Senin, 20 Januari 2014

BERMURAH HATILAH TERHADAP SESAMA BAGIAN KE II



Allah paling tidak suka kepada orang yang bersikap berlebihan dalam segala hal. Untuk itu janganlah kita memboroskan harta kita.  Dan Allah memerintahkan agar memberikan sebagian harta kita kepada kaum kerabat dan fakir miskin .

Ingat orang yang sia-sia atau mubadzir maksudnya tidak mengeluarkan yang berguna adalah perusak yang bodoh, tidak punya perhitungan, menyia-nyiakan harta pada keinginan nafsu tertentu. Bagaimana orang-orang yang semacam ini bisa membayar hak yang telah menjadi kewajibannya ? Dan Allah pun telah memerintahkan di dalam Al Qur’an.

Fiman Allah swt di dalam QS Al Isra ayat 26 dan 27 yaitu
وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا [١٧:٢٦]
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا [١٧:٢٧]
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Melalui kedua ayat ini Allah memberitahukan kepada kita bahwa siapapun yang suka melakukan pemborosan berarti telah bekerja sama dengan setan, artinya berteman dengan setan. Allah hanya rido kepada orang-orang yang tunduk, patuh dan taat apa yang Dia minta. Dari harta yang Dia berikan kepada hamba-Nya itu hendaknya sebagian dikeluarkan untuk keluarga dekatnya dan tetangga di sekitarnya yang memang benar-benar membutuhkan dan kepada orang miskin yang memang benar-benar miskin , musafir yaitu orang yang dalam perjalanan dalam rangka menegakkan agama Allah , kaum dhuafa’ dan anak-anak yatim.

Allah swt berfirmn di dalm QS Il Isra 28 – 29  yaitu :

وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُلْ لَهُمْ قَوْلًا مَيْسُورًا [١٧:٢٨]
Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.
وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا [١٧:٢٩]
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.

Melalalui kedua ayat ini Allah memberitahukan kepada kita bahwa apabila kita tidak bisa memberi kepada mereka ( orang yang membutuhkan bantuan, fakir , miskin, ibnu sabil, musafir, dhuafa’ atau anak yatim ) maka bicaralah dengan baik-baik, jangan sampai menyakiti hati mereka, apalagi sampai membentak, menghina, bahkan mengusirnya.

Dan juga jangan terlalu kikir dan bakhil, terlalu pelit maksudnya sebenarnya mampu memberi mereka, namun tidak memberinya dengan menolak menggunakan bahasa yang sangat halus dan sopan makanya disebutkan  “janganlah kamu jadikan taganmu terbelenggu pada lehermu “. Selain dari itu jangan pula kita keluarkan sebagian dari harta tersebut dengan boros , hanya untuk memperturutkan hawa nafsunya sendiri, makanya oleh Allah disebutkan, “ janganlah kamu mengulurkannya “. 

Lalu “ kamu menjadi tercela dan menyesal “ artinya Allah itu Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati kita, yang akhirnya Allah berkata padahal rezki yang kita dapatkan adalah dari-Alah. Maka dari itu Allah minta sebagian harta kita itu bukan untuk Allah akan tetapi untuk mereka itu yang kurang mampu, mereka juga sama adalah hamba Allah . Apabila kita bersiteguh berbuat seperti itu jangan salahkan Allah kalau kita kikir maka akan Allah turuti kemauan kita, yaitu Allah juga akan kikir lagi terhadap kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar