APAKAH ARTI KELUARGA ?
Keluarga merupakan pertalian hubungan
antara suami, istri anak, cucu dst yang terikat oleh suatu hukum agama yang
disebut pernikahan. Keluarga menurut ajaran Islam merupakan kekuatan
fundamental dari masyarakat dan negara, maksudnya membentuk sel-sel tubuh
masyarakat dan negara.
Apabila keluarga baik maka niscaya
masyarakat dan negarapun akan menjadi baik. Sebaliknya bila keluarga buruk, misalnya bergelimang dengan
kemaksiatan dan kemunkaran, maka masyarakat dan negarapun akan menjadi buruk
dan rusak pula.
Untuk itu perlulah kiranya dibangun
dengan cara berumah tangga yaitu melalui pernikahan. Artinya menjalin hubungan
secara syah baik melalui hukum agama dan juga hukum pemerintah.
Membangun rumah tangga itu amat mudah,
yang penting syarat-syarat sahnya pernikahan terpenuhi, maka bisa dilangsungkan
pernikahan. Namun yang amat sulit adalah membina rumah tangga, agar pernikahan
itu cukup sekali saja, sampai aki-aki dan nini.
Oleh karenanya sebelum memasuki jenjang
pernikahan, maka masing-masing perlu pembinaan fisik dan mentalnya,. Fisiknya
dengan menjaga kesehatan, dan berpilaku sopan santun, memilki budi pekerti yang
luhur. Dan pembinaan mentalnya adalah melalui pendidikan agama.
Karena ujian dan cobaan yang berat itu
saat menghadapi hehidupan, tidak cukup hanya dengan ucapan cintaku, sayangku,
buah hatiku saja. Namun ekonomi akan menjadi modal dasar terciptanya keluarga yang
harmonis.
Banyak hancurnya rumah tangga itu
gara-gara faktor ekonomi yang berantakan sehingga dalam kehidupannya penuh
dengan kesengsaraan, dan penderitaan, kemiskinan. Tidak adanya lapangan kerja.
Kalaupun ada hanya sekadar untuk bisa menghidupi dirinya sendiri. Namun ada
juga karena diberi harta berlebih, sering melakukan kawin-cerai, kawin – cerai,
kaya orang beli makanan, nikah itu kayanya dibuat mainan, bukan untuk rumah
tangga beneran.
Keharmonisan rumah tangga akan terbentuk
bila keduanya (suami-isteri) saling percaya, saling mencintai, saling
menghormati, saling memberi, saling mengingatkan, saling membantu, berat sama
dipikul dan ringan sama dijinjing. Setiap ada permasalahan bisa dipecahkan
bersama bagaimana baiknya, dan langkah apa yang harus dilakukan. Sehingga
masalah yang tadinya berat menjadi ringan.
Apabila dalam rumah tangga sudah
berjalan dengan kehidupannya masing-masing, rumah hanya sekadar tempat menginap
untuk istirahat saja, jarang sekali berkomunikasi, keuangan dikelola
masing-masing, maka jangan harap rumah tangga itu akan langgeng. Bahkan yang
ada hanya saling tuduh, saling menyalahkan, dan sering terjadi perang mulut,
adu argumentasi, masing-masing merasa benar sendiri.
Yang akan jadi korban siapa ? Tidak lain
adalah anak-anak. Sebaiknya bila ada benturan, atau masalah kesulitan di dlam
rumah tangga, usahakan anak jangan tahu, kesulitan yang dihadapi orang tuanya,
karena akan mempengaruhi perkembangan pribadinya.
Anak-anak juga merupakan amanah yang
Allah titipkan sebagai tambahan lahan amal ibadah bagi kedua orang tuanya.
Ajaklah mereka sering berkonukasi tentang kehidupan, sesuai dengan batas
usianya, supaya mereka mengerti dan memahami bahwa bila menginginkan sesuatu
itu harus melalui proses, tidak sekarang minta, dan sekarang langsung harus
ada. Terutama kepada mereka yang sudah melaui meningkat remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar