Apakah yang dimaksud dengan latah ? Latah adalah apabila seseorang meniru-niru ucap laku lampah atau prilaku orang lain, sehingga prilaku dirinya sendiri menjadi hilang keasliannya. Latah
adalah orang yang meniru-niru budaya atau prilaku orang lain. Dia melakukan hal
itu karena orang lain itu dianggapnya
punya kelebihan tertentu, sehingga menurut pendapatnya apabila dia melakukan
hal itu akan bisa menjadi tenar seperti orang itu. Akibatnya apa ? Dia akan
lupa pada jadi dirinya sendiri, suaranya, gerakan tubuhnya, ucapannya,
kemampuannya dan kondisinya sendiri. Dia selalu mengada-ada, berpura-pura dan
membunuh dengan paksa bentuk dan wujud dirinya sendiri.
Sejak
Allah menciptakan manusia yang pertama kali Adam as sampai dengan makhluk
terakhir Allah tidak pernah ada dua orang yang persis sama baik rupa maupun
bentuknya. Dan itu merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan
Allah. Oleh karena itu kenapa kita harus memaksakan diri untuk menyamakan
prilaku dan kepribadian kita dengan orang lain.
Hal
ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang gemar mencari ilmu. Contoh sederhana
orang yang membaca manaqib. Apakah kelompok itu sudah tahu apakah arti manaqib,
mengapa bacaannya harus kalimat itu ? Dan kenapa harus dengan jumlah tertentu ?
Kenapa sebelum itu harus tawasulan dulu ? Sudahkah ketua kelompok itu
menjelaskan apa yang ditanyakan di atas ? Kalau tidak yang dikhawatirkan akan
menghasilkan ajaran yang sesat dan menyesatkan. Akhirnya ketua kelompok akan
menanggung dosa para anggotanya dan sebaliknya kebaikan ketua kelompok tersebut
langsung diambil semua oleh Allah dan dibagikan kepada para anggota
kelompoknya, apalagi kalau ajaran itu diteruskan oleh kelompoknya dengan taqlid
buta ( hanya sekadar ikut-ikutan ) maka setiap hari dosa orang2 itu dikirimkan
Allah kepada ketua kelompoknya. Apakah anda mau menerima hal seperti itu ?
Kalau
memang itu adalah yang dijalani oleh salah seorang ulama besar Syech Abdul
Qodir Jaelani, yang diamalkan atau diwirid oleh beliau sehingga beliau memiliki
kelebihan tertentu, katakah karomah Allah. Okey bisa diakui . Lalu kita mengikuti bacaan
yang telah diamalkan oleh beliau. Sekarang bagaimana dengan prilaku kita yang
mengamalkan ajarannya, apakah sudah berusaha prilakunya seperti yang dilakukan
oleh beliau ? Kalau belum atau bahkan tidak sama sekali, maka jangan harap akan
mendapatkan kelebihan yang didapat oleh beliau itu akan didapat oleh anda
semua. Apakah anda tahu prilaku beliau semasa hidupnya, terutama apakah anda
tahu isi hati beliau ? Kalaupun anda mendapatkan kelebihan setelah menjalani
amalan beliau, apakah anda yakin bahwa itu dari Allah ? Janganlah anda mimpi di
siang hari bolong, siapa tahu yang datang kepada anda itu salah satu Jin (
makhluk Allah yang tidak Nampak ) yang akan menyesatkan anda semua.
Kenapa
anda lebih menyukai dan meyakini ajaran Syech Abdul Qadir Jaelani dari pada membaca Hadits yang
merupakan sabda Rasulullah saw sendiri ? Apakah karena Rasulullah saw itu bukan
orang sakti ? Apakah karena Rasulullah saw itu lebih menyukai orang-orang
miskin daripada orang kaya ? Apakah karena Rasulullah saw itu tidak bisa
mengobati orang lain ? Apakah karena kalau mengikuti ajaran rasulullah saw itu
hidup anda akan semakin susah ? Apakah kalau mengikuti ajaran Rasulullah saw
dan mengkaji Al Qur’an itu akan banyak ujian dan cobaan yang datang pada anda ?
Kalau iya memang begitu berarti anda lebih percaya kepada Syech Abdul Qadir
Jaelani daripada Rasulullah saw.
Berhati
hatilah anda dengan semua itu, bisa jadi semua amal ibadah anda akan hilang
semua alias ditolak oleh Allah, harta benda yang anda kumpulkan dan amaliyah
anda akan tidak diterima oleh Allah swt. Doa sanak keluarga anda akan ditolak
oleh Allah. Aku tidak menghakimi anda, kalau menurut pendapat anda apa yang aku
sampaikan itu benar maka segeralah memohon ampunanNya atas apa yang telah anda
lakukan dan segera bertobat kepadaNya bahwa ternyata selama ini yang dijalani
telah tersesat jalan. Sebaliknya apabila anda tidak setuju dengan pendapat aku,
maka terserah anda. Karena baik buruknya apa yang dilakukan itu dipikul
sendiri, segala dosa dipanggul dipundaknya sendiri-sendiri.
Selama
yang aku tahu Allah hanya memerintahkan agar tunduk,taat dan patuh kepadaNya,
hanya menyembahNya hanya mengabdi kepadaNya ( sesuai dengan tuntunan Al Qur’an
) dan mengikuti petunjuk RasulNya ( yang telah memberikan peringatan bagi yang
melanggar Allah dan memberikan berita gembira bagi yang mentaati Nya dengan
penjelasan ayat-ayat Allah yang telah disampaikan oleh beliau ) Hanya beriman
dan bertakwa kepada Allah dan Rasul-Nya . Laksanakan semuanya itu dengan ikhlas
dan rido karena Allah dan hanya untuk Allah, dengan dunia yang telah anda
miliki apakah itu jabatan, kekuasaan, harta benda anak,istri,suami, dan
keluarga sanak family, kaum kerabat, handai taulan, dan saudara sesama muslim.
Yang kesemuanya itu merupakan media tambahan lahan ibadah bagi anda semua.
Kemudian
ada lagi satu tradisi yang sampai saat ini masih kuat namun belum jelas
kebenarannya . Tradisi apakah itu ? Di masyarakat terutama daerah yang ada
kuburan para wali, para habib , para syech, kenapa orang-orang sepertinya
mewajibkan harus berziarah kepada mereka di setiap sore Jum’at kliwon. Kasarnya
andaikata gak punya ongkos sampai berhutang hanya sekadar berkunjung ke
kuburannya, bahkan ada yang membuat aturan sendiri harus 40 malem Jum’at
Kliwon. Aturan dari manakah itu ? Apakah pada Hadits Rasu;lullah saw sudah ada
? Dan apakah di Al Qur’an nya ada ?
Yang
aku tahu ziarah kubur itu awalnya dilarang oleh Allah, namun Rasulullah saw
meminta izin Allah agar diperbolehkan ziarah kubur, tujuannya agar manusia
begitu sampai dikuburan itu selain mendoakan yang didatanginya, dan mempelajari
prilaku semasa hidupnya untuk diteruskan ( yang baiknya ) dan ditinggalkan (
yang tidak baiknya ) olehnya, serta memikirkan apa yang harus dilakukan olehnya
setelah kembali dari ziarah kubur terutama persiapan apakah untuk menghadapi kematian
, andaikan dia dipanggil Allah saat mendadak.
Apabila
banyak yang menyimpang dari tujuan dari ziarah kubur maka zaman sekarang itu
lebih dari zahiliyah lagi dibandingkan zahiliyah di zaman Rasulullah. Sampai
kepada benda-benda apakah itu keris, tombak, tongkat, batu cincin, atau pakaian
yang kesemuanya itu memiliki kekuatan tertentu, dan kalau ditanya katanya ada
penunggunya mbah anu, buyut anu, wali anu, habib anu, syech anu dsb, yang
menurut keyakinanya para penunggu itu dapat menjamin keselamatannya, dan dapat
membikin dirinya bertambah sukses, berwibawa, disegani orang lain. Sungguh
benar-benar sangat sesat dan menyesatkan. Keyakinan atau keimanannya mau
ditukar dengan hal-hal yang sangat menyesatkan. Sungguh alangkah hinanya
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar