Kamis, 14 November 2013

INGINKAH MENJADI HAMBA ALLAH YANG CERDAS ?

Allah swt selaku pencipta berbagai makhluk di dunia, termasuk kita belum tentu cerdas, tetapi orang cerdas ang sudah diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia di dunia, diantaranya kita diberinya akal fikiran dan hati nurani. Semuanya manusia telah diberi otak, tapi sayangnya akhir-akhir ini jarang sekali manusia mengasah otaknya untuk berfikir, maunya jalan pintas, inginnya dengan kerja ringan, dapat menghasilkan imbalan yang besar, dia tidak mau berfikir, hidupnya selalu bergantung kepada orang lain. Ini yang disebut fikirannya sudah mati dan memang sengaja untuk dimatikan oleh pemiliknya.

Manusia diberinya hati namun sayang sekali kebanyakan nuraninya tidak dipakai, bahkan sengaja dimatikan. Contoh nurani yang mati adalah dia menolak kebenaran dalam bentuk apapun dan dari siapapun, maunya orang lain itu apa kata dia, harus munurut padanya, harus menghormatinya, inginnya mau menang sendiri saja. Apabila dia punya keinginnan, maka segala macam cara dilakukannya, tidak peduli apakah cara itu halal atau haram, yang penting apa yang menjadi tujuannya bisa terlaksana

Makanya di dalam hidup itu kita harus berusaha menjadi manusia yang cerdas, bukan menjadi manusia yang pandai. Orang pandai belum tentu cerdas, tetapi orang cerdas pasti memiliki kepandaian. Memang ada hamba Allah yang sangat cerdas dan cendekia, mereka menceraikan dunia ( menjauhi keduniaan ) karena takut akan fitnah dunia dan tipu daya dunia. Merekan benar-benar memperhatikan segala akibat yang ditimbulkan oleh dunia. Mereka telah yakin benar-benar bahwa dunia ini bukan tempat hidup yang layak, karena dunia akan lenyap, dan tempat hidup yang layak itu hanyalah akhirat.( tempat hidup abadi ).

Orang-orang cerdas cendekia menjadikan dunia ini sebagai samudra, bahteranya atau kapalnya adalah amal saleh. Jadi amal saleh itulah yang menjadi barang dagangannya, kerajinan beramal sebagai keuntungannya, hari-hari sebagai gelombangnya , menahan hawa nafsu sebagai tali ikatnya, maut merupakan ujung kehidupannya, kiamat menjadi pasarannya dan semua itu adalah Allah sebagai pemiliknya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar