Kamis, 14 November 2013

PIKIR DAHULU PENDAPATAN SESAL KEMUDIA TIDAK BERGUNA


 Abdurrahman bin Ustman berkata bahwa pada suatu hari Rasulullah saw bersembahyang di dekat tempat pembuangan kotoran, kemuadian beliau melihat di dalam kotoran itu ada ulat bergerak-gerak.Lalu Nabi saw menghentikan ontanya menantikan orang-orang. Setelah mereka sampai disitu, maka bertanyalah beliau kepada merekaTahukah kamu orang-orang di tempat ini akan jijik terhadap ulat itu ? Mereka pun menjawab benar ya Rasulullah. Dan beliaupun bersabda


 “  Walladzii nafsu Muhammadin biyadihi lad dunyaa ahwanu ‘alallahi min haadzihis sakhlati ‘ala ahlihaa “ yang artinya , “ Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, sungguh dunia ini lebih rendah ( hina ) di sisi Allah melebihi hinanya ulat terhadap orang-orang yang mempunyai tempat ini “

Dan Rasulullah saw menambahkan , “ Addunya sijnul mukmin walqabri sijnuhu wannaru ma’waahu “ yang artinya , “ dan dunia sebagai penjara bagi orang mukmin, alam kubur sebagai bentengnya dan sorga tempat tinggalnya, Dan dunia ini sebagai sorganya orang kafir, alam kubur sebagai penjaranya dan neraka adalah tempat tinggalnya.

Bagi orang yang beriman walaupun sewaktu-waktu mendapatkan kemewahan dan kenikmatan, akan tetapi jika kenikmatan dan kemewahan yang disediakan untuknya di sorga, maka seolah-olah dia berada di dalam penjara. Sebab jika di mati dan sorga dan kemuliaan yang ada di dalamnya itu diperlihatkan kepadanya. Dan dia menyadari bhwa kenikmatan yang di dapat ini jauh lebih dari apa yang didapatkan di dunia, berarti adanya dia di dunia ini seperti berada di penjara.
Sedangkan bagi orang kafir  jika mati , maka diperlihatkanlah kepadanya berbagai macam hukuman di neraka, maka dia akan merasakan bahwa saat di dunia dipenuhi dengan berbagai macam kesenangan, dan sekarang harus menerima berbagai macam hukuman. Dudul di dunia rumahnya besar, sejuk dan dingin karena ada AC nya, sekarang harus menerima kenyataan tempat tinggalnya panas dipenuhi dengan api neraka.

Bagi orang yang berakal, tidak akan merasa gembira di dalam penjara. Di penjara itu tidak akan menemukan kesenangan. Dan bagi orang yang berakal pasti akan memperhatikan apa yang telah dijelaskan oleh Allah mengenai dunia di dalam ayat-ayat Al Qur’an. Dan pejelasannya itu sungguh sangat jelas baik di dalam Al Qur’an maupun oleh Rasulullah saw sendiri.

Mari kita perhatikan firman Allah di dalam Q.S Yunus 10 : 24 yaitu :

إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّىٰ إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ [١٠:٢٤]

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.

Melalui ayat ini Allah menegur atau memperingatkan kita bahwa kita diberinya otak itu harus digunakan untuk berfikir. Mari kita teliti ayat di atas kehidupan duniawi itu hanya sebagai contoh untuk kita setiap akan berbuat sesuatu. Begitu pertolongan Allah datang, segala sesuatunya dimudahkan, apa yang diinginkan dipenuhi, segala kebutuhannya dicukupi, keselamatannya dilindungi, kesehatannya dijamin sehingga dia lupa diri dengan apa yang telah dimilikinya. Lalu  kematian datang tiba-tiba dan apa yang didapat kehidupan yang dialaminya setelah melalui proses kematian ternyata tidak ada apa-apa, semua yang telah dikumpulkannya ditinggalkannya, keluarga yang disayangi dan dipeliharanya tidak bisa membantunya, akhirnya berada dalam kehinaan di sisi Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar