Rabu, 18 Desember 2013

BERIMANLAH KEPADA QADA DAN QADAR



BERIMAN KEPADA QODO DAN QODAR ( QADA  DAN  QADAR  )

Bagaimanakah caranya kita mengimani qada dan qadar itu, agar kita dapat meresapi, mengkaji , meyakini, menghayati dan mengamalkan tentang qada dan qadar di dalam kehidupan sehari-hari .?
Qada dan qadar itu srring diucapkan, tidak asing didengar, namun di dalam pelaksanaanya, masih banyak yang belum paham, mengapa terjadi demikian ? Karena masih banyak orang yang mengeluh, resah, gelisah, kata anak jaman sekarang lagi BT lagi galau, dah gak PD lagi. Gak tahu deh bahsa Indonesia itu dirusak oleh bangsanya sendiri. Katanya kalau gak ikut-ikutan maka gak gaul, ketinggalan jaman, kuno, kolot dll ucapan.
Janganlah bersedih karena ditinggalkan pacar, ditimpa penyakit, janganlah gundah karena kematian merasa sudah di ambang pintu, sudah dekat, janganlah putus asa karena sudah tua, gak bisa melakukan apa-apa seperti saat usia muda. Walapun Allah Sang Maha pencipta telah menentukan segala sesuatunya dan taqdir telah bicara, usaha sudak dilakukan sedemikian rupa, tetapi hak untuk menentukan sesuatu itu tetap mutlak milik Allah. Pahala telah tercapai, dosa telah terhapus. Maka berbahagialah orag-orang yang tertimpa musibah yang tetap selalu bersabar dan rela terhadap ketetapan Allah Yang Maha mengambil, Yang Maha memberi, Yang Maha Mengekang lagi Yang maha lapang serta Yang maha Bijaksana.

Allah swt berfirman di dalam QS Al Anbiya ayat 23 yang artinya, “ Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai “.

Maksud dari ayat ini adalah Allah tidak akan ditanya tentang apa yang telah dilakukan terhadap ciptaan-Nya akan tetapi semua ciptaan-Nya lah yang akan ditanya tentang apa yang telah diperbuatnya, sesuai dengan penciptaannya saat ditiupkan masih di dalam rahim ibu. Yaitu Allah akan memberikan 4 hal : umur, jasad, harta dan ilmu. Itulah semua yang akan ditanyakan Allah. Umur kita digunakan untuk apa ? Jasad kita dimanfaatkan untuk apa ? Harta kita dibelanjakan dan dinafkahkan untuk apa dan kepada siapa ? dan Ilmu kita diamalkan untuk apa dan kepada siapa ?

Tanamkan di dalam jiwa kita bahwa kalau Allah berkehendak benar kepada kita, maka pasti tidak akan salah. Sebaliknya kalau Allah berkehendak salah kepada kita, maka pasti tidak akan benar. Tanamkan hal ini kuat-kuat dalam diri kita. Apabila hal ini sudah menghujam di lubuk hati kita , maka setiap bencana pasti akan menjadi karunia,  setiap ujian pasti akan menjadi anugerah dan setiap peristiwa akan menjadi penghargaan dan pahala buat kita semua.
Syaraf kita tidak akan tegang, kegundahan jiwa kita akan reda, kecemasa di dada kita akan sirna apabila kita mengimani qada dan qadar dengan baik dan benar. Perhatikanlah beberapa ayat berikut ini

Allah berfirman di dalam QS Al Hadid ayat 22 yang artinya , “ Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan ( tidak pula ) pada dirimu sendiri, melainkan dia telah tertulis di dalam Kitab ( Lauh Mahfuzh ) sebelum Kami menciptakannya “.

Tinta pena telah mongering, lembaran-lembaran catatan ketentuan telah disimpan dan setiap perkara telah diputuskan dan ditakdirkan serta telah ditetapkan, maka Allah berfirman di dalam QS At Taubah yang artinya, “ Katakanlah; “Sekali-kali tidak akan menimpa kami ,melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami”.

Oleh karena itu setiap masalah baik ujian dan cobaan yang datang kepada kita semua itu sudah menjadi ketetapannya, termasuk jodoh kita, rezki kita, baik buruk yang kita alami itu semuanya memang sudah ketetapan Allah. Tinggal kitanya saja bagaimanakah sikap kita agar setiap apapun yang datang kepada kita itu akan bisa mendatangkan pahala untuk bekal kita kelak di akhirat dan modal dasar kita di dalam menjalani kehidupan di dunia.

Tinta pena telah mongering bersamaan dengan semua hal yang akan kita temui. Maka jangan biarkan diri kita larut dalam kesedihan. Jangan mengira diri kita sanggupmelakukan segala upaya untuk menahan tembok yang akan runtuh, janganlah kita bangkit kesombongannya untuk membendung air yang akan meluap, janganlah kita coba-coba menahan angin agar tidak bertiup, atau memelihara kaca agar tidak pecah.

Sungguh suatu kekeliruan yang sangat besar apabila apa yang terjadi pada kita itu adalah suatu paksaan baik dari dalam diri kita sendiri ataupun pengaruh dari luar diri kita, karena apapun yang telah digariskan pasti akan terjadi. Setiap ketentuan akan berjalan dan semua keputusan akan terlaksana. Kita boleh bebas memilih; boleh percaya atau tidak .


Langkah terbaik untuk kita adalah serahkan semua itu kepada takdir Allah agar kita tidak ditindas oleh bala tentara kebencian, penyesalan dan kebinasaan. Dan Kita harus percaya kepada kebenaran qada sebelum kita dilanda banjir penyesalan. Dengan begitu, jiwa kita akan tetap tenang dalam menjalani segala daya dan upaya serta cara yang memang harus ditempuh. Dan apabila pada kita terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kita, maka itu merupakan bagian dari ketentuan yang memang harus bterjadi. Janganlah kita berandai-andai. Perhatikan sabda nabi saw berikut ini yang artinya, “ Seandainya saja aku melakukan seperti ini, niscaya akan begini dan begini jadinya” Akan tetapi katakanlah, “ Allah telah menakdirkan dan apa yang Dia kehendaki akan Dia lakukan “ ( Al Hadits ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar