Allah swt berfirman di dalam QS Al
Baqarah ayat 256 yang artinya berbunyi sebagai berikut :
“Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam) ; sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar dan
Maha Mengetahui”
Melalui ayat ini Allah swt
memberitahukan kepada kita semua walaupun Dia telah memberitahukan bahwa agama
Islam adalah agama yang diridoiNya QS 3 : 19 dan dijelaskan bahwa agama Islam
adalah agama yang paling sempurna QS 5 : 3, hal ini terserah kepada manusianya
saja, apakah akan memasuki/memilih agama Islam atau tidak.
Kewajiban kita yang mengetahui akan hal
ini hanya memberitahukan kepada orang
lain dengan cara-cara yang baik, dengan penuh kebijaksanaan, dan dengan
nasihat-nasihat yang wajar, bukan dengan marah-marah atau membentak. Sehingga
setelah mereka berfikir sendiri lalu mengambil keputusan dan memasuki agama
Islam secara sadar diri tanpa ada paksaan dari siapapun dan dari manapun.
Sungguh tidak dibenarkan adanya paksaan untuk menganut agama Islam.
Bila sudah disampaikan dengan cara yang
baik, bijaksana kepada mereka, lalu mereka tetap tidak mau beriman, maka
kewajiban kita sudah cukup sampai disitu, selanjutnya adalah urusan Allah.
Janganlah kita memaksa mereka, apalagi dengan cara-cara yang tidak wajar,
misalnya dengan memberikan makanan, mencukupi segala kebutuhannya atau
menjanjikan pekerjaan yang memuaskan. Hal ini dilarang oleh Allah.
Allah berfirman di dalam QS An Nahl ayat
125 yang artinya berbunyi sebagai berikut :
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah (yaitu dengan kata-kata yang tegas
dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil), dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dia lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dia lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”
Dengan datangnya agama Islam, jalan yang
benar sudah nampak dengan jelas, dan juga jalan mana yang akan menyesatkan.
Maka kita tidak dibenarkan memaksa orang lain untuk beriman, karena iman itu
merupakan keyakinan dalam hati nurani. Tidak bisa memaksa seseorang untuk
meyakini sesuatu, bila dia tidak bersedia. Sebagaimana dijelaskan Allah di
dalam QS Yunus ayat 99 yang artinya, “Apakah
engkau ingin memaksa mereka hingga mereka itu menjadi orang-orang yang beriman ?”
Ayat-ayat Al Qur’an sudah menjelaskan
tentang siapakah Nabi Muhammad saw itu ? Setelah ayat-ayat itu sampai kepada
mereka, tinggal keputusan ada di tangan mereka sendiri. Inilah etika dakwah
Islam yang benar. Ingat keimanan dan keislaman itu hanya milik Allah. Dia hanya
akan memberikan kepada siapa yang Dia kehendaki dan bisa juga Dia cabut dari
siapa yang Dia kehendaki.
Kemudian Allah menambahkan penjelasannya
bahwa barangsiapa yang masih menyembah patung, batu2 seperti batu cincin, keris
,tombak, memuja tempat2 kramat berarti mereka ini adalah pengikutnya Thaghut.
Dan barang siapa yang hanya meyembah
Allah semata, maka telah berpegang kepada tali yang kokoh, laksana tali yang
kuat dan tidak akan putus.
Yang dimaksud dengan iman itu sebenarnya
adalah iman yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lidah dan diiringi dengan
perbuatan. Dan hal ini telah diketahui oleh Allah apa yang diyakini di hati
setiap manusia. Dia mendengar apa yang diucapkan oleh manusia dan Dia paham
benar apa yang diperbuat oleh tubuh setiap manusia.
Dan Allah akan membalas amal perbuatan
seseorang atau setiap manusia sesuai dengan keimanannya, perkataannya dan
perbuatannya.
Semoga kita semua dijauhkan dari
orang-orang pengikut Thaghut dan sifat-sifat yang akan merusak keimanan dan
keIslaman kita semua.
Aaaaamiin Yaa Rabbal’aalamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar