Setelah
kita membaca, menyimak, memahami dan menghayati surat Al Humazah, lalu kita mengetahui
bahayanya orang yang suka mengumpat, mencela dan menimbun harta benda. Apakah
kita masih tetap akan berbuat seperti itu setelah kita mengetahui ancaman Allah
terhadap orang-orang yang seperti itu ?
Kalau
ya berarti itu semua dianggap tidak ada apa-apanya bagi mereka. Dan bila hal
itu benar, karena Allah tidak pernah berdusta, janjinya selalu ditepati
aturannya tidak pernah berubah, berarti mereka sudah siap menerima semua resiko
ancaman Allah tersebut dengan lapang dada.
Dan itu sama saja telah menghina
Allah, menentang Allah, memperolok-olok Allah, melalaikan Allah. Semua itu
dianggapnya hanya dongengan ringan, atau hanya cerita novel saja .
Orang
yang suka mengumpat orang lain berarti dirinya merasa iri karena dirinya merasa
lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, sehingga untuk menutupi
keburukannya, kekurangannya atau kelemahan dirinya itu ia berbuat sesuatu
dengan cara mengejek,menghina atau bisa juga menuduh bahwa orang lain itu
keadaannya lebih buruk dari dirinya.
Sedangkan
orang yang mencela orang lain berarti dirinya merasa paling benar, paling
sempurna. Orang lain semuanya dianggap salah, hanya dirinyalah yang paling
benar, makanya ia berani mencela.
Kalau mencela itu berarti yang dicela itu
pasti buruk dan yang mencela itulah yang baik . Itu menurut penilaian manusia,
tapi belum tentu menurut pendapat orang banyak ataupun pendapat Allah, siapa
tahu yang dicela itu justru lebih baik dari orang yang mencelanya.
Dan
bagi sang penimbun harta, kita sudah tahu semua, bahwa saat kita lahir kita
tidak membawa apa-apa, tapi saat kita meninggal yang dibawa oleh kita hanyalah
selembar kain kafan, selain itu tidak ada, hartanya diwariskan kepada
keluarganya. Semua yang dicintainya ditinggalkannya, kecuali hanya amal nyalah
yang menyertainya, apakah itu amal baik atau amal buruk .
Apabila
kita masih saja tetap tidak berubah prilaku kita, sikap kita untuk menjadi
lebih baik, maka kita akan hidup dalam kerugian besar. Kita sama saja telah
menyia-nyiakan hidup kita. Kita telah membuang waktu kita dengan percumah. Kita
telah membiarkan kesempatan yang datang dibiarkan lewat begitu saja.
Makanya
Allah akan menjelaskannya di dalam surat Al ‘Ashr. Dia akan bersumpah dengan
waktu. Karena sang waktulah yang akan mengetahui segala kejadian dari mulai
kita dilahirkan sampai kita meninggal dunia.
Semoga
saja uraian ini semakin membuka mata hati kita agar kita segera sadar diri,
koreksi diri, lalu banyak mengkaji diri. Agar di dalam berbuat kita bisa
menjadi manusia yang selalu mawas diri dan tahu diri.
Aaaaamiin Yaa
Rabbal’aalamiin .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar