BERIMAN
KEPADA QODO DAN QODAR ( QADA DAN QADAR
)
Bagaimanakah
caranya kita mengimani qada dan qadar itu, agar kita dapat meresapi, mengkaji ,
meyakini, menghayati dan mengamalkan tentang qada dan qadar di dalam kehidupan
sehari-hari .?
Qada
dan qadar itu srring diucapkan, tidak asing didengar, namun di dalam
pelaksanaanya, masih banyak yang belum paham, mengapa terjadi demikian ? Karena
masih banyak orang yang mengeluh, resah, gelisah, kata anak jaman sekarang lagi
BT lagi galau, dah gak PD lagi. Gak tahu deh bahsa Indonesia itu dirusak oleh
bangsanya sendiri. Katanya kalau gak ikut-ikutan maka gak gaul, ketinggalan
jaman, kuno, kolot dll ucapan.
Janganlah
bersedih karena ditinggalkan pacar, ditimpa penyakit, janganlah gundah karena
kematian merasa sudah di ambang pintu, sudah dekat, janganlah putus asa karena
sudah tua, gak bisa melakukan apa-apa seperti saat usia muda. Walapun Allah
Sang Maha pencipta telah menentukan segala sesuatunya dan taqdir telah bicara,
usaha sudak dilakukan sedemikian rupa, tetapi hak untuk menentukan sesuatu itu
tetap mutlak milik Allah. Pahala telah tercapai, dosa telah terhapus. Maka
berbahagialah orag-orang yang tertimpa musibah yang tetap selalu bersabar dan rela
terhadap ketetapan Allah Yang Maha mengambil, Yang Maha memberi, Yang Maha
Mengekang lagi Yang maha lapang serta Yang maha Bijaksana.
Allah
swt berfirman di dalam QS Al Anbiya ayat 23 yang artinya, “ Dia tidak ditanya
tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai “.
Maksud
dari ayat ini adalah Allah tidak akan ditanya tentang apa yang telah dilakukan
terhadap ciptaan-Nya akan tetapi semua ciptaan-Nya lah yang akan ditanya
tentang apa yang telah diperbuatnya, sesuai dengan penciptaannya saat ditiupkan
masih di dalam rahim ibu. Yaitu Allah akan memberikan 4 hal : umur, jasad,
harta dan ilmu. Itulah semua yang akan ditanyakan Allah. Umur kita digunakan
untuk apa ? Jasad kita dimanfaatkan untuk apa ? Harta kita dibelanjakan dan
dinafkahkan untuk apa dan kepada siapa ? dan Ilmu kita diamalkan untuk apa dan
kepada siapa ?
Tanamkan
di dalam jiwa kita bahwa kalau Allah berkehendak benar kepada kita, maka pasti
tidak akan salah. Sebaliknya kalau Allah berkehendak salah kepada kita, maka
pasti tidak akan benar. Tanamkan hal ini kuat-kuat dalam diri kita. Apabila hal
ini sudah menghujam di lubuk hati kita , maka setiap bencana pasti akan menjadi
karunia, setiap ujian pasti akan menjadi
anugerah dan setiap peristiwa akan menjadi penghargaan dan pahala buat kita
semua.
Syaraf
kita tidak akan tegang, kegundahan jiwa kita akan reda, kecemasa di dada kita
akan sirna apabila kita mengimani qada dan qadar dengan baik dan benar.
Perhatikanlah beberapa ayat berikut ini
Allah
berfirman di dalam QS Al Hadid ayat 22 yang artinya , “ Tiada suatu bencana
yang menimpa di bumi dan ( tidak pula ) pada dirimu sendiri, melainkan dia
telah tertulis di dalam Kitab ( Lauh Mahfuzh ) sebelum Kami menciptakannya “.
Tinta
pena telah mongering, lembaran-lembaran catatan ketentuan telah disimpan dan
setiap perkara telah diputuskan dan ditakdirkan serta telah ditetapkan, maka
Allah berfirman di dalam QS At Taubah yang artinya, “ Katakanlah; “Sekali-kali
tidak akan menimpa kami ,melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi
kami”.
Oleh
karena itu setiap masalah baik ujian dan cobaan yang datang kepada kita semua
itu sudah menjadi ketetapannya, termasuk jodoh kita, rezki kita, baik buruk
yang kita alami itu semuanya memang sudah ketetapan Allah. Tinggal kitanya saja
bagaimanakah sikap kita agar setiap apapun yang datang kepada kita itu akan
bisa mendatangkan pahala untuk bekal kita kelak di akhirat dan modal dasar kita
di dalam menjalani kehidupan di dunia.
Tinta
pena telah mongering bersamaan dengan semua hal yang akan kita temui. Maka jangan
biarkan diri kita larut dalam kesedihan. Jangan mengira diri kita
sanggupmelakukan segala upaya untuk menahan tembok yang akan runtuh, janganlah
kita bangkit kesombongannya untuk membendung air yang akan meluap, janganlah
kita coba-coba menahan angin agar tidak bertiup, atau memelihara kaca agar
tidak pecah.
Sungguh
suatu kekeliruan yang sangat besar apabila apa yang terjadi pada kita itu
adalah suatu paksaan baik dari dalam diri kita sendiri ataupun pengaruh dari
luar diri kita, karena apapun yang telah digariskan pasti akan terjadi. Setiap
ketentuan akan berjalan dan semua keputusan akan terlaksana. Kita boleh bebas
memilih; boleh percaya atau tidak .
Langkah
terbaik untuk kita adalah serahkan semua itu kepada takdir Allah agar kita
tidak ditindas oleh bala tentara kebencian, penyesalan dan kebinasaan. Dan Kita
harus percaya kepada kebenaran qada sebelum kita dilanda banjir penyesalan.
Dengan begitu, jiwa kita akan tetap tenang dalam menjalani segala daya dan
upaya serta cara yang memang harus ditempuh. Dan apabila pada kita terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan kita, maka itu merupakan bagian dari ketentuan
yang memang harus bterjadi. Janganlah kita berandai-andai. Perhatikan sabda
nabi saw berikut ini yang artinya, “ Seandainya saja aku melakukan seperti ini,
niscaya akan begini dan begini jadinya” Akan tetapi katakanlah, “ Allah telah
menakdirkan dan apa yang Dia kehendaki akan Dia lakukan “ ( Al Hadits ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar