Selasa, 14 Januari 2014

KEMBALILAH KE TUNTUNAN YANG ASLINYA



HATI HATI LAH DI DALAM MENJALANI IBADAH

Dalam bidang kemasyarakatan yang menyangkut kehidupan duniawi bid’ah boleh dilakukan selama tidak bertentangan dengan syari’at agama Islam. Di zaman rasulullah saw orang bepergian dengan menumpang onta atau kuda. Sekarang orang telah membuat kendaraan model baru, sebagai pengganti onta dan kuda yaitu, mobil, kapal terbang dll, bid’ah boleh dilakukan.

Akan tetapi amaliah yang berkaitan dengan ibadah, maka menambah-nambah aturan yang mengada-ada sama sekali tidak diperbolehkan dan tidak dibenarkan. Misalnya menambah bilangan raka’at shalat agar mendapatkan pahala yang banyak, mengganti bacaan surat Al Fatihah dalam shalat dengan bahasa lain agar lebih basa memahami artinya dsb. Semua ini adalah bid’ah yang dilarang agama Islam.

Agama Islam akan rusak apabila para pemeluknya tidak memiliki rasa persatuan dan kesatuan, sudah banyak yang meninggalkan agamanya, mengurangi atau menambahkan sunah Rasulullah saw, merasa setiap golonagn atau kelompok paling benar paling baik.

Sangatlah jelas sekali isyarat Nabi saw tersebut karena jarak antara kenabian dan sekarang sangatlah jauh. Masa tenggag yang lama sekitas 13 abad ini membawa akibat jauhnya  umat manusia dari ajaran yang murni, yang tealah digariskan oleh Rasulullah saw. Belum lagi pengaruh pengaruh-pengaruh luar yang datang bertubi-tubi mengakibatkan umat Islam semakin kabur dari ajaran Nabi.


Agama Islam adalah agama samawi, aga yang semata-mata bersumber dari wahyu ilahi. Agama Islam bukan agama budaya ayng dibuat-buat menurut kemauan nalar dan pemikiran manusia. Oleh karena itu segalanya harus kembali kepada sunnah rasul. Maka sebelum Rasulullah saw wafat, beliau bersabda yang artinya, “ Aku tinggalkan untuk kalian dua perkar ( pusaka ), tidaklah kalian tersesat selama-lamanya , selama kalian masih memegang keduanya, yaitu Kitabullah (  Al Qur’an ) dan sunnah Rasul-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar