Selasa, 17 Desember 2013

CARA MENGATASI PENYAKIT LATAH



CARA MENYIKAPI PENYAKIT LATAH

Janganlah memaksakan diri berbuat latah dan meniru-niru kepribadian orang lain. Tetaplah berpijak pada kondisi dan karakter anda sendiri.

Hiduplah anda sebagaimana anda diciptakan; jangan mengubah suara, jangan mengganti intonasinya dan jangan pula merubah cara berjalan anda. Tuntunlah diri anda dengan wahyu Ilahi, akan tetapi juga jangan melupakan kondisi anda dan membunuh kemerdekaan diri anda sendiri.
Setiap orang memiliki corak dan warna tersendiri, maka jadilah anda tetap menjadi diri anda sendiri, dengan corak dan warna anda sendiri. Karena memang anda diciptakan Allah seperti itu. Janganlah anda meniru-niru orang lain.

Manusia dikenal dengan memiliki berbagai macam tabiat dan wataknya. Sama seperti alam tetumbuhan juga ada yang manis dan asam, ada yang panjang dan pendek. Coba tengok kelangit kalau di malam hari , lihatlah bintang-bintang dengan berbagai macam cahayanya, ada yang kuning, biru, semu merah kekuning-kuningan, ada yang cahayanya diam, ada yang seperti berkedip, ada yang warna cahayanya berputar. Awanpun juga sama ada yang putih sekali, ada yang putih semu hitam, ada yang gelap hitam, ada yang merah, kuning, ungu kaya pelangi. Dan manusia seharusnya seperti itu.

 Jika anda seperti pisang anda tidak perlu mengubah menjadi jambu. Karena harga dan keindahan anda akan tampak jika anda menjadi pisang. Termasuk jika hidung anda mancung ke dalam, janganlah anda memaksakan diri dengan melakukan operasi merubahnya menjadi mancung keluar.
Allah telah membuat alis dan bulu mata seperti itu disesuaikan dengan bentuk rupa anda, maka janganlah rambut alis dicabuti, atau dikerok, lalu membikin alis buatan pakai pensil. Apabila anda melakukan seperti itu, berarti anda menentang kodrat Tuhan, anda sama saja sudah tidak percaya kepada-Nya. Anda menganggap bahwa Ciptaan-Nya itu tidak sempurna, sehingga anda berusaha menyempurnakannya.

. Termasuk rambut kalau memang kodratnya sudah putih, lalu kenapa dicat menjadi hitam, atau ada yang memang hitam, lalu dicat dengan warna merah, coklat, hijau atau putih. Hal ini sama saja dengan menghina Allah, dianggapnya Allah itu buta warna.

Begitulah, sesungguhnya perbedaan warna kulit, bahasa dan kemampuan kita masing-masing merupakan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah Sang Maha Pencipta. Oleh karena itu dengan apa yang telah diberikan Allah, janganlah kita sekali-kali mengingkari tanda-tanda kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya.

Allah berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 60 yang artinya, “ Sungguh, pada tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing “

Dan juga firman Allah di dalam QS Al Baqarah ayat 148 yang artinya, “ Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya ( sendiri ) yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-lombalah kamu ( dalam berbuat ) kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar