suatu jabatan tertentu, kan bicaranya enak didengar, sangat ramah dengan siapapun yang dihadapinya, manis bagaikan madu ,  janji ucapannya muluk-muluk, melambung, membumbung tinggi, sampai-sampai yang mendengarnya bisa mabuk kepayang ikut terbawa alunan iramanya untuk menarik simpati orang lain. Akan tetapi setelah tujuannya tercapai kebanyakan meleset dengan janjinya dengan alasan karena situasi dan kondisinya belum memungkinkan, bahkan yang tadinya ramah dan dermawan berubah total menjadi sebaliknya.
AB       : Oh begitu ! Sekarang aku baru aku paham . Terus kamu cerita ini padaku maksudnya gimana ?
IY        : Kamu kan seringkali cerita padaku berbagai macam keluhan, selalu ragu untuk berbuat. Aku ingat pernah kamu ucapkan begini “ Kenapa yah, shalat wajib 5 waktu telah aku kerjakan, shalat malam tak pernah terlewatkan, pusa Ramadhan aku laksanakan, puasa Senin Kamis aku kerjakan, zakatpun aku keluarkan, namun aku selalu hidupnya susah. Sedangkan tetanggaku yang tidak pernah ibadah segalanya dimudahkan, semakin kaya, serba ada bahkan lebih dari cukup, orangnya kikir dan bakhil lagi, tidak perduli terhadap tetangga sekitarnya yang hidupnya sangat membutuhkan bantuan tidak dipandang olehnya “
AB       : Emang kenyataanya begitu yang aku rasakan, sampai aku terkadang tak habis pikir, aku harus berbuat apalagi. Sampai aku pernah minta kepada 5 orang teman minta dibantu doa agar aku bisa diangkat menjadi pegawai negri. , kalian akan aku beri hadiah masing-masing sebuah baju. Dan setelah aku benar diterima , aku tidak memberinya karena mereka kehidupannya lebih baik dariku.
IY        : Berarti kamu telah berboat dosa. Kamu akan menanggung dosamu sendiri tibambah dosa ke 5 orang itu Allah pindahkan kepadamu, dan kebaikan kamu akan dipindahkan Allah untuk ke 5 orang tadi.
AB       : Waduh nanggung dosa sendiri  saja sudah berat apalagi suruh nanggung dosa orang lain . Misalnya yang aku janjikan se RT, se RW, se Desa, se Kecamatan, se Kabupaten/Kotamadya, se Propinsi atau se Indonesia sih gimana ?
IY        : Hitung aja oleh kamu seberapa banyak yang kau ingkari janjinya, karena itu sama saja melakukan penipuan. Ingat Allah itu Maha Tahu dan Maha Cepat perhitungannya.
AB       : Gak tahu deh, mumeeeet untuk menghitungnya.!!!!!!!!
IY        : Makanya berhati-hatilah kalau kau menjanjikan sesuatu kepada orang lain, apalagi janji dengan Allah. Padahal janji Allah itu pasti benar, tidak pernah Allah menipu hamba-Nya
AB       : Iya dah , makasih atas nasihatmu, semoga aku tidak berbuat seperti yang telah diterangkan olehmu itu. Ayo kita pulang, sang Surya dah membumbung tinggi.
IY        : Ya benar semoga kita tidak sembarangan mengumbar janji terhadap siapapun terutama pada diri sendiri. Kalau ke diri sendiri bisa, mudah-mudahan ke orang lainpun akan bisa. Jadi kalau kita lebih percaya pada janji Allah, kalah ada perintah yang benar segera laksanakan, jangan ditunda-tunda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar