Kamis, 13 Maret 2014

BUDI PEKERTI YANG LUHUR SUDAK BERANTAKAN

Sebagaimana yang pernah kami ungkapkan kepada pemirsa, para sahabat bahwa harkat martabat suatu bangsa terletak pada Budi Pekertinya.

Yang dimaksud dengan budi pekerti yang luhur sudah berantakan yaitu tata titi, sopan santun, tata tertib, unggah ungguh, bagaimana harus bersikap terhadap orang yang lebih tua dan bagaimana bersikap kepada yang lebih muda, sudah hilang lenyap tanpa bekas. 

Mengapa ? Karena semua itu aturan kuno, ortodok, ketinggalan zaman. Sebab kalau tidak bisa mengikuti perkembangan zaman maka akan ketinggalan zaman. Itu kata mereka lho. 

Zaman sekarang sudah jarang kalau anak sudah mulai remaja berjalan bersama orang tuanya, bahkan kalau diajak bersama itu kagak mau. Kalau ditanya kenapa kamu begitu. Jawabnya apa coba, “ Ya jelas gak mau jalan ama bokap dan nyokap, ntar kalau ketahuan sama temen-temen gue gimana coba , gua kan dianggepnya masih kolokan. Tuh lihat pengemis di perempatan jalan aja sudah bawa HP, malu gue kalo lebih rendah dari pengemis itu, dasar leseh lu ! “ Waduuuh ucapan ini kalau kedengeran kedua orang tuanya apa gak sakit hati ucapan anaknya yang seperti itu !

Karena anak anak remaja masa kini lebih menggemari sifatnya yang menyenangkan maka alangkah baiknya agar tontonan yang di Tevisi itu diimbangi dengan tuntunan, apakan dalam bentuk cerita drama dan sebagainya.

Jangankan di kalangan remaja, di kalangan orangtua pun sama kalau ada pengajian, ada ceramah pada bubar, pada gak mau denger, pada pura-pura  gak tahu. Tapi pas malem Jum'at sibuk kalau gak punya ongkos sampai utang2 hanya sekadar zirah kubur ke makam kramat para wali.

Yang namanya kuburan itu gak bisa bantu apa2, walaupun sang imam menyampaikan bahwa ini kan hanya sababiah, hanya perantara, nanti Allah yang mengabulkan. Waduuuh apakah hal itu dibenarkan oleh agama.?

Kecuali kalau kita datang ke makam salah seorang wali misalnya Sunan Gunung Jati. Di tempat itu ada pesan beliau. Ingsun titip tajug fakir miskin bocah yatim. Allahpun akan memberikan kehidupan kepadanya. Rezki yang kita dapat itu tidak semuanya milik kita ada 2,5% milik fakir miskin dan anak yatim, maka berikanlah kepada mereka.

Zaman sekarang adalah zaman kebingungan, yang bener aja sudah dibuat bingung agar yang salah nampaknya bener, milih pemimpin juga bingung, mau dipilih yang mana, yang medol apa, karakternya bagaimana, salah pilih fatal akibatnya.

Mengapa sekarang di sekolah sekolah mulai digalakkan lagi dengan adanya pendidikan karakter ? Apakah pendidikan selama ini belum berkarakter ? Lalu mau nyalahkan siapa, nyalahkan sekolah ? Nyalahkan pemerintah ? Atau menyalahkan kedua orang tua ? Pasti jawabannya akan saling menyalahkan.

Oleh karena itu marilah kepada fihak kalangan pendidik dan kependidikan, masyarakat dan orang tua berjalan seiiring dan sejalan, jangan saling mendahalui untuk menghantarkan anak-anak bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas dalam menghadapi dan menyikapi hidup dan kehidupan negara ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar