Sabtu, 02 November 2013

BUTA HATI OH BUTA HATI KENAPA ?

Sungguh sangat mengherankan sekali, orang ingin melepaskan diri dari sesuatu yang tidak mampu melepaskannya, malah tambah tersesat yaitu mengikuti jalan yang hanya sekejap.

Tidak ada manusia yang hidupnya ingin celaka. Tapi malah mengikuti jalan yang akan membuat dirinya celaka. Ditambah lagi hanya memperturutkan hawa nafsunya serta memuaskan syahwatnya saja.

Sungguh sangat hran, manusia kalau ditanya apakah hidupnya ingin selamat atau sebaliknya/ Jawabnya ya jelas ingin selamat. Kalau gitu ikuti petunjuk jalan ini ( Al Qur'an dan Hadist ). Jawabnya sungguh betambah aneh yaitu, " Waduh aku belum saatnya untuk belajar dari situ, ntar aje deh, aku belum mampu, aku masih muda, masih banyak keinginan " Siang hari baru saja berbincang-bincang, tahu-tahu sore harinya ada berita dia meninggal.

Dari melihat kenyataan di dalam kehidupan sehari-hari, ternyata kebanyakan manusia lebih memilih urusan dunia. Terserah gimana caranya yang penting bisa senang , puas dan bahagia hidup di dunia. Padahal kehidupan dunia itu hanya lah sesaat, hanya sekejap, karena satu hari akhirat itu identik dengan seribu tahun dunia. Apakah ada di antara orang tua kita yang bisa ber usia seratus tahun lebih. Paling hanya beberapa orang, dan itupun sudah punya penyakit lupa dan pikun.

Dalam menjalani hidup di dunia saja butuh bekal yang banyak, padahal kalau dijalani itu hanya sekejap. Kalau ada yang ditanya berapa usiamu sekarang. Jawabnya sudah 50 tahun, tapi perasaan hidup selama itu, kaya baru beberapa hari. Itulah gambaran dunia. Saking senangnya terasanya hanya sebentar. 
Bagaimanakah dengan kehidupan akhirat yang kekal selama-lamanya, apakah perlu bekal atau tidak. ? Kalau perlu sudah sebanyak apakah tabungan kita untuk persiapan kehidupan akhirat itu ? Yang kita kumpulkan apakah lebih banyak untuk urusan dunia atau urusan akhirat ?

Allah swt berfirman di dalam Q.S Al Hajj 22 : 46 yaitu : 

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ [٢٢:٤٦]  

maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Melalaui surat Al Hajj ayat 46 Allah memperingatkan manusia  termasuk kita semua, kita telah diberi sepasang mata untuk melihat. Apakah kedua mata kita itu lebih banyak digunakan untuk melihat yang disukai Allah atau sebaliknya ? 
Dan Dia telah memberi kita sepasang telingan untuk mendengar. Apakah kedua telinga kita lebih banyak untuk mendengarkan hal-hal yang diridoi Allah atau sebaliknya ? 
Kalau lebih banyak digunakan untuk hal-hal yang tidak disukai Allah, berarti hati kita sudah buta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar