Sabtu, 21 Desember 2013

SIAPAKAH YANG BERANI MEMINJAMI ALLAH HARTA BAGIAN KE II ?



Dan Allah Swt berfirman di dalam QS Al Hadid 57 : 18 yaitu :
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ [٥٧:١٨]

For those who give in Charity, men and women, and loan to Allah a Beautiful Loan, it shall be increased manifold (to their credit), and they shall have (besides) a liberal reward.

Adapun maksud dari ayat QS 57 : 18 adalah Allah berjanji kepada kita dengan sungguh-sungguh ( ada kata sesungguhnya ) yang mau meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, artinya mau menginfakkan sebagian hartanya, yang mau bersedekah atas nama Allah, karena Allah dan hanya untuk Allah, maka Allah akan membalasnya dengan berlipat ganda kepadanya , dan akan mendapatkan pahala yang mulia di sisi Nya.

Dari kedua ayat tersebut sekarang mari kita ambil contoh sederhana. Apakah mungkin akan kita dapatkan kalau mengail ( mancing ) di laut karena ingin mendapatkan ikan kakap, umpannya menggunakan cacing tanah yang kita cari di sekitar rumah kita ?  Apakah mungkin kalau kita hanya berdoa saja tanpa dibarengi dengan usaha, kita mendapatkan apa yang diminta ?  Apakah mungkin hanya dapat kerja ringan lalu mendapatkan penghasilan yang besar? Apakah mungkin kita akan dipilih untuk menjadi seorang pemimpin kalau kita tidak mampu memimpin ? Itu semua contoh kehidupan.  Andaikan ada tetangga di sekitar kita nampaknya kerjanya kaya santai santai saja, akan tetapi dalam hal harta bendanya sungguh sangatlah ganjil, masa iya sih dia hanya seorang pegawai negeri sipil dan hanya sebagai seorang bawahan, akan tetapi di dalam kehidupan sehari-harinya sangatlah mewah. Janganlah kita langsung manghakimi bahwa dia menggunakan jalan serong, istilah sekarang dikenal dengan kata nyupang atau nyegik. Kenapa kita dipusingkan dengan hal-hal yang bukan milik kita sendiri, malah langsung menghakimi orang lain yang tidak tahu permasalahannya. Kalau kita hidup selalu membandingkan antara keadaan kita dengan orang lain , waow sungguh cape dan melelahkan, bahkan kita bisa dibuat gila oleh prilaku kita sendiri. Oleh karena itu agar kita bisa hidup tenang, maka jadilah diri kita sendiri, jangan mengikuti pendapat orang lain. Yang penting kita tidak menyimpang dari jalur aturan main Allah dan rasul-Nya.


Kalau kita ingin mendapatkan duit, maka kita harus mau berkorban mengeluarkan duit, kalau ingin besar maka yang dikeluarkan harus besar. Janganlah mimpi di sang hari bolong kalau sikat kita kikir, ingin mendapatkan harta yang banyak. Janganlah kita hidup bagaikan kuduk merindukan bulan, kalau kita bakhir terhadap orang lain, akan mendapatkan kebaikan yang banyak dari orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar