Mari kita perhatikan sabda Rasulullah saw
berikut ini yang artinya, " Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, hendaklah berlaku baik terhadap tetangganya, barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman
kepada Allah dan kari akhir, hendaklah berbicara yang baik atau diam saja. ( HR
Muslim )
Karena sangat pentingnya beriman kepada Allah
dan hari akhir, Rasulullah saw sampai mengulanginya 3x, berarti sangatlah
penting.
Coba kita renungkan sejenak, apakah kita lebih banyak memikirkan tentang duniawi dengan segala kebutuhannya ( yang hanya bisa dinikmati sesaat ), atau urusan akhirat dengan segala kebutuhannya ( yang kekal selamanya ) ?
Kalau ternyata lebih condong kepada urusan
dunia berarti kita masih dinyatakan belum beriman kepada hari akhir. Oleh
karena itu mari sejak saat ini bagaimanakah caranya kita persiapkan yang lebih
baik lagi untuk urusan akhirat kita. Akan tetapi jangan melupakan urusan
dunianya, karena kita hidupnya di dunia.
Yang pertama kita harus baik dengan tetangga,
karena mereka itu adalah saudara kita yang terdekat. Walaupun kita punya banyak
sudara tapi tinggalnya jauh jauh. Suatu ketika kita sakit tidak bisa bangun,
dan perlu penanganan segera karena sudah gawat, apakah akan menghubungi yang
jauh atau minta bantuan tetangga ?.
Atau misalnya akan bepergian jauh, rumah
ditinggalkan, mau titip ke siapa kalau dengan tetangga tidak akur. Apalagi
misalnya meninggal, emangnya mau masuk ke liang lahat sendiri, tanpa bantuan
orang lain ? Jadi berbaiklah rukun dan damai dengan tetangga di sekitar kita
Yang kedua memuliakan tamu. Memuliakan itu
menghormati bukan memuja. Hormati tamu apa adanya, jangan dibeda-beda. Jangan
sampai kalau tamunya pejabat wah segala yang ada dikeluarkan bahkan masih nyari
lagi makanan yang lebih enak. Tapi kalau tamunya orang biasa saja, ya udah yang
disuguhkan seadanya saja.
Allah saja tidak membeda-bedakan kok. Bahkan
Allah dan RasulNya lebih menghormati orang-orang yang fakir miskin, ibnu sabil,
yang berjuang di jalanNya untuk menegakkan agamaNya, dan anak2 yatim serta kaum
dhuafa' ( golongan tidak mampu tapi tidak mau meminta sesuatu dari siapapun ).
Yang ketiga hendaknya kita berbicara yang baik.
Jangan dianggap karena lidah tidak bertulang lalu bicara seenaknya, yang akan
membuat sakit hati orang, atau berbicara yang tidak ada manfaatnya sama sekali,
artinya berbicara yang bukan pada tempatnya.
Contoh sederhana haduuuh perutku sakit ! Kenapa
ini kepalaku pusing ! Hujan lagi hujan lagi kapan berhentinya, acaraku
berantakan hari ini ! Kenapa sih tugas yang ini saja belum selesai, ditambah lagi
tugas yang baru, dasar si brengsek ! Inilah ucapan2 yang spontan, apalagi
langsung di upload di Face book , kira2 gimana ya ? Padahal yang bisa membantu
semua itu hanya Allah. Alangkah lebih baiknya langsung saja ke Allah, kalau FB jelas
gak bisa bantu. Maaf nih yee, aku gak nyindir siapapun.
Daripada bicara seperti yang dicontohkan
alangkah lebih baik lagi kalau memilih diam. Kalau ada yang tidak cocok dengan
aturan agama ucapkan di hati astaghfirullah, walau wajah kita tetap ceria
dengan memberikan senyuman, supaya dia tidak tersinggung. Kan dikiranya kita
cocok dengan ucapannya. Biarin aja kan yang lebih tahu Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar