Apabila kita tinggal di lingkungan yang orangnya baik-baik, saling
memperhatikan dan mencintai, rukun, tenang dan damai , maka akan merasa betah,
hidup penuh dengan keharmonisan.
Sebaliknya apabila kita tinggal di lingkungan yang orang-orangnya
berperangai buruk, gemar mengacau ketentraman tetangganya,berusaha
merugikannya, baik terhadap materinya, kehormatan atau jiwanya dll, maka hal
ini termasuk hal yang akan menyengsarakan. Prilaku seperti ini bukan prilaku
seorang mukmin.
Oleh karena itu Rasulullah saw dalam menjelaskannya sungguh- sungguh
bersumpah tiga kali, bahwa bukan seorang mukmin yang tetangganya tidak akan lari
dari keburukan-keburukan atau hal-ahal yang menyebabkan tetangganya mendapat
bencana yang ditimbulkan akibat perbuatannya.
Rasulullah saw bersabda, “ Wallahu yu’minu wallahu yu’minu wallaahu
yu’minu qiila man yaa rasuulallah ? Qaala alladzii laa ya’manu jaa ruhu bawaa i
qahu “. Yang artinya, “ Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman,
demi Allah tidak beriman. Ditanyakan oleh seseorang: “ Siapakah wahai
rasulullah ? “ Beliau bersabda, “ Orang yang tetangganya tidak aman dari
bencana-bencana “ ( HR Bukhari Muslim )
Adapun yang dikategorikan menyakiti hati tetangga disini adalah segala
prilaku yang dapat mengusik ketentramannya seperti cara mengintai rahasianya,
mengganggu hak miliknya, menyebar luaskan keburukannya dll.
Tentang hubungan adanya dosa besar bagi orang-orang yang menyakiti hati
tetangga ini Rasulullah saw bersabda, “ Laa yad khulul jan nata man laa ya’manu
jaa ruhu biwaa i qahu “ yang artinya, “ Tidak dapat masuk sorga orang yang
tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya”. ( HR Muslim )
Dari Abullah bin Mas’ud, Rasulullah saw pernah ditanya tentang dosa yang
paling besar di sisi Allah swt maka beliau menyebutnya tiga macam ( perkara ),
“ Menyekutukan Allah padahal Dia yang menciptakannya , membunuh anak karena
takut memberi makan kepada dia, dan berzina dengan isteri tetangga “ ( HR
Bukhari Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i )
Dari Abu Hurairah ra ada seorang lelaki datang kepada rasulullah saw
seraya bertanya, “ Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang
apabila aku menepatinya aku akan masuk surga ?” Maka beliau menjawab, “ Jadilah
kamu seorang yang baik “. Lalu dia bertanya lagi, “ Wahai Rasulullah,
bagaimanakah caranya mengetahui bahwa aku menjadi orang yang baik ? “ Beliau
menjawab’ “ Tanyakanlah kepada tetanggamu, jika mereka berkata bahwa kamu itu
seorang yang baik maka sesungguhnya kamu itu baik dan jikalau mereka berkata
bahwa kamu itu jelek, maka sesungguhnya kamu itu jelek “.
Oleh karena itu baik buruknya kita itu bukan kita sendiri yang
menilainya, akan tetapi berdasarkan penilaian orang lain. Tunjukkan prilaku
kita sesuai dengan yang kita tahu, lalu tidak usah bertanya apakah yang aku
lakukan tadi baik menurut kamu ? Tidak usah nanti juga mereka akan bicara
sendiri bahwa si fulan itu orangnya baik, sopan, menyenangkan, simpatik.
Orang yang paling baik itu adalah pada saat di ada di tempat itu
bisa-biasa saja tidak nampak istimewa, namun begitu dia tidak ada mereka pada
menanyakan, mencari, merindukan, karena mereka sangat membutuhkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar