Allah swt telah memperingatkan kita semua melalui firmanNya di
dalam Qur’an surat Yunus ayat 44 yang berbunyi , “ Inallaaha laa yadzlimun
naasa syaian walaakin nannaasa anfusahum yadzlimuun “ yang artinya adalah, “
Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikitpun, tetapi manusia itulah
yang menzalimi dirinya sendiri “
Karena yang bicara ini adalah Allah pasti benarnya. Mau bukti ?
Coba lihat pada diri kita sendiri,
bagaimanakah kita terhadap kedua orang tua kita ? Apakah banyak membikin senang
mereka atau sebaliknya ? Apakah kita sudah banyak membalas budi kepada mereka
atau sebaliknya ? Apakah kita sudah banyak membantunya atau sebaliknya ? Apakahkita
selalu menghormatinya atau sebaliknya ? Apakah kita banyak menolong mereka saat
mereka membutuhkan bantuan dan pertolongan atau sebaliknya ? Apabila yang
terjadi adalah sebaliknya berarti kita telah berbuat zalim kepada kedua orang
tua kita. Sekarang pertanyaan lagi mereka itu ciptaan siapa ? Kalu kita jawab
mereka adalah ciptaan Allah ? Berarti kita telah berbuat zalim kepada siapa ?
Sedangkan Allah sudah berfirman bahwa Dia tidak menzalimi manusia sedikitpun.
Lalu kita harus bagaimana ?
Contoh sederhana apabila kita ada yang memperingatkan jangan masuk
ke rumah itu, karena di rumah itu ada bom yang siap meledak, dan yang dikatakan
itu bukan main, main, namun benar adanya. Apakah kita mau tetap masuk ke rumah
itu, atau lebih baik memilih menjauhi rumah itu. Kalu mau memaksa masuk berarti
siap menanggung resiko yaitu mengalami luka atau..... mati.
Lalu sekarang bagaimanakah cara mensyukuri segala nikmat Allah yang
telah kita nikmati itu selama kita hidup. Coba jawab pertanyaan ini saat ini
kita sudah berusia berapa tahun ? Perbuatan apa saja yang sudah kita lakukan
terhadap Allah ? Padahal apapun yang kita lakukan terhadap Allah itu akan
kembali lagi kepada kita bahkan sebagai imbalannya Allah akan melipat gandakan.
Masih saja belum percaya ? Silahkan anda mencobanya sendiri supaya anda lebih
yakin, karena orang bisanya yakin bahwa itu benar, berarti dia sudah melakukan
hal salah. Kita bisa yakin bahwa api itu panas, karena kita sudah merasakan
hawanya, apalagi memegangnya. Kita yakin bahwa es itu dingin, karena belum
menyentuh saja hawanya sudah terasa dingin, apalagi menyentuhnya pasti akan
lebih dingin. Kita yakin bahwa pergi ke pegunungan itu hawanya dingin dan wah
benar-benar sangat dingin, megang air saja kaya megang es. Bisa cerita begitu
karena kita pernah kesana. Kalau belum, susah unuk membayangkannya, dinginnya
seperti apa.
Cara yang baik untuk mensyukuri nikmat Allah itu adalah :
1.
Penuhilah hajat orang yang sedang
kesempitan hingga dia bisa menukan kelapangan ;
2.
Berikanlah jalan kemudahan kepada
orang yang sedang remuk redam, dengan cara menghiburnya atau apapun sehingga
dia bisa bangkit dari keterpurukan dan bisa percaya diri lagi, walau ditinggal
mati oleh orang tuanya masih punya Allah yang akan menjaganya, memeliharanya
dan menyelamatkannya, karena hanya Dia yang mampu melakukan semmua itu, dan
kedua orang tuanya rezkinya dari Dia ;
3.
Bersikaplah sopan terhadap orang
msikin yang membutuhkan pertolongan, yang memerlukan bantuan, jangan menyakiti
hatinya ; dan
4.
Penuhilah telapak tangan orang yang
meminta, apabila tidak bisa memberinya , jangan menyakiti hatinya,janganlah
mengungkit-ungkit apa yang telah diberikan kepadanya, apalagi menceritakannya
kepada orang lain ;
5.
Jagalah orang yang menjaga diri dari
dosa sedang keadaannya miskin. Alaupun miskin dia tidak mau telapak tangannya
menengadah, akan tetapi telungkup. Artinya dia tidak mau hanya asal diberi akan
tetapi inginnya berbuat sesuatu kepada yang memberi sesuai dengan kadar
kesanggupannya ;
6.
Ceritakan nikmat Allah apa saja yang
telah diterima oleh kita hingga kita seperti ini, diniatkan bukan untuk pamer (
riya ) tapi bisa dijadikan pembelajaran oleh orang lain . Dan masih banyak lagi
cara-cara untuk bersyukur kepada Allah . danke
7.
Banyak-banyaklah bersyukur itu
berkali-kalai, lebih bagus lagi kalau bisa terus menerus atau istiqamah.
Allah swt juga telah memperingatkan kita dengan firmanNya di dalam
QS Adh Dhuha 93 ; 9 – 11 yaitu :
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ [٩٣:٩]وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ [٩٣:١٠]وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ [٩٣:١١
Yang artinya sebagai berikut , “ Sebab itu, terhadap anak yatim
janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. Dan
terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar