Senin, 10 Agustus 2015

ASAL USUL BANGSA QURAISY

ASAL  USUL  QURAISY

Asal usul Quraisy yang banyak berperan dalam sejarah masyarakat kota itu dimulai dari abad ke – 5. Qusai ( 480 M ), salah seorang cucu Fihr, menjadi penguasa di Mekah dan daerah2 di sekitar Hijaz. 

Sebagai pimpinan yang arisf Qusai mampu manyatukan kabilah Quraisy. Usahanya dilanjutkan dengan membangun balai pertemuan ( Daarun – Nadwah ) yaitu tempat untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul dalam kabilah2 Quraisy, setelah dikonsultasikan dengan pimpinan2 mereka. 

Qusai juga dipercaya untuk mengurus Ka’bah, suatu jabatan yang paling terhormat di Semenanjung Arab. Dia juga yang menyediakan air ( siqayaah ) dan persediaan makanan ( rifaadah ) bagi para tamu yang datang berziarah ke sana.

Sebelum Qusai meninggal, tanggung jawab kepengurusan Ka’bah diserahkan kepada anknya yang tertua ‘Abdud-Daar ( Kabilah Mus’ab bin Umair ). Tetapi sesudah Qusai meninggal, kepemimpinan Quraisy berada di tangan adiknya ‘Abdu-manaaf dan dari Badu Manaaf turun kepada anaknya Hasyim, sebagai penerus. Anak-anak Abdu-daar memang tidak mampu menjalankan segala pekerjaan yang ditinggalkan para pendahulunya. Oleh karena itu pekerjaan penyediaan air dan makanan dipegang oleh anak-anak Abdu-Manaaf.

Awalnya kepengurusan Ka’bah diserahkan kepada ‘Andu-Syams bin Andu-Manaaf, kakak hasyim, tetapi karena kesibukannya dalam bisnis, tidak lama kemudian tugas itu diserahkan kepada adiknya yaitu Hasyim. 

Mereka tiga bersaudara kandung; Abdu-Syams , Haasyim dan Muthallib dan satu lagi saudara tiri, Naufal ( kabilah Mut’im bi ‘Aadi ). Sayangnya Haasyim ditadirkan hidupnya amat pendek, dalam perjalanan berniaga di musim panas, ia jatuh sakit di Gaza, Palestia dan meninggal di kota tersebut. 

Maka kedudukannya digantikan oleh Muthallib yaitu masih adik akndung Abdu-Syams.  Karena Abdi-Syams terlalu sibuk  mengurus perdagangan di yaman dan Syria sementara Naufal sibuk di Irak maka kepengurusan Ka’ bah di Mekah menjadi terlantar . 

Kemudian kepengurusannya diserahkan kepada Muthallib. Muthallib ini memang sangat dihormati, beliau memiliki sifat tenggang rasa dan lapang dada, pemurah dan murah hati dan oleh kabilah Quraisy beliau dijuluki al-Faid ( yang banyak jasanya, pemurah ).


Sumber : Tafsir Al Qur’an – Departemen Agama RI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar