Abu
Bakar as Siddiq r.a berkata bahwa kegelapan itu ada lima dan lampu sebegai
penerangpun ada lima yaitu
1.
Cinta akan dunia adalah suatu kegelapan, maka lampu penerangnya adalah takwa ; Karena
kita hidupnya di dunia, maka urusan keduniaan itu juga penting. Namun duniaan
yang seperti apa ? Yang menjadikan keduniaan itu gelap maksudnya dalam mencari
karunia atau rezeki itu dengan caya yang tidak sesuai dengan aturan main Allah
dan rasul-Nya . Bila sudah sesuai dengan aturan mainnya maka akan berada di
jalan yang terang, artinya ia berada di dalam ketakwaan.
2.
Dosa adalah suatu kegelapan dan lampu penerangnya adalah tobat ; Manusia itu
tempatnya noda dan dosa. Semakin banyak noda dan dosa, maka hati akan semakin
tertutup oleh noda tersebut dan bila dibiarkan penutupnya itu semakin tebal,
maka kebenaran akan sulit masuk ke hati, dan nuraninya akan menjadi mati. Semua
manusia itu punya hati, namun tdk semua manusia itu nuraninya hidup subur.
Bahkan ada yang nuraninya sudah mati sama sekali sehingga yang muncul adalah
sifat kebinatangannya. Untuk mencegah hal tersebut maka harus segera kembali ke
sumbernya, tanamkan kalimat astaghfirullah di dalam hati dan dibarengi dengan
tobat kepada Nya
3.
Kubur adalah kegelapan dan lampu penerangnya adalah bacaan kalimat LAA ILAAHA
ILLALLAH MUHAMMADURRASUULULLAAH ; Kita sudah tahu semua bahwa di alam kubur itu
tidak ada cahaya samam sekali, suasananya gelap gulita. Itu yang terlihat oleh
mata kita. Namun di mata Allah beda lagi, bila Dia berkehendak memberikan
cahaya maka akan terang benderang, bahkan lebih terang dari cahaya yang ada di
dunia ini . Salah satu yang harus dilakukan kita adalah dengan mengamalkan
dzikiran LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADURRASULULLAH. Bukan hanya bacaannya saja
namun harus dibuktikan dengan amal perbuatan di dalam kehidupan sehari-hari
yaitu kita hanya bergantung kepada Allah, dan kita hanya mengikuti tuntunan
yang dibawa oleh Rasulullah saw, tdk kepada yang lainnya. Mudah2an atas
kehendakNya, cahaya itu akan didapatkan.
4.
Akhirat adalah kegelapan, maka lampu penerangnya adalah amal saleh ; Selain
yang sudah dijelaskan di point 3 juga harus memperbanyak amal saleh, salah
satunya adalah dengan mendoakan kedua orang tua, memperbanyak sedekah dan
hal-hal yang lainnya yang disukai Allah .
5.
Shirat Al Mustaqim adalah suatu kegelapan, maka lampu penerangnya adalah
keyakinan. Ada yang bilang bahwa sirathal mustaqim itu seperti selembar rambut
dibelah menjadi tujuh. Sungguh amat sangat kecil sekali. Bayangkan seberapa
kekuatan rambut, apalagi dibelah menjadi tujuh. Jelas ini diluar nalar kita
sebagai manusia. Artinya apa ? Untuk menuju kebenaran, untuk menegakkan
kebenaran, untuk menjalani agama Allah, agama yang lurus itu penuh dengan
kesulitan, rintangan dan hambatan, namun semua itu akan nyata kebenarannya bila
kita memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah dan yakin akan ajaran yang
dibawa oleh RasulNya. Yakin akan janji-janji Allah baik yang sudah tertuang
melalui ayat-ayatNya dan melalui ajaran RasulNya, maka tidak ada masalah yang
sulit, semuanya akan mudah. Bahkan saat menyeberangi jembatan tersebut secepat seperti
sambaran kilat.
Semoga
saja kelima hal ini bisa dicerna dan dihayati serta diyakini oleh kita semua,
sehingga hal-hal yang amat menakutkan itu tergantikan dengan yang akan
menyenangkan dan membahagiakan, penuh dengan kenikmatan.
Aaaamiin , Aaaamiin , Aaaamiin
, Yaa rabbal’aalamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar