Menurut Abdullah bin Mas’ud ra bahwa kita akan mengalami
kerugian akibat kenikmatan, sering terkena fitnah akibat pujian dan tertipu
akibat aib kita ditutupi oleh Allah.
Maksud dari “mengalami kerugian akibat kenikmatan” adalah karena telah
mendapatkan berbagai macam kenikmatan, mendapatkan kemudahan, perlindungan dan
keselamatan akhirnya banyak diantara kita menjadi lupa diri siapakah yang
mengatur dan memberikan semua itu. Yang seharusnya kita semua bersyukur kepada
Allah, bahkan yang terjadi malahan sebaliknya menjadi kufur nikmat.
Kemudian yang dimaksud dengan “fitnah akibat
pujian adalah kebanyakan di antara kita kalau sudah dipuji atau dianjung orang
lain hati terasa terbang di awang-awang, merasa berbunga-bunga sampai saking
asyiknya mendapatkan pujian ,sanjungan dan rayuan, lalu menjadi mabuk dan
menjadi lupa diri. Disinilah mulai fitnah datang kepada kita karena kita sudah
terbuai oleh pujian, sanjungan dan rayuan.
Kemudian yang dimaksud dengan “ tertipu akibat aib kita tertutupi oleh
Allah “ adalah harus kita akui dan sadari bahwa semua yang namanya manusia itu
tidak akan luput dari sifat lalai , lupa , kesalahan dan dosa. Kalau dengan
sesama kita tidak ada masalah, bahkan kita benar-benar kita dihargai,
dihormati, disegani oleh teman-teman yang lain, namun dalam pandangan Allah
sungguh telah banyak kelalaian yang telah kita lakukan, telah banyak kesalahan
yang telah kita kerjakan, telah banyak dosa dosa yang telah kita perbuat, namun
dengan sifat Kasing SayangNya, dengan Kekuasaan dan Kebijaksanaan Allah,
semuanya itu tertutupi.
Karena semuanya selalu tertutupi, terlindungi, bagi
yang kurang rasa sadar dirinya bahkan diteruskan perbuatan buruk itu, suatu
perbuatan aib yang akan mencelakakan dirinya itu ditumbuh kembangkan, Inilah
yang dimaksud dengan kerugian akibat kenikmatan.
Seharusnya semakin banyak
kekasalahan, kekeliruan, dosa-dosa dilakukan harus semakin takut kepada Allah,
bukan semakin berani berbuat. Di dunia Allah masih membiarkannya, ditunggu
dengan Maha Sabarnya kapan akan berobah sikapnya. Tapi setelah di akhirat Allah
sikapnya lain lagi. Tegas artinya tidak bisa ditawar-tawar, tidak bisa ditebus
dengan apapun, walau sanak familinya menolong dengan membantu doa, kalau Dia
tidak mengabulkan ,maka tetap tidak ada penolong atau pelindung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar