Jumat, 12 Desember 2014

SURAT AL BAQARAH AYAT 256



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 256 yang artinya berbunyi sebagai berikut :

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam) ; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”

Melalui ayat ini Allah swt memberitahukan kepada kita semua walaupun Dia telah memberitahukan bahwa agama Islam adalah agama yang diridoiNya QS 3 : 19 dan dijelaskan bahwa agama Islam adalah agama yang paling sempurna QS 5 : 3, hal ini terserah kepada manusianya saja, apakah akan memasuki/memilih agama Islam atau tidak.

Kewajiban kita yang mengetahui akan hal ini  hanya memberitahukan kepada orang lain dengan cara-cara yang baik, dengan penuh kebijaksanaan, dan dengan nasihat-nasihat yang wajar, bukan dengan marah-marah atau membentak. Sehingga setelah mereka berfikir sendiri lalu mengambil keputusan dan memasuki agama Islam secara sadar diri tanpa ada paksaan dari siapapun dan dari manapun. Sungguh tidak dibenarkan adanya paksaan untuk menganut agama Islam.

Bila sudah disampaikan dengan cara yang baik, bijaksana kepada mereka, lalu mereka tetap tidak mau beriman, maka kewajiban kita sudah cukup sampai disitu, selanjutnya adalah urusan Allah. Janganlah kita memaksa mereka, apalagi dengan cara-cara yang tidak wajar, misalnya dengan memberikan makanan, mencukupi segala kebutuhannya atau menjanjikan pekerjaan yang memuaskan. Hal ini dilarang oleh Allah.

Allah berfirman di dalam QS An Nahl ayat 125 yang artinya berbunyi sebagai berikut :

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah (yaitu dengan kata-kata yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil), dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”

Dengan datangnya agama Islam, jalan yang benar sudah nampak dengan jelas, dan juga jalan mana yang akan menyesatkan. Maka kita tidak dibenarkan memaksa orang lain untuk beriman, karena iman itu merupakan keyakinan dalam hati nurani. Tidak bisa memaksa seseorang untuk meyakini sesuatu, bila dia tidak bersedia. Sebagaimana dijelaskan Allah di dalam QS Yunus ayat 99 yang artinya, “Apakah engkau ingin memaksa mereka hingga mereka itu menjadi orang-orang yang beriman ?”

Ayat-ayat Al Qur’an sudah menjelaskan tentang siapakah Nabi Muhammad saw itu ? Setelah ayat-ayat itu sampai kepada mereka, tinggal keputusan ada di tangan mereka sendiri. Inilah etika dakwah Islam yang benar. Ingat keimanan dan keislaman itu hanya milik Allah. Dia hanya akan memberikan kepada siapa yang Dia kehendaki dan bisa juga Dia cabut dari siapa yang Dia kehendaki.

Kemudian Allah menambahkan penjelasannya bahwa barangsiapa yang masih menyembah patung, batu2 seperti batu cincin, keris ,tombak, memuja tempat2 kramat berarti mereka ini adalah pengikutnya Thaghut.

Dan barang siapa yang hanya meyembah Allah semata, maka telah berpegang kepada tali yang kokoh, laksana tali yang kuat dan tidak akan putus.

Yang dimaksud dengan iman itu sebenarnya adalah iman yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lidah dan diiringi dengan perbuatan. Dan hal ini telah diketahui oleh Allah apa yang diyakini di hati setiap manusia. Dia mendengar apa yang diucapkan oleh manusia dan Dia paham benar apa yang diperbuat oleh tubuh setiap manusia.

Dan Allah akan membalas amal perbuatan seseorang atau setiap manusia sesuai dengan keimanannya, perkataannya dan perbuatannya.

Semoga kita semua dijauhkan dari orang-orang pengikut Thaghut dan sifat-sifat yang akan merusak keimanan dan keIslaman kita semua.


Aaaaamiin  Yaa Rabbal’aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar