Abdurrahman
bin Ustman berkata bahwa pada suatu hari Rasulullah saw bersembahyang di dekat
tempat pembuangan kotoran, kemuadian beliau melihat di dalam kotoran itu ada
ulat bergerak-gerak.Lalu Nabi saw menghentikan ontanya menantikan orang-orang.
Setelah mereka sampai disitu, maka bertanyalah beliau kepada merekaTahukah kamu
orang-orang di tempat ini akan jijik terhadap ulat itu ? Mereka pun menjawab
benar ya Rasulullah. Dan beliaupun bersabda
“ Walladzii
nafsu Muhammadin biyadihi lad dunyaa ahwanu ‘alallahi min haadzihis sakhlati ‘ala
ahlihaa “ yang artinya , “ Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tanganNya,
sungguh dunia ini lebih rendah ( hina ) di sisi Allah melebihi hinanya ulat
terhadap orang-orang yang mempunyai tempat ini “
Dan
Rasulullah saw menambahkan , “ Addunya sijnul mukmin walqabri sijnuhu wannaru
ma’waahu “ yang artinya , “ dan dunia sebagai penjara bagi orang mukmin, alam
kubur sebagai bentengnya dan sorga tempat tinggalnya, Dan dunia ini sebagai
sorganya orang kafir, alam kubur sebagai penjaranya dan neraka adalah tempat
tinggalnya.
Bagi
orang yang beriman walaupun sewaktu-waktu mendapatkan kemewahan dan kenikmatan,
akan tetapi jika kenikmatan dan kemewahan yang disediakan untuknya di sorga,
maka seolah-olah dia berada di dalam penjara. Sebab jika di mati dan sorga dan
kemuliaan yang ada di dalamnya itu diperlihatkan kepadanya. Dan dia menyadari
bhwa kenikmatan yang di dapat ini jauh lebih dari apa yang didapatkan di dunia,
berarti adanya dia di dunia ini seperti berada di penjara.
Sedangkan
bagi orang kafir jika mati , maka
diperlihatkanlah kepadanya berbagai macam hukuman di neraka, maka dia akan
merasakan bahwa saat di dunia dipenuhi dengan berbagai macam kesenangan, dan
sekarang harus menerima berbagai macam hukuman. Dudul di dunia rumahnya besar,
sejuk dan dingin karena ada AC nya, sekarang harus menerima kenyataan tempat
tinggalnya panas dipenuhi dengan api neraka.
Bagi
orang yang berakal, tidak akan merasa gembira di dalam penjara. Di penjara itu
tidak akan menemukan kesenangan. Dan bagi orang yang berakal pasti akan
memperhatikan apa yang telah dijelaskan oleh Allah mengenai dunia di dalam
ayat-ayat Al Qur’an. Dan pejelasannya itu sungguh sangat jelas baik di dalam Al
Qur’an maupun oleh Rasulullah saw sendiri.
Mari
kita perhatikan firman Allah di dalam Q.S Yunus 10 : 24 yaitu :
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ
فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ
حَتَّىٰ إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا
أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا
فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ
لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ [١٠:٢٤]
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah
seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan
suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan
manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna
keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira
bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di
waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana
tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang
berfikir.
Melalui ayat ini Allah menegur atau memperingatkan
kita bahwa kita diberinya otak itu harus digunakan untuk berfikir. Mari kita
teliti ayat di atas kehidupan duniawi itu hanya sebagai contoh untuk kita
setiap akan berbuat sesuatu. Begitu pertolongan Allah datang, segala sesuatunya
dimudahkan, apa yang diinginkan dipenuhi, segala kebutuhannya dicukupi, keselamatannya
dilindungi, kesehatannya dijamin sehingga dia lupa diri dengan apa yang telah
dimilikinya. Lalu kematian datang
tiba-tiba dan apa yang didapat kehidupan yang dialaminya setelah melalui proses
kematian ternyata tidak ada apa-apa, semua yang telah dikumpulkannya
ditinggalkannya, keluarga yang disayangi dan dipeliharanya tidak bisa
membantunya, akhirnya berada dalam kehinaan di sisi Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar