PENDIDIKAN
ANAK BAGIAN KE II
Pendidikan
harus diarahkan kepada agama yang suci, akhlak yang tinggi, serta kepribadian dan
keluasan ilmu pengetahuan, disamping kesehatan jasmaninya dan rohaninya, atas
dasar memberikan keteladanan, menumbuhkan kepercayaan dan kebebasan.
Janganlah
sampai pendidikan anak sejak kecil sudah muli ditakut-takuti, jiwanya ditekan
dan dibelenggu. Sebab kita tahu bahwa anak adalah laksana lilin halus yang
dapat menerima coretan, atau kamera yang dapt menangkap seluruh gambar di
depannya.
Pengalaman
anak di keluarganya, di sekolahnya, dan di lingkungan masyarakatnya akan tetap
melekat dalam jiwanya, sehingga semuanya itu akan melekat dalam jiwanya dan
menjadi watak serta kepribadiannya yang tidak mudah terhapuskan.
Terutama
pada saat anak menginjak masa pubertas, maka tugas orang tua harus berhati-hati
karena sesuatu tindakan yang terlanjur salah, maka akan membekas dan
mempengaruhi kejiwaannya.
Itulah tugas
kedua orang tua di rimah , termasuk juga tugas bapak dan ibu guru di sekolah
yang tidak kurang beratnya, dimana mereka dituntut untuk mengenal sedikit dari
faktor-faktor psycologis serta watak-watak yang dibawa oleh keluarganya
masing-masing.
Selain kedua
orang tua dan guru ( artinya di rumah dan di sekolah ), maka pendidikan anak
juga tanggung jawabnya terpikul di pundak masyarakat dan lingkungannya. Sebab
anak itu adalah anggotanya yang bentuk masyarakat yang menentukan di mana dia
hidup.
Kehidupan
generasi muda merupakan cermin kehidupan rumah tangga kedua orang tuanya,
sekolahnya dan masyarakatnya ( trilogo pendidikan yang diajarkan oleh sesepuh
Tamansiswa Ki hajar Dewantara ) yang berfungsi sebagai penanggung jawan
pendidikannya. Ketiga fakter ini adalah penentu dalam menciptakan bangsa yang
dicita-citakan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar