Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakaatuh
Munurut Sayidina Ali ra menggambarkan tentang dunia
itu diibaratkan sebuah kampung yang memiliki ciri tujuh macam yaitu :
1.Yang sehat di dalamnya merasa sakit
. Sehat menurut pendapat dirinya akan tetapi salah menurut Allah sehingga bisa
mandatangkan sakit ( azab dan siksa ).
2. Yang mencari kesahteraan merasa
menyesal. Karena apa yang telah didapatnya itu bukan untuk menambah amak
kebajikannya , akan tetapi hanya untuk mencari kesenangan dan kepuasan diri .
3. Yang mencintainya semakin resah dan
sedih. Karena apa yang telah dikumpulkannya, apa yang dicintainya, bila
ketetapan Allah datang yaitu kematian, maka semuanya akan ditinggalkan.
Bukannya digunakan sebagai tambahan lahan amal akan tetapi sebagai lahan
kemaksiatan dan kemudharatan, sehingga dirinya menjadi resah dan gelisah serta
menyedihkan.
4. Yang mencari kekayaan di dalamnya
terkena fitnah. Maksudnya didalam mencari karunia Allah itu kebanyakan
menggunakan cara-cara yang menyimpang dari aturan Allah dan RasulNya,
menyimpang dari tuntunan Al Qur’an dan Hadits. Walaupun apa yang inginkannya
itu tercapai, tapi tidak menjadikan berkah buat dirinya .
5. Yang halal di dalamnya bila dipakai
terkena hisab. Maksudnya walaupun apa yang didapat itu dilakukan dengan cara
yang halal. Namun akan tetap dihisab oleh Allah, setelah apa yang diinginkan
itu didapatkan, lalu dinafkahkan, dibelanjakan, dikeluarkan, digunakan untuk
apa ? Bila digunakan untuk meningkatkan
amal ibadahnya kepada Allah, maka itulah yang benar dan akan selamat, tapi bila
tidak maka akan celaka .
6. Yang haram di dalamnya bila
digunakan terkena siksa. Maksudnya, jangankan yang haram yang baik saja bila
salah menggunakan maka akan memperoleh siksa, apalagi yang haram. Berbuatnya
saja sudah mendapatkan siksa. Apalagi menggunakannya makan akan bertambah
siksanya. Misalnya apa yang didapatkan itu digunakan untuk berbuat amal baik,
tetap oleh Allah ditolaknya. Misanya untuk membangun sarana tempat ibadah,
menyantuni fakir miskin anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan, tetap
semuanya ditolak oleh Allah . Karena sudah menyimpang dari tuntunan Al Qur’an.
7. Yang syubhat ( meragukan ) di
dalamnya bila digunakan terkena sengsara. Oleh karena itu Rasulullah
menyarankan agar segala sesuatu yang sifatnya meragukan itu harus ditinggalkan,
walaupun itu halal menurut kita, tapi belum tentu menurut Allah .
Semoga saja kita semua selalu
mendapatkan bimbingan dan perlindungan Allah serta mendapatkan hidayahNya agar
kita semua selalu berada di jalan yang benar.
Aaaamiin Allahumma
Aaaaamiin
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh.
Sumber : Al Gazali -
Ihya Ulumiddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar