Selasa, 21 Januari 2014

MEMBINA PESAUDARAAN BAGIAN KE IV





MEMBINA PERSAUDARAAN   KE IV .

Sekarang kita tengok sejenak keadaan kita sendiri; sudahkah kita melaksanakan anjuran mulia ini ? Sejauh manakah yang sudah kita rasakan di dalam kehidupan sehari-hari apakah kita lebih banyak sibuk untuk mempersiapkan bekal di dunia atau di akhirat ? Sudah sejauh manakah kita bersikap di dalam menghadapi urusan dunia, apakah hanya untuk keperluan dunia tok, atau akhirat juga dipentingkan ? Sudah sejauh manakah pengaruh iman dan taqwa kita terhadap perjalanan hidup sehari-hari ?

Dengan membuka kembali lembaran-lembaran catatan kehidupan masa lalu, kita akan mendapatkan perbandingan perhitungan antara negatif dan positif yang selanjutnya kita berkewajiban memperbaiki yang negatif dan mempertahankan serta menumbuh kembangkan segala kebaikan yang sudah pernah kita kerjakan .

Ingat semuanya, hendaklah kita sadari bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara, hanya sekejap mata. Mengapa dikatakan demikian ? Karena satu hari akhirat itu nilainya sama dengan seribu tahun dunia. Andaikan kita dikasih panjang sampai usia seratus tahun saja, berarti untuk hari akhirat kita hanya diberi hidup 10 % nya. Dunia ini hanyalah kehidupan yang sesaat, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang abadi.

Untuk hal itu kalau kita menghendaki kehidupan yang abadi, maka mulai saat ini hendaknya kita banyak berbuat kebajikan, tanamkan amal soleh kemanapun kita pergi dan dimanapun kita berada baik dalah hal urusan duniawi maupun ukhrawi. Jadikan dunia ini hanya sebagai lahan untuk mencari bekal akhirat. Bagaimanakah caranya agar setiap ucapan yang keluar dari mulut kita itu bernilai ibadah . Bagaimanakah caranya agar setiap perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kita  itu bernilai ibadah. Bagaimanakah cara kita agar gerak langkahnya kedua kaki kita itu bernialai ibadah.

Kita sebagai manusia itu terdiri dari dua bagian yaitu lahir dan batin. Kalau lahirnya diberi makan , maka batinnya juga harus diberi makan. Untuk kebutuhan lahir usahakan hasil yang didapat dalam mencari karunia Allah itu dengan cara yang halal, yang diridoi Allah. Karena apapun yang dimakan itu akan menjadi sel-sel darah yang akan mengalir ke seluruh tubuh kita. Apabila yang didapat hasil yang tidak halal, maka sel sel darah itu akan menjadi racun. Dan kalau menjadi penyakit maka akan sulit disembuhkan. Semua aliran darah itu akan berkumpul di hati, akhirnya hati yang tadinya bersih, akan menjadi kotor , hitam legam, dan gelap gulita.

Dan untuk kebutuhan batin, maka berilah makanan dengan perbuatan kebajikan, membaca Qur’an, melakukan berbagai macam kegiatan keagamaan yang telah diberikan Allah kepada kita semua. Dan niatilah semua itu karena Allah dan hanya untuk Allah, dengan mengikuti tuntunan RasulNya.

Tegasnya kita harus baik dalam mu’asyarah ma’al khaliq dan mu’asyarah ma’al khalqi. Pengertian ini adalah tidaklah benar seseorang yang baik ibadahnya ,sementara itu perbuatannya merugikan masyarakat; dan tidaklah benar seorang yang baik di mata masyarakat tetapi ibadahnya sembarangan.

Bahkan apabila direnungkan secara sadar maka kita akan bisa mengambil kesimpulan bahwa seorang yang ibadahnya baik sudah pasti dia pun baik terhadap masyarakat. Sebab iman dan taqwa yang benar akan membuahkan penghambaan yang ikhlas kepada Allah. Dari penghambaan yang ikhlas akan terpancar akhlaq luhur serta perangai terpuji.

Oleh karena marilah kita jaga iman dan taqwa kita di dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Iman dan taqwa itu mudah diucapkan akan tetapi sungguh sangatlah sulit untuk meraihnya. Iman dan taqwa itu milik Allah . Dia akan berikan kepada siapapun yang Dia kehendaki, dan Dia akan cabut dari siapapun yang Dia kehendaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar