CARA
MENYIKAPI PENYAKIT LATAH
Janganlah
memaksakan diri berbuat latah dan meniru-niru kepribadian orang lain. Tetaplah
berpijak pada kondisi dan karakter anda sendiri.
Hiduplah
anda sebagaimana anda diciptakan; jangan mengubah suara, jangan mengganti
intonasinya dan jangan pula merubah cara berjalan anda. Tuntunlah diri anda
dengan wahyu Ilahi, akan tetapi juga jangan melupakan kondisi anda dan membunuh
kemerdekaan diri anda sendiri.
Setiap
orang memiliki corak dan warna tersendiri, maka jadilah anda tetap menjadi diri
anda sendiri, dengan corak dan warna anda sendiri. Karena memang anda
diciptakan Allah seperti itu. Janganlah anda meniru-niru orang lain.
Manusia
dikenal dengan memiliki berbagai macam tabiat dan wataknya. Sama seperti alam tetumbuhan
juga ada yang manis dan asam, ada yang panjang dan pendek. Coba tengok kelangit
kalau di malam hari , lihatlah bintang-bintang dengan berbagai macam cahayanya,
ada yang kuning, biru, semu merah kekuning-kuningan, ada yang cahayanya diam,
ada yang seperti berkedip, ada yang warna cahayanya berputar. Awanpun juga sama
ada yang putih sekali, ada yang putih semu hitam, ada yang gelap hitam, ada
yang merah, kuning, ungu kaya pelangi. Dan manusia seharusnya seperti itu.
Jika anda seperti pisang anda tidak perlu
mengubah menjadi jambu. Karena harga dan keindahan anda akan tampak jika anda
menjadi pisang. Termasuk jika hidung anda mancung ke dalam, janganlah anda
memaksakan diri dengan melakukan operasi merubahnya menjadi mancung keluar.
Allah
telah membuat alis dan bulu mata seperti itu disesuaikan dengan bentuk rupa
anda, maka janganlah rambut alis dicabuti, atau dikerok, lalu membikin alis
buatan pakai pensil. Apabila anda melakukan seperti itu, berarti anda menentang
kodrat Tuhan, anda sama saja sudah tidak percaya kepada-Nya. Anda menganggap
bahwa Ciptaan-Nya itu tidak sempurna, sehingga anda berusaha menyempurnakannya.
.
Termasuk rambut kalau memang kodratnya sudah putih, lalu kenapa dicat menjadi
hitam, atau ada yang memang hitam, lalu dicat dengan warna merah, coklat, hijau
atau putih. Hal ini sama saja dengan menghina Allah, dianggapnya Allah itu buta
warna.
Begitulah,
sesungguhnya perbedaan warna kulit, bahasa dan kemampuan kita masing-masing
merupakan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah Sang Maha Pencipta. Oleh
karena itu dengan apa yang telah diberikan Allah, janganlah kita sekali-kali
mengingkari tanda-tanda kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya.
Allah
berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 60 yang artinya, “ Sungguh, pada
tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing “
Dan
juga firman Allah di dalam QS Al Baqarah ayat 148 yang artinya, “ Dan, bagi
tiap-tiap umat ada kiblatnya ( sendiri ) yang ia menghadap kepadanya. Maka,
berlomba-lombalah kamu ( dalam berbuat ) kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar