MEMBINA PERSAUDARAAN KE IV .
Sekarang kita tengok sejenak keadaan
kita sendiri; sudahkah kita melaksanakan anjuran mulia ini ? Sejauh manakah
yang sudah kita rasakan di dalam kehidupan sehari-hari apakah kita lebih banyak
sibuk untuk mempersiapkan bekal di dunia atau di akhirat ? Sudah sejauh manakah
kita bersikap di dalam menghadapi urusan dunia, apakah hanya untuk keperluan
dunia tok, atau akhirat juga dipentingkan ? Sudah sejauh manakah pengaruh iman
dan taqwa kita terhadap perjalanan hidup sehari-hari ?
Dengan membuka kembali
lembaran-lembaran catatan kehidupan masa lalu, kita akan mendapatkan
perbandingan perhitungan antara negatif dan positif yang selanjutnya kita
berkewajiban memperbaiki yang negatif dan mempertahankan serta menumbuh
kembangkan segala kebaikan yang sudah pernah kita kerjakan .
Ingat semuanya, hendaklah kita sadari
bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara, hanya sekejap mata. Mengapa
dikatakan demikian ? Karena satu hari akhirat itu nilainya sama dengan seribu
tahun dunia. Andaikan kita dikasih panjang sampai usia seratus tahun saja,
berarti untuk hari akhirat kita hanya diberi hidup 10 % nya. Dunia ini hanyalah
kehidupan yang sesaat, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang abadi.
Untuk hal itu kalau kita menghendaki
kehidupan yang abadi, maka mulai saat ini hendaknya kita banyak berbuat
kebajikan, tanamkan amal soleh kemanapun kita pergi dan dimanapun kita berada
baik dalah hal urusan duniawi maupun ukhrawi. Jadikan dunia ini hanya sebagai
lahan untuk mencari bekal akhirat. Bagaimanakah caranya agar setiap ucapan yang
keluar dari mulut kita itu bernilai ibadah . Bagaimanakah caranya agar setiap
perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kita
itu bernilai ibadah. Bagaimanakah cara kita agar gerak langkahnya kedua
kaki kita itu bernialai ibadah.
Kita sebagai manusia itu terdiri dari
dua bagian yaitu lahir dan batin. Kalau lahirnya diberi makan , maka batinnya
juga harus diberi makan. Untuk kebutuhan lahir usahakan hasil yang didapat
dalam mencari karunia Allah itu dengan cara yang halal, yang diridoi Allah.
Karena apapun yang dimakan itu akan menjadi sel-sel darah yang akan mengalir ke
seluruh tubuh kita. Apabila yang didapat hasil yang tidak halal, maka sel sel
darah itu akan menjadi racun. Dan kalau menjadi penyakit maka akan sulit
disembuhkan. Semua aliran darah itu akan berkumpul di hati, akhirnya hati yang
tadinya bersih, akan menjadi kotor , hitam legam, dan gelap gulita.
Dan untuk kebutuhan batin, maka
berilah makanan dengan perbuatan kebajikan, membaca Qur’an, melakukan berbagai
macam kegiatan keagamaan yang telah diberikan Allah kepada kita semua. Dan
niatilah semua itu karena Allah dan hanya untuk Allah, dengan mengikuti
tuntunan RasulNya.
Tegasnya kita harus baik dalam mu’asyarah
ma’al khaliq dan mu’asyarah ma’al khalqi. Pengertian ini adalah tidaklah benar
seseorang yang baik ibadahnya ,sementara itu perbuatannya merugikan masyarakat;
dan tidaklah benar seorang yang baik di mata masyarakat tetapi ibadahnya
sembarangan.
Bahkan apabila direnungkan secara
sadar maka kita akan bisa mengambil kesimpulan bahwa seorang yang ibadahnya
baik sudah pasti dia pun baik terhadap masyarakat. Sebab iman dan taqwa yang
benar akan membuahkan penghambaan yang ikhlas kepada Allah. Dari penghambaan
yang ikhlas akan terpancar akhlaq luhur serta perangai terpuji.
Oleh karena marilah kita jaga iman
dan taqwa kita di dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Iman dan taqwa itu
mudah diucapkan akan tetapi sungguh sangatlah sulit untuk meraihnya. Iman dan
taqwa itu milik Allah . Dia akan berikan kepada siapapun yang Dia kehendaki,
dan Dia akan cabut dari siapapun yang Dia kehendaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar