HATI HATI LAH DI DALAM
MENJALANI IBADAH
Dalam bidang kemasyarakatan
yang menyangkut kehidupan duniawi bid’ah boleh dilakukan selama tidak bertentangan
dengan syari’at agama Islam. Di zaman rasulullah saw orang bepergian dengan
menumpang onta atau kuda. Sekarang orang telah membuat kendaraan model baru,
sebagai pengganti onta dan kuda yaitu, mobil, kapal terbang dll, bid’ah boleh
dilakukan.
Akan tetapi amaliah yang
berkaitan dengan ibadah, maka menambah-nambah aturan yang mengada-ada sama
sekali tidak diperbolehkan dan tidak dibenarkan. Misalnya menambah bilangan
raka’at shalat agar mendapatkan pahala yang banyak, mengganti bacaan surat Al
Fatihah dalam shalat dengan bahasa lain agar lebih basa memahami artinya dsb.
Semua ini adalah bid’ah yang dilarang agama Islam.
Agama Islam akan rusak
apabila para pemeluknya tidak memiliki rasa persatuan dan kesatuan, sudah
banyak yang meninggalkan agamanya, mengurangi atau menambahkan sunah Rasulullah
saw, merasa setiap golonagn atau kelompok paling benar paling baik.
Sangatlah jelas sekali
isyarat Nabi saw tersebut karena jarak antara kenabian dan sekarang sangatlah
jauh. Masa tenggag yang lama sekitas 13 abad ini membawa akibat jauhnya umat manusia dari ajaran yang murni, yang
tealah digariskan oleh Rasulullah saw. Belum lagi pengaruh pengaruh-pengaruh
luar yang datang bertubi-tubi mengakibatkan umat Islam semakin kabur dari
ajaran Nabi.
Agama Islam adalah agama
samawi, aga yang semata-mata bersumber dari wahyu ilahi. Agama Islam bukan
agama budaya ayng dibuat-buat menurut kemauan nalar dan pemikiran manusia. Oleh
karena itu segalanya harus kembali kepada sunnah rasul. Maka sebelum Rasulullah
saw wafat, beliau bersabda yang artinya, “ Aku tinggalkan untuk kalian dua
perkar ( pusaka ), tidaklah kalian tersesat selama-lamanya , selama kalian
masih memegang keduanya, yaitu Kitabullah (
Al Qur’an ) dan sunnah Rasul-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar