Selasa, 17 Desember 2013

APAKAH ITU LATAH ?



Apakah yang dimaksud dengan latah ? Latah adalah apabila seseorang meniru-niru ucap laku lampah atau prilaku orang lain, sehingga prilaku dirinya sendiri menjadi hilang keasliannya. Latah adalah orang yang meniru-niru budaya atau prilaku orang lain. Dia melakukan hal itu karena orang lain  itu dianggapnya punya kelebihan tertentu, sehingga menurut pendapatnya apabila dia melakukan hal itu akan bisa menjadi tenar seperti orang itu. Akibatnya apa ? Dia akan lupa pada jadi dirinya sendiri, suaranya, gerakan tubuhnya, ucapannya, kemampuannya dan kondisinya sendiri. Dia selalu mengada-ada, berpura-pura dan membunuh dengan paksa bentuk dan wujud dirinya sendiri.

Sejak Allah menciptakan manusia yang pertama kali Adam as sampai dengan makhluk terakhir Allah tidak pernah ada dua orang yang persis sama baik rupa maupun bentuknya. Dan itu merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Oleh karena itu kenapa kita harus memaksakan diri untuk menyamakan prilaku dan kepribadian kita dengan orang lain.
Hal ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang gemar mencari ilmu. Contoh sederhana orang yang membaca manaqib. Apakah kelompok itu sudah tahu apakah arti manaqib, mengapa bacaannya harus kalimat itu ? Dan kenapa harus dengan jumlah tertentu ? Kenapa sebelum itu harus tawasulan dulu ? Sudahkah ketua kelompok itu menjelaskan apa yang ditanyakan di atas ? Kalau tidak yang dikhawatirkan akan menghasilkan ajaran yang sesat dan menyesatkan. Akhirnya ketua kelompok akan menanggung dosa para anggotanya dan sebaliknya kebaikan ketua kelompok tersebut langsung diambil semua oleh Allah dan dibagikan kepada para anggota kelompoknya, apalagi kalau ajaran itu diteruskan oleh kelompoknya dengan taqlid buta ( hanya sekadar ikut-ikutan ) maka setiap hari dosa orang2 itu dikirimkan Allah kepada ketua kelompoknya. Apakah anda mau menerima hal seperti itu ?

Kalau memang itu adalah yang dijalani oleh salah seorang ulama besar Syech Abdul Qodir Jaelani, yang diamalkan atau diwirid oleh beliau sehingga beliau memiliki kelebihan tertentu, katakah karomah Allah.  Okey bisa diakui . Lalu kita mengikuti bacaan yang telah diamalkan oleh beliau. Sekarang bagaimana dengan prilaku kita yang mengamalkan ajarannya, apakah sudah berusaha prilakunya seperti yang dilakukan oleh beliau ? Kalau belum atau bahkan tidak sama sekali, maka jangan harap akan mendapatkan kelebihan yang didapat oleh beliau itu akan didapat oleh anda semua. Apakah anda tahu prilaku beliau semasa hidupnya, terutama apakah anda tahu isi hati beliau ? Kalaupun anda mendapatkan kelebihan setelah menjalani amalan beliau, apakah anda yakin bahwa itu dari Allah ? Janganlah anda mimpi di siang hari bolong, siapa tahu yang datang kepada anda itu salah satu Jin ( makhluk Allah yang tidak Nampak ) yang akan menyesatkan anda semua.

Kenapa anda lebih menyukai dan meyakini ajaran Syech Abdul Qadir  Jaelani dari pada membaca Hadits yang merupakan sabda Rasulullah saw sendiri ? Apakah karena Rasulullah saw itu bukan orang sakti ? Apakah karena Rasulullah saw itu lebih menyukai orang-orang miskin daripada orang kaya ? Apakah karena Rasulullah saw itu tidak bisa mengobati orang lain ? Apakah karena kalau mengikuti ajaran rasulullah saw itu hidup anda akan semakin susah ? Apakah kalau mengikuti ajaran Rasulullah saw dan mengkaji Al Qur’an itu akan banyak ujian dan cobaan yang datang pada anda ? Kalau iya memang begitu berarti anda lebih percaya kepada Syech Abdul Qadir Jaelani daripada Rasulullah saw.

Berhati hatilah anda dengan semua itu, bisa jadi semua amal ibadah anda akan hilang semua alias ditolak oleh Allah, harta benda yang anda kumpulkan dan amaliyah anda akan tidak diterima oleh Allah swt. Doa sanak keluarga anda akan ditolak oleh Allah. Aku tidak menghakimi anda, kalau menurut pendapat anda apa yang aku sampaikan itu benar maka segeralah memohon ampunanNya atas apa yang telah anda lakukan dan segera bertobat kepadaNya bahwa ternyata selama ini yang dijalani telah tersesat jalan. Sebaliknya apabila anda tidak setuju dengan pendapat aku, maka terserah anda. Karena baik buruknya apa yang dilakukan itu dipikul sendiri, segala dosa dipanggul dipundaknya sendiri-sendiri.

Selama yang aku tahu Allah hanya memerintahkan agar tunduk,taat dan patuh kepadaNya, hanya menyembahNya hanya mengabdi kepadaNya ( sesuai dengan tuntunan Al Qur’an ) dan mengikuti petunjuk RasulNya ( yang telah memberikan peringatan bagi yang melanggar Allah dan memberikan berita gembira bagi yang mentaati Nya dengan penjelasan ayat-ayat Allah yang telah disampaikan oleh beliau ) Hanya beriman dan bertakwa kepada Allah dan Rasul-Nya . Laksanakan semuanya itu dengan ikhlas dan rido karena Allah dan hanya untuk Allah, dengan dunia yang telah anda miliki apakah itu jabatan, kekuasaan, harta benda anak,istri,suami, dan keluarga sanak family, kaum kerabat, handai taulan, dan saudara sesama muslim. Yang kesemuanya itu merupakan media tambahan lahan ibadah bagi anda semua.

Kemudian ada lagi satu tradisi yang sampai saat ini masih kuat namun belum jelas kebenarannya . Tradisi apakah itu ? Di masyarakat terutama daerah yang ada kuburan para wali, para habib , para syech, kenapa orang-orang sepertinya mewajibkan harus berziarah kepada mereka di setiap sore Jum’at kliwon. Kasarnya andaikata gak punya ongkos sampai berhutang hanya sekadar berkunjung ke kuburannya, bahkan ada yang membuat aturan sendiri harus 40 malem Jum’at Kliwon. Aturan dari manakah itu ? Apakah pada Hadits Rasu;lullah saw sudah ada ? Dan apakah di Al Qur’an nya ada ?

Yang aku tahu ziarah kubur itu awalnya dilarang oleh Allah, namun Rasulullah saw meminta izin Allah agar diperbolehkan ziarah kubur, tujuannya agar manusia begitu sampai dikuburan itu selain mendoakan yang didatanginya, dan mempelajari prilaku semasa hidupnya untuk diteruskan ( yang baiknya ) dan ditinggalkan ( yang tidak baiknya ) olehnya, serta memikirkan apa yang harus dilakukan olehnya setelah kembali dari ziarah kubur terutama persiapan apakah untuk menghadapi kematian , andaikan dia dipanggil Allah saat mendadak.


Apabila banyak yang menyimpang dari tujuan dari ziarah kubur maka zaman sekarang itu lebih dari zahiliyah lagi dibandingkan zahiliyah di zaman Rasulullah. Sampai kepada benda-benda apakah itu keris, tombak, tongkat, batu cincin, atau pakaian yang kesemuanya itu memiliki kekuatan tertentu, dan kalau ditanya katanya ada penunggunya mbah anu, buyut anu, wali anu, habib anu, syech anu dsb, yang menurut keyakinanya para penunggu itu dapat menjamin keselamatannya, dan dapat membikin dirinya bertambah sukses, berwibawa, disegani orang lain. Sungguh benar-benar sangat sesat dan menyesatkan. Keyakinan atau keimanannya mau ditukar dengan hal-hal yang sangat menyesatkan. Sungguh alangkah hinanya mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar