Kamis, 13 Agustus 2015

AL FIIL ( PASUKAN GAJAH ) ATAU TAHUN GAJAH

Al – Fiil  ( Pasukan Gajah ) dan TAHUN  GAJAH

Pada jaman dulu sekitar th 450 M telah terjadi pembunuhan besar-besaran orang-orang nasrani oleh Zu Nuwaz. Zunuwaz adalah raja terakhir yang beragama Yahudi ( QS Al Buruuj (85) ayat 4 – 7 ).  

Mendengar kejadian tersebut, raja Abisinia diminta bantuannya untuk mengirim pasukannya, dan telah mengutus dua orang pimpinan pasukan yaitu Aryat ( al Harits ) dan Abrahah sebagai wakil raja, dan pasukan ini telah berhasil menaklukan Yaman.

Dengan keberhasilan itu kedua peimimpin itu bertengkar dan terjadi pertarungan antara Aryat dan Abrahah. Dalam pertarungan tersebut Aryat terbunuh.  Maka Yaman sekarang berada dalam kekuasaan Abrahah, sebagai wakil raja Abisinia dan merangkap sebagai gubernur Yaman.

Di Yaman Abrahah membangun sebuah katedral besar bernama Sa’an yang katanya terbuat dari barang-barang mewah, pualam peninggalan istana Ratu Saba’ ( Sheba ), salib2nya terbuat dari emas dan perak, mimbarnya terbuat dari kayu hitam dan gading. 

Tujuannya ia membangun katedral seperti itu agar raja Abisinia tertarik dan juga masyarakat Arab, karena masyarakat arab setiap tahunnya selalu berziarah ke Ka’bah di Mekah beralih untuk berkunjung ke gereja Sa’an tersebut .

Segala cara dilakukan oleh Abrahah agar masyarakat Arab beralih ke gereja tersebut, namun usahanya selalu mengalami kegagalan. 

Karena didorong oleh fanatisme agama Abrahah mengerahkan pasukannya besar-besaran disertai pasukan gajah, tujuannya tidak lain untuk menghancurkan Ka’bah. Abrahah sendiri berada di barisan paling depan dengan menaiki gajah yang paling besar pula.

Begitu mereka sampai di Hijaz, sudah dekat dengan Mekah, Abrahanh mengirim pasukan berkuda, mereka juga merampas harta orang-orang Quraisy serta 200 ekor unta milik Abdul Muthallib bin Hasyim.

Melimat besarnya pasukan Abrahah, suku Quraisy tak mampu melawannya. Kemudian Abrahah mengirim seorang pengikutnya yang bernama Himyar untuk menemui Abdul Muthallib sebagai pemimpin kota Mekah. Dia berpesan bahwa mereka tidak ingin berperang dengan penduduk Mekah, tujuannya hanya mau menghanccurkan Ka’bah.

Karena tujuan mereka hanya untuk menghancurkan Ka’bah saja , maka Abdul Muthallib pergi ke markan pasukan tersebut yang diikuti oleh anak-anaknya dan beberapa pemuka Mekah lainnya dihantarkan oleh Himyar .

Melihat Abdul Muthallib yang bertubuh tinggi besar dan tampan, Abrahah pun turun dari tahtanya, menyambutnya dengan hormat dan mereka semua duduk bersama layaknya sahabat. 

Abdul Muthallib datang menemui Abrahah itu hanya akan meminta 200 ekor untanya yang telah dirampas oleh pasukan Abrahah, adapun masalah Ka’bah tidak disinggung sama sekali . 

Beliau jelaskan bahwa ia adalah pemilik 200 ekor unta tersebut, bukan pemilik Ka’bah. Ka’bah itu pemiliknya hanya Allah , ia tidak akan melindungi Ka’bah, yang melindungi rumah suci tersebut adalah Allah . 

Abrahah pun mengabulkan permintaan Abdul Muthalib. Selain dari itu Abdul Muthallib menawarkan sepertiga dari kekayaan Tihamah untuk Abrahah asalkan ia tidak mengganggu Ka’bah, namun tawaran itu ditolak oleh Abrahah.

Abdul Muthallib pun kembali ke Mekah dengan 200 ekor untanya, dan sesampainya di Mekah beliau mengumumkan kepada penduduk Mekah agar jangan mengadakan perlawanan kepada Abrahah dan pasukan gajahnya, karena Ka’bah sudah ada yang melindunginya dan menjaganya. 

Beliau memerintahkan kaum Quraisy agar meninggalkan kota Mekah, agar tidak terkena korban pasukan gajah dari Abrahah, dan semuanya berdoa selamat dari bencana.

Setelah seluruh kota sunyi, Abrahah pun mengerahkan pasukan gajahnya yang sudah siap untuk menghancurkan Ka’bah, dan setelah Ka’bah hancur, kemudian kembali lagi ke kota Yaman . 

Akan tetapi secara tiba-tiba pasukan gajahnya dihujani batu yang dibawa oleh sekawanan burung besar ( burung Ababaiil ). 

Dan nampaknya burung-burung tersebut menyebarkan kuman-kuman wabah yang sangat mematikan berupa bisul-bisul dan letupan-letupan kulit, yang diduga seperti campak ganas . 

Mereka belum tahu penyakit tersebut, dan perkiraan mereka penyakit tersebut dibawa oleh angin dari jurusan laut . 

Banyak sekali pasukan Abrahah yang tewas dan Abrahah sendiri mati dalam perjalanan pulang ke Yaman. Ia kembali ke Yaman karena pasukannya yang mati semakin hari semakin banyak .

Peristiwa ini terjadi pada tahun kelahiran nabi Muhammad, atau sekitar 2 th sebelum kejadian tersebut. 

Dan tahun tersebut oleh penduduk Mekah dicatat sebagai Tahun Gajah, dan diabadikan sebagai tonggak perhitungan sebelum Hijrah .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar