KERUGIAN BAGI YANG TIDAK MEMANFAATKAN WAKTU ( QS 103 : 1 - 2 )
Allah swt berfirman di dalam QS Al ‘Ashr ayat
1 – 2 yang berbunyi
Wal ‘ashri
-- innal insaana lafii khusrin
. ( QS 103 : 1 – 2 )
Demi masa
-- Sungguh manusia berada dalam
kerugian
Melalui
ayat ini Allah swt bersumpah dengan waktu. Allah swt menjelaskan kepada kita
semua bahwa waktu ( masa ) adalah salah satu makhlukNya.
Dan di dalam waktu
tersebut terjadi berbagai macam kejadian di dunia ini, kejahatan maupun
kebaikan.
Apabila di antara kita tertimpa musibah, maka itu adalah merupakan
hasil dari tindakan kita sendiri. Karena waktu ( masa ) tidak turut campur
tangan atas musibah tersebut .
Semua
kejadian yang terjadi di dunia ini adalah mutlak atas kekuasaan Allah. Karena
Allah memiliki ilmuNya sangat luas dan hikmahNya sangat tinggi .
Adapun
perubahan – perubahan besar yang terjadi pada masa itu sendiri misalnya
pergantian siang dan malam , di siang hari matahari terbit di sebelah timur dan
tenggelam di barat , lalu bulan muncul di malam hari muncul dari barat dan
tenggelam kearah timur.secara terus menerus, habisnya umur manusia dst
merupakan tanda keagungan Allah .
Sebagaimana firmanNya di dalam QS Fushshilat
ayat 37 yang berbunyi
Dan
sebagian dari tanda – tanda kebesaranNya ialah malam, siang, matahari dan bulan
. ( QS 41 : 37 )
Sobat2ku
sekalian apa yang dialami manusia di muka bumi ini senang susah, kaya miskin,
pejabat rakyat, kyai santri, kikir dermawan, selamat celaka, semuanya atas kehendak
Allah, karena Dialah yang mengaturnya dan yang menetapkan sesuatunya. Dan bagi
orang-orang yang beriman sudah pasti mengakui akan keadaan tersebut.
Namun
bagi orang-orang kafir beda lagi, semua itu dianggapnya atas kehendak alam,
bukan kehendak Tuhan, karena semua itu terjadinya di alam, terjadinya bencana,
kekacauan, kesengsaraan dll itu sudah menjadi ketentuan alam.
Oleh karena itu
mereka berusaha menguasai alam dunia ini agar hidup mereka tidak sengsara.
Mereka beranggapan kalau tidak sekarang untuk menikmati alam ini mau kapan lagi
. , misalnya karena manusia berasal dari tanah
maka wajar kalau setelah mati akan kembali ke tanah , dan urusan
kehidupan dianggapnya sudah selesai .
Mudah2an
saja anda semua hidupnya tidak hanya untuk bersenang-senang saja di dunia ini.
Tapi sibuk dengan persiapan bekal untuk menghadapi kehidupan kelak di akhirat.
Dunia ini adalah lahan tempat menanam, apapaun yang ditanam oleh kita pasti
akan jadi. Yang menanam kebaikan akan berbuah kebaikan dan yang menanam
keburukanpun pasti akan berbuah keburukan.
Dan buah tanaman ini akan bisa
dinikmati kelak setelah kita meninggal. Bila
setelah kita meninggal mendapatkan kenikmatan, maka sudah pasti akan selamanya
menikmatinya. Bila keburukan yang didapat juga pasti akan dinikmati keburukan
itu selamanya.
Baik
yang mendapatkan keburukan maupun kebaikan pasti semuanya akan merasa
mendapatkan kerugian.
Itulah makanya Allah bersumpah dengan mengatas namakan
waktu.
Yang mendapatkan kenikmatan merasa rugi, kalau bisa minta dihidupkan lagi,
agar bisa berbuat lebih banyak lagi kebaikan supaya akan lebih banyak lagi
kenikmatan didapat.
Dan
yang berbuat keburukanpun akan merasa rugi, mereka minta kalau bisa dihidupkan
lagi dan akan berbuat kebaikan, akan berubah akhlaknya, akan banyak berbuat
amal kebajikan, akan bertobat, akan memohon ampunanNya, akan menjadi dermawan,
akan banyak sadaqah akan….akan…..akan ….. dst.
Namun
sayangnya ketetapan Allah itu tidak bisa dirubah sejak awal ditetapkan, maka sejak
diciptakannya dunia ini sampai musnahnya dunia ini ketetapan akan tetap sama.
Itulah bedanya aturan manusia dengan Allah. Kalau aturan manusia akan selalu
berubah. Mengapa ? Karena yang menjabat saat itu juga punya kepentingan baik
untuk pribadinya maupun untuk golongannya .
Oleh
karena itu marilah sejak saat ini kita bisa menghargai waktu yang telah
diberikan Allah kepada kita. Apakah itu ? Tidak lain adalah usia kita, umur
kita. Kenapa usia dan umur ? Perlu kita sadari bersama bahwa semakin bertambahnya
usia kita, maka semakin berkurang pula umur kita.
Jadi
bila di antara kita ada yang merayakan Ulang Tahun Kelahiran, lalu mengadakan
pesta pora, makan2, bersenang – senang. Kemudian mendoakan selamat panjang
umur, banyak anak, dan banyak rezeki . Ini salah besar, ini adalah adat Yahudi
dan Nasrani. Kenapa kita harus ikut-ikutan yang kita sendiri tdk tahu maksud
dan tujuannya.
Boleh
sih kita mengadakan selamatan Ulang Tahun kelahiran atau kematian yang istilah
sekarang itu Khaul. Tapi bukan untuk pesta makan2, sebaliknya untuk merenung
diri, menghitung-hitung sudah sebanyak apakah kebaikan yang kita tanamkan
selama setahun berjalan itu apakah lebih banyak kebaikannya atau keburukannya.
Bila banyak kebaikannya maka syukurilah dan untuk ke depannya ditingkatkan,
namun bila lebih banyak keburukannya, maka segeralah bertobat memohon
ampunanNya, dan untuk ke depannya harus bisa ditekan lebih sedikit lagi.
Semoga
saja kita semua bisa menjadi manusia yang beruntung di sisiNya, bisa menghargai
dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga kita tidak menjadi
manudia yang celaka dan merugi di sisi Allah.
Aaaaamiin Yaa Rabbal’aalamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar