ORANG ARIF DAN BIJAKSANA
Anak : Bapa, kalau aku
lagi kumpul bersama bapa ibu guru, sok sering kalau hidup ingin dihargai oleh
orang lain, maka harus arif dan bijaksana . Nah arif itu seperti apa sih bapa ?
Bapa :Kalau orang arif itu orang yang tidak
pernah membanggakan amal ibadahnya. Akan tetapi amal ibadahnya itu dia jadikan
sebagai suatu kewajiban seorang hamba terhadap Kaliqnya ( Allah ). Selain itu
Dia selalu ada rasa khawatir kalau-kalau ibadahnya itu tidak diterima oleh
Allah.
Anak : Tapi , banyak lo pa, kaya mubaligh tuh
kalau yang datangnya bnyak saat dia ceramah, terus kayanya dia merasa senang,
berarti ceramahnya dia itu diakui oleh orang banyak, atau bangga karena punya
banyak santri, gimna itu pa ?
Bapa : Jangan suudzan jelek pada orang, mudah2an hatinya tidak seperti itu. Tapi kalau memang kenyataannya seperti itu berarti dia bukan orang arif, karena dia telah menunjukkan kesombongannya.
Bapa : Jangan suudzan jelek pada orang, mudah2an hatinya tidak seperti itu. Tapi kalau memang kenyataannya seperti itu berarti dia bukan orang arif, karena dia telah menunjukkan kesombongannya.
Anak : Apakah adalagi tanda-tanda orang arif
selain dari yang dua tadi ?
Bapa : Ada , dia selalu mengharapkan ridonya Allah, bukan rezki yang dia minta, Bukan berarti dia tidak butuh rezki, sama dengan kita dia juga harus makan dan minum kok. Dia tidak minta imbalan apapun dari orang, yang dia harapkan hanya dari Allah.
Bapa : Ada , dia selalu mengharapkan ridonya Allah, bukan rezki yang dia minta, Bukan berarti dia tidak butuh rezki, sama dengan kita dia juga harus makan dan minum kok. Dia tidak minta imbalan apapun dari orang, yang dia harapkan hanya dari Allah.
Anak ; Oke pa aku ngarti masih ada ?
Bapa : Dia bisa menempatkan dirinya sebagai seorang hamba terhadap yang yang menciptakanNya, jadi tahu diri, Kata basa jawa sih ngerteni, atawa tepo seliro
Bapa : Dia bisa menempatkan dirinya sebagai seorang hamba terhadap yang yang menciptakanNya, jadi tahu diri, Kata basa jawa sih ngerteni, atawa tepo seliro
Anak : Berarti dia memahami siapa dirinya dan siapa Allah .
Bapa : Betuul. Terus dia berusaha menyatukan dirinya, maksudnya jiwanya lahir dan batin kepada Allah. Lahirnya dia hanya mau memakan makanan yang didapat dengan cara halal, sedangkan batinnya diisi dengan kalimat-kalimat Allah.
Bapa : Betuul. Terus dia berusaha menyatukan dirinya, maksudnya jiwanya lahir dan batin kepada Allah. Lahirnya dia hanya mau memakan makanan yang didapat dengan cara halal, sedangkan batinnya diisi dengan kalimat-kalimat Allah.
Anak : Tapi pa hidup di dunia ini penuh dengan
masalah, banyak persoalan, ujian dan cobaan selalu datang
bertubi-tubi.
Bapa : Itu memang
benar. Tapi bagi orang arif semua itu dihadapinya dengan tenang dan tetap
waspada. Dan hanya dengan ketenangan itulah segala masalah bisa diselesaikan
dengan mudah.
Anak : Sekarang kalau orang yang bijaksana itu seperti apa ,bapa ?
Bapa : Dia selalu berpegang teguh pada kekuasaan Allah, Apapun yang datang kepadanya berarti sudah yang terbaik dari Allah. Dia gak pernah iri terhadap apa yang didapat orang lain. Dia selalu bekerja keras, dan tidak lupa dibarengi dengan doa. Termasuk juga berserah diri kepada Allah sambil menanti ketetapanNya dengan sabar.
Bapa : Dia selalu berpegang teguh pada kekuasaan Allah, Apapun yang datang kepadanya berarti sudah yang terbaik dari Allah. Dia gak pernah iri terhadap apa yang didapat orang lain. Dia selalu bekerja keras, dan tidak lupa dibarengi dengan doa. Termasuk juga berserah diri kepada Allah sambil menanti ketetapanNya dengan sabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar