Sabtu, 04 Januari 2014

KESULITAN ADALAH BUAH PERBUATAN MANUSIA ITU SENDIRI



Kenapa dalam hidup manusia banyak menghadapi kesulitan ? Kesulitan itu da 2 macam, kesulitan yang datangnya dari Allah dan kesulitan yang datang diri sendiri. Kesulitan dari Allah adalah kita sudah berbuat sebaik mungkin yang menurut kita benar, akan tetapi kenapa kok hasilnya seperti ini ? Kita sudah berbuat sejujur mungkin kenapa orang-orang di sekitar kita kok pada memusuhi , tidak mau bergaul dengan kita ? Dan yang tahu jawabannya hanya Allah. Yang mungkin menurut kita benar, tapi mungkin menurut Allah salah, atau bisa juga terbalik, apa yang dilakukan menurut kita salah, mungkin juga menurut Allah itu benar. Jadi kembali lagi yang tahu benar dan salahnya seseorang itu hanya Allah. Oleh karena itu janganlah kita menyalahkan kepada siapapun.

Adapun kesulitan yang datang dari kita sendiri. Misalnya tempat X akan mendapat bantuan dari Y sebesar 1 M . Setelah diperiksa proposalnya telah memenuhi syarat., mengocorlah itu dana. Apa yang terjadi ? Yang keterima di tangan Y ternyata bukan 1 M akan tetapi hanya 800juta karena dipotong biaya administrasi dari tempat asal, sampai ke tempat atau pos pos yang di lalui, sehingga yang keterima hanya 800 juta. Lalu kelanjutannya gimana ? Tidak diterima dana itu memang lagi sangat dibutuhkan, terus kalau nolak maka untuk proyek-proyek berikutnya pasti tidak diberi lagi karena dianggapnya mempersulit. Akhirnya seperti makan buah simalakama. Dengan terpaksa diterimanya itu uang untuk di distribusikan sesuai dengan rencana anggaran proyek yang diusulkan. Tapi kan dananya berkurang 200 juta , lalu kelanjutannya apa ? Disinilah pimpinan memegang peranan yang sangat penting, artinya harus membuat laporan palsu untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah diterimanya ? Kenapa harus bikin laporan palsu, kan kalau pertanggung jawaban laporannya harus benar ? Yang bikin pusing itu , pimpinan terpaksa dan memang dipaksa harus berdusta, karena laporannya harus sebesar 1M. Andaikata ada audit bagaimana ? Ya pimpinan itu yang kena, terpaksa dijebloskan ke penjara. Kalau dia mau nekad karena kenapa kejadiannya seperti ini, dia sudah kerja keras tapi tetep disalahkan maka keberaiannya muncul, maka dibongkarlah itu proses perjalanan uang, masa aku saja yang di penjara mereka pun juga harus sama. Setelah diadakan pemeriksaan mereka tetap menang karena yang dilaporkan itu tidak ada tanda bukti ( kwitansi ) nya. Jadi inilah yang dikatakan kesulitan yang dibuat oleh manusia sendiri. Kalau di Indonesia Insya Allah bersih ,orangnya baik-baik, agamanya mendalam, sangat jujur lagi. Ini hanya contoh yang terjadi di negeri Anta Braha yang jauh nun disana.

Selain dari gambaran yang tadi yang membuat kesulitan pada manusia adalah tidak mau mensyukuri atas segala nikmat Allah yang telah diterimanya . Mereka tidak mengerti kadarnya , ditambah lagi mereka tidak memiliki ketaqwaan terhadap Allah. Kemuadian dari apa yeng telah diterimanya banyak digunakan untuk memperturutkan hawa nafsu, atau bertindak yang berlebih lebihan misalnya hasil yang di dapat itu banyak digunakan untuk berbuat masiat, mabuk-mabukan, judi. Bahkan agar dana itu bisa berkembang , maka dijalanilah perbuatan riba, uangnya dipinjamkan kepada orang lain dengan syarat sebulan bunganya ada yang 20 % , 30 % bahkan ada yang sampai 40 % , bukan sampai 10 bulan seperti yang dilakukan di koperasi. Kalau di koperasi umumnya 20 % akan tetapi kelebiahan akan kembali lagi ke kita , dibagikan lagi ke kita melalui Rapat Anggota Tahunan ( RAT ) dan atas kesepakatan bersama.

Allah swt pun mengancam kepada orang-orang yang tindakannya berlebih-lebihan dengan firmanNya di dalam QS Al Mulk ayat 16 -17 yaitu :

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ [٦٧:١٦]

Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,

أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ۖ فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ [٦٧:١٧]


atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar