Rabu, 15 Januari 2014

ZAKAT INFAQ SADAQAH SEBAGAI PEMBERSIH HARTA BENDA





ADA APAKAH DIBALIK ZAKAT INFAQ DAN SADAQAH

Sebagaimana telah diterangkan sebelumnya bahwa Allah memberikan rezki kepada kita itu ada sebagian rezki yang bukan hak kita, akan tetapi hak fakir, miskin, anak yatim, ibnu sabil, dhuafa’ yang dititipkan Allah ke kita yaitu 2,5 % dari apa yang kita dapat. Apabila tidak dikeluarkan maka segala amal kebajikan kita baik yang nampak maupun yang tidak nampak, baik yang besar maupun yang kecil, tidak akan diterima Allah. Artinya untuk sampai ke Allah itu masih ada hisab.

Barangsiapa yang mengabaikan kewajiban zakat infaq dan sadaqah ,sedangkan dia mampu mengeluarkannya berarti dia telah mengabaikan kewajiban  Allah, maka dia telah melakukan dosa besar. Untuk hal ini maka di akhirat kelak akan diancam dengan siksa yang amat pedih, dan bisa juga apa yang telah didapat itu rezkinya tidak akan membawa barakah kepada dirinya dan keluarganya. Mengapa demikian ? 

Karena dia telah mencampur adukkan antara rezki yang halal dengan yang haran ( bukan hak dia yaitu hak fakir,miskin, anak yatim, ibnu sabil dan dhuafa’ ), akhirnya rezki yang bersihnya terbawa kotor. Ada peribahasa karena nila sedikit rusaklah susu sebelanga. Ibarat ada air bening seember, lalu dimasukki setetas tinta hitam, maka akan beraubahlah warna air itu.

Allah swt berfirman di dalam QS Ali Imran ayat 180 yaitu :

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ [٣:١٨٠]

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Melalui ayat ini Allah menjelaskan tentang harta yang kita miliki yaitu, “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka.” 

Maksudnya orang yang bakhil itu adalah orang berperangai sangat buruk. Orang bakhil itu banyak berbuat zallim terhadap sesamanya. Karena hasil yang didapat itu dari perbuatan zalim maka jadi haramlah apa yang didapat. Apakah benar begitu ? Karena ada hak orang lain yang dimakan olehnya .

Lalu, “ Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat “ artinya segala apa yang telah dikumpulkan semuanya akan ditanyakan, dari mana kau dapat harta sebanyak itu, apakah dengan jalan halal ( sesuai dengan aturan main Allah dan rasulNYa ) atau haram ( yang dilarang oleh Allah ). 

Apabila tidak sesuai dengan aturan main Allah dan RasulNya, maka apa yang telah dimilikinya itu akan menjeratnya, menyiksanya, membuat sesak nafasnya, membuat semakin sempit ruang geraknya .

Lalu, “. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi.” Artinya semua yang ada di alam dunia ini baik yang ada di langit seiisinya dan di bumi seiisinya , maupun yang ada di antara langit dan bumi seiisinya adalah milik Allah. Untuk itu hati-hatilah setiap hawa yang diisap maupun yang dikeluarkan oleh kita melalui hidung kita akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah .

Sesuap makanan yang masuk ke mulut kita, seteguk air yang masuk ke mulut kita, seucap kata yang keluar dari mulut kita, selangkah kaki yang dilakukan kita, geraknya kedua tangan kita , setiap kata yang masuk di telinga kita, semuanya akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah. Dialah Pemilik langit dan bumi.

Lalu, “. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi.” Artinya karena apa yang ada di langit dan di bumi itu milik Allah, berarti itu adalah harta Allah yang dititipkan kepada kita sebagai hak ahli warisnya untuk diterimanya, dijaganya, dan ditumbuh kembangkan sebagai tambahan lahan amal ibadah yang kita kerjakan, bukan sebaliknya membuat Allah murka kepada kita dan akan melaknat kita dengan harta tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar