BERMEGAH – MEGAHAN MEMBUAT
MANUSIA CELAKA ( QS : 102 :
1 )
Allah swt berfirman di dalam QS At Takatsur
ayat 1 – 2 yang berbunyi sebagai berikut
Al haa kumut takatsur. ( QS 102 : 1 ) yang
artinya
Bermegah – megahan telah melalaikan kamu
Surat
At Takatsur ini turun, karena ada peristiwa dua kabilah dari orang Anshar yaitu
Bani Haaritsah dan bani Harsh. Mereka saling membanggakan kabilahnya
masing-masing .
Salah satu dari kabilah tersebut berkata, “Adakah di kalangan
kamu orang besar seperti SI FULAN ? “ Dan yang satunya lagi menjawab, seperti
itu juga. Padahal yang ditanyakan itu orangnya masih hidup semuanya.
Kemudian
mereka pergi bersama ke kuburan, salah satu dari mereka bertanya pula , “ dakah
di antara kamu orang besar seperti itu sambil menunjuk kepada satu kuburan ? “
Dan yang satunya lagi menjawab seperti pertanyaan tersebut sambil ia menunjuk
ke satu kuburan yang lainnya. Lalu turunlah surat At Takatsur ini.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Hurairah ra .
Melalaui
ayat 1 ini Allah swt mengungkapkan bahwa kebanyakan mereka sibuk
bermegah-megahan dengan hartanya, teman-temannya, para pengikutnya, jabatannya,
gelarnya, pekerjaannya atau turunannya.
Atau istilah Jawa itu Terah ( garis
keturunan ) apakah itu raja, pangeran, sultan, elang, raden, ketut, tubagus , habib,
kyai atau gelarnya Drs DR, Dra, Ir, Profesor, MA, S1, S2 dan sejenisnya .
Saking sibuknya sampai lalai dalam beramal untuk dirinya sendiri. Mereka asyik
dengan apa yang dimilikinya, merasa bangga dengan semuanya itu, sambil
bercerita ke sono kemari yang arahnya gak jelas .
Mereka gak pernah berfikir
untuk berbuat amal sedikitpun terhadap sesamanya. Dan bergaulpun mereka
pilih-pilih. Bila yang gak sederjat atau selevel, mereka gak mau campur.
Sungguh mereka telah terpedaya oleh semuanya itu.
Pada
suatu hari ayahnya Muttariff berkunjung menghadap Nabi saw dan saat itu beliau
sedang membaca surat Al ha kumut takatsur, kemudian beliau bersabda,
“ Anak
Adam berkata, “ Inilah harta saya, inilah harta saya “ lalu nabi saw bersabda,
“ Wahai anak Adam ! Engkau tidak memiliki hartamu, kecuali apa yang telah
engkau makan dan yang telah engkau habiskan, atau pakaian yang sedang engkau
pakai hingga lapuk atau yang telah kamu sedekahkan sampai habis “. ( HR Muslim
)
Dan
dalam diwayat lain beliau bersabda,
“ Seandainya anak Adam memiliki satu lembah
harta, sungguh ia memiliki dua lembah harta dan seandainya ia memiliki dua
lembah harta, sungguh ia memiliki tiga lembah harta dan tidak memenuhi perut
manusia ( tidak merasa puas ) kecuali perutnya diisi dengan tanah dan Allah
akan menerima tobat ( member ampunan ) kepada orang-orang yang bertobat “
( HR
Ahmad, Bukhari, Muslim dan Tirmidzi dari Anas ra )
Dari
ayat dan kedua hadits tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sebagian
besar manusia itu merasa bangga dengan apa yang telah diraihnya, apakah itu
mengenai hartanya, gelarnya, tahtanya, atau wanitanya ( yang cantik rupawan )
dan yang lelaki ( yang cakep dan ganteng ).
Mereka asyik sekali membicarakan
apa yang mereka sukai tersebut. Semakin mereka memiliki sesuatu semakin nampak
kekurangannya akhirnya mereka semakin sibuk dengan segala urusan dunianya.
Karena kesibukan tersebut maka tidak ada waktu sama sekali untuk mengabdikan
dirinya kepada Tuhannya yang telah memberikan segalanya.
Saking sibuknya mereka
lupa dengan tetangga sekitarnya yang kehidupannya jauh lebih susah dan lebih
menderita dari mereka. Kalau mereka sibuk untuk menambah apa yg telah dimiliki,
sedangkan orang lain sibuk untuk mencari sesuap nasi hanya untuk mengganjal
perutnya agar jangan sampai kosong sama sekali . Orang-orang yang demikian
inilah yang disebutnya orang lalai.
Dan
kepada mereka semua itu Allah pun memberikan peringatan dengan gaya bahasanya
yang amat halus, lembut, sopan terhadap mereka yang sibuk dengan urusan
dunianya sampai melalaikan kebutuhan akhiratnya yaitu di dalam QS Al Hadid ayat
20 yang artinya berbunyi sebagai berikut
:
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta
dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu . ( QS 57 : 20 )
Melalui ayat ini dijelaskan bahwa
dunia ini hanya permainan, dunia ini bisa melalikan siapapun , maksudnya bisa
melupakan segalanya, bisa menjadikan pertengkaran, permusuhan, fitnah, penuh
tipu daya, zalim terhadap sesama atau bisa juga menjadi bangga, sombong, ego,
memandang rendah atau hina orang lain dan sejenisnya. Dunia ini hanyalah
kesenangan yang palsu, yang menipu, yang menyesatkan .
Lalu kita harus bagaimana, karena kita
kan hidupnya di dunia ? Kita butuh makan, minum, pakaian, tempat tinggal dsb.
Jawaban itu memang benar, tapi maksud ayat itu menggambarkan tentang isinya
dunia itu ya seperti itu.
Jadi karena kita butuh dunia, maka kita harus
berhati-hati, jangan sampai terperosok, terjerumus ke dalam permainan dunia.
Yang baik itu dunia yang harus tunduk, patuh, taat kepada kita , dunia harus
dikuasai oleh kita, lalu baru kita gunakan untuk menambah amal kebajikan sebagai
ibadah sebagai tanaman yang harus kita tanam, dimana hasilnya baru bisa kita
nikmati kelak di akhirat.
Bila kita tidak bisa berbuat seperti
itu maka akan celaka di dunia, disiksa di dunia dan diazab di akhirat.
Semoga saja uraian ini bermanfaat buat
kita semua dan semoga saja kita semua bisa menjadi manusia yang pandai
bersyukur untuk mensyukuri segala nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada
kita semua.
Aaaaamiin Yaa Rabbal’aalamiin .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar