Senin, 23 Desember 2013

TRIPUSAT SYSTEM DAN KI HAJAR DEWANTARA



Kepada para orangtua yang telah menerima raport, apabila nilai anaknya banyak yang kurang jangan langsung dimarahi dulu, coba tanya pada diri kita dulu sudah sejauh mana kita membimbing dan mengarahkan mereka ? Tidak bisa hanya gak punya baju dan celana lalu segera dibelikan, belum bayar SPP langsung dibayarkan. Bukan itu yang dimaksud bimbingan itu. Yang dimaksud bimbingan adalah perhatian orang tua terhadap anak.

Paling cukup dijawab, ya sudah kalau memang miliknya seperti itu, karena itu hasil perbuatanmu, baik buruknya adalah kamu yang menanggungnya, bodoh untuk dirimu, pinter juga untuk dirimu. Kami sebagai orang tua hanya membantu membiayaayi sekolahmu, kalau sudah gak mampu paling berhenti sekolah, tapi kelak setelah kau dewasa jangan menyalahkan orangtua.

Lingkungan pendidikan itu terbagi menjadi tiga tempat yaitu
1. pendidikan di lingkungan keluarga, ini adalah yang utama dan terutama sebagai modal dasar. Ibarat rumah itu fondasinya. Semakin kuat orang tua membimbing dan mengarahkan anak2nya untuk maju maka semakin kuat pula dorongan anak untuk mengembangkan bakatnya.


2. Pendidikan formal yaitu di sekolah, di tempat ini sang anak bisa menambah berbagai macam ilmu yang tidak diperoleh dari kedua orang tuanya. Anak setelah keluar dari rumah tantangannya banyak baik dari dalam dirinya ( malas, mbolos, tdk mau belajar, ngantuk dsb), dan yang dari luar dirinya ( main ps, jalan2 dgn naik motor kesana kemari, apalagi kalau dgn cewek, wah bisa lupa segala-galanya , nongkrong di tempat2 tertentu, ngobat dsb ), tapi kalau fondasi dari rumah sudah kuat, hal2 buruk tidak akan terjadi, karena dia sudah punya prinsip. Sebaliknya apabila di rumah tidak ada pembinaan, bapanya sibuk cari uang, ibunya sibuk arisan ,majelis taklim, kegiatan dgn ibu2 lainnya akhirnya anak terlantar perhatiannya, waah alamat berantakan itu semua. Di sekolahpun juga prilakunya ugal2an.

3. Pndidikan non formal, adanya di masyarakat. Kalau anak yang sudah ada dasar dari keluarganya, diperkuat dari sekolah, maka dia akan pandai memilih teman yang sekiranya akan mengangkat derajatnya, memperbaiki nama baiknya, menjaga kehormatannya. Namun bagi anak yang kurang perhatian di rumahnya, pasti sekolahpun tidak akan beres, dan bergaul dengan masyarakatpun pasti akan salah pilih. Yang dicari hanya kesenangan, penampilan, yang tujuannya adalah agar mendapat perhatian atau dihargai orang lain. Tapi yang didapat bukan penghargaan, malah pencemaran nama baik dirinya, keluarganya, dan sekolahnya.

Inilah yang dikenal dengan tripusat pendidikan yang dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita Ki Hajar Dewantara alias Raden mas Suwardi Suryaningrat, pendiri Perguruan Nasional Tamansiswa tanggal 3 Juli 1992 di Yogyakarta.

Ketiga lingkungan itu harus bisa berjalan bersama seiring dan sejalan guna mencetak anak-anak bangsa yang memiliki jiwa merdeka lahir batin, berjiwa patriotisme, siap untuk membela ibu pertiwi di bumi pertiwai, negara Indonesia yang sangat dicintai, agar Indonesia tetap berdiri dan lestari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar