Jumat, 19 Desember 2014

KEUTAMAAN KELEUARGA



APAKAH ARTI KELUARGA ?

Keluarga merupakan pertalian hubungan antara suami, istri anak, cucu dst yang terikat oleh suatu hukum agama yang disebut pernikahan. Keluarga menurut ajaran Islam merupakan kekuatan fundamental dari masyarakat dan negara, maksudnya membentuk sel-sel tubuh masyarakat dan negara.

Apabila keluarga baik maka niscaya masyarakat dan negarapun akan menjadi baik. Sebaliknya bila  keluarga buruk, misalnya bergelimang dengan kemaksiatan dan kemunkaran, maka masyarakat dan negarapun akan menjadi buruk dan rusak pula.

Untuk itu perlulah kiranya dibangun dengan cara berumah tangga yaitu melalui pernikahan. Artinya menjalin hubungan secara syah baik melalui hukum agama dan juga hukum pemerintah.

Membangun rumah tangga itu amat mudah, yang penting syarat-syarat sahnya pernikahan terpenuhi, maka bisa dilangsungkan pernikahan. Namun yang amat sulit adalah membina rumah tangga, agar pernikahan itu cukup sekali saja, sampai aki-aki dan nini.

Oleh karenanya sebelum memasuki jenjang pernikahan, maka masing-masing perlu pembinaan fisik dan mentalnya,. Fisiknya dengan menjaga kesehatan, dan berpilaku sopan santun, memilki budi pekerti yang luhur. Dan pembinaan mentalnya adalah melalui pendidikan agama.

Karena ujian dan cobaan yang berat itu saat menghadapi hehidupan, tidak cukup hanya dengan ucapan cintaku, sayangku, buah hatiku saja. Namun ekonomi akan menjadi modal dasar terciptanya keluarga yang harmonis.

Banyak hancurnya rumah tangga itu gara-gara faktor ekonomi yang berantakan sehingga dalam kehidupannya penuh dengan kesengsaraan, dan penderitaan, kemiskinan. Tidak adanya lapangan kerja. Kalaupun ada hanya sekadar untuk bisa menghidupi dirinya sendiri. Namun ada juga karena diberi harta berlebih, sering melakukan kawin-cerai, kawin – cerai, kaya orang beli makanan, nikah itu kayanya dibuat mainan, bukan untuk rumah tangga beneran.

Keharmonisan rumah tangga akan terbentuk bila keduanya (suami-isteri) saling percaya, saling mencintai, saling menghormati, saling memberi, saling mengingatkan, saling membantu, berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing. Setiap ada permasalahan bisa dipecahkan bersama bagaimana baiknya, dan langkah apa yang harus dilakukan. Sehingga masalah yang tadinya berat menjadi ringan.

Apabila dalam rumah tangga sudah berjalan dengan kehidupannya masing-masing, rumah hanya sekadar tempat menginap untuk istirahat saja, jarang sekali berkomunikasi, keuangan dikelola masing-masing, maka jangan harap rumah tangga itu akan langgeng. Bahkan yang ada hanya saling tuduh, saling menyalahkan, dan sering terjadi perang mulut, adu argumentasi, masing-masing merasa benar sendiri.

Yang akan jadi korban siapa ? Tidak lain adalah anak-anak. Sebaiknya bila ada benturan, atau masalah kesulitan di dlam rumah tangga, usahakan anak jangan tahu, kesulitan yang dihadapi orang tuanya, karena akan mempengaruhi perkembangan pribadinya.

Anak-anak juga merupakan amanah yang Allah titipkan sebagai tambahan lahan amal ibadah bagi kedua orang tuanya. Ajaklah mereka sering berkonukasi tentang kehidupan, sesuai dengan batas usianya, supaya mereka mengerti dan memahami bahwa bila menginginkan sesuatu itu harus melalui proses, tidak sekarang minta, dan sekarang langsung harus ada. Terutama kepada mereka yang sudah melaui meningkat remaja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar