Senin, 10 Agustus 2015

SURAT QURAISY . QS 106

SURAT  QURAISY

Surat Quraisy ini mengandung pedoman yang singkat tapi padat dalam bidang ekonomi. 

Jika pedoman ini diikuti dengan seksama, maka dapat membawa kemakmuran bagi perorangan, masyarakat dan Negara serta menyebabkan sukses dalam bidang pembangunan. Syarat-syaratnya secara garis besar ada empat yaitu :

1. Membiasakan dagang hasil dari latihan, didikan, tradisi secara turun temurun yang menghasilkan pengalaman. Karena pengalaman merupakan guru terbaik. Syarat pertama diambil dari kalimat  li iilaaf yang artinya karena kebiasaan .

2. Memelihara nama baik diambil dari kata Quraisy sebab suku atau kabilah Quraisy itu termasuk kabilah yang paling mulia yang nantinya melahirkan Nabi Muhammad. Maka setiap pedagang harus mampu selalu memelihara nama baiknya sehingga dapat kepercayaan yang penuh dari sekalian langganannya, tidak pernah berdusta atau menipu, tidak pernah ingkar janji atau menimbun barang-barang yang dibutuhkan oleh rakyat dll.

3. Misi mengadakan perniagaan ke luar daerah, bahkan ke luar negeri untuk melebar luaskan daerah lingkungan perniagaannya dan syarat ini diambil dari kalimat riihlah yang artinya bepergian. Seorang pedagang tidak akan maju jika tidak mengadakan misi perniagaan ke luar daerahnya .

4. Memperhatikan situasi keadaan yang menguntungkan. Ia harus memperhatikan iklim, situasi, dan kondisi setempat di sekitarnya. Syarat ini diambil dari kalimat asy syitaa’I wash shaiif yang artinya  : pada musim dingin dan musim panas. Orang-orang Quraisy pun mengatur arah perniagaan yaitu di musim dingin pergi se sebelah selatan yaitu Yaman, dan di musim panas ke utara yaitu negeri Syam.

Jika keempat syarat ini diperhatikan dengan seksama niscaya akan mendatangkan kemakmuran yang merata dan kemakmuran itu jangan sekali-kali hanya untuk memuaskan hawa nafsu. Akan tetapi harus dijadikan bekal untuk beribadah kepada Allah, pemilik 

Baitullah dan digunakan untuk mensyukuri nikmat pemberianNya, agar menghasilkan kesejahteraan, cukup sandang – pangan dan keamanan dari ketakutan seperti diisyaratkan dalam kalimat  “ Yang telah member makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan ….”

Jadi yang harus disyukuri dan disembah itu adalah Allah, pemilik Ka’bah sebab di dekat Ka.bah itu ada suatu ibadah yang tidak dapat di luar kota Mekah yaitu tawaf di Baitullah .


Bila diperhatikan cara tawaf itu memang aneh sekali, sebab menurut hokum alam, setiap benda yang mengelilingi benda lain, lama kelamaan akan bertambah jauh dari markasnya atau titik putarnya sesuai dengan daya sentrivical atau daya lompatan ke luar. 

Contoh sebuah batu diikat dengan tali lalu diputarkan maka bila batu itu terlepas dari tali, mesti terlempar jauh ke luar.  

Demikian pula dalam bidang kerohanian, seorang pedagang yang tadinya rajin shalat berjama’ah dan menghadiri pengajian pada ulama di kampungnya setelah sering bepergian ke luar daerah maka ia bertambah jauh dari masjid dan ulamanya .  

Jika ia bepergian ke luar negeri tentu akan bertambah jauh lagi dari sumber agamanya. 

Memang tidak bisa dipungkiri kebanyakan manusia bila semakin banyak harta yang dimilikinya, semakin luas kekuasaannya, kebanyakan tidak kuat dalam hal agamanya. Banyak yang semakin jauh karena terlalu sibuk dengan urusan dunianya .

Padahal harusnya yang terjadi sebaliknya, semakin banyak harta yang dimiliki, maka bisa semakin bertambah pula lahan untuk berbuat kebajikan yang Allah ridoi.

Kenapa yang Allah ridoi ? Bisa jadi kebajikan yang kita lakukan hanya sekedar untuk menutupi keburukan kita sendiri, agar kita disebut sebagai dermawan, sebagai orang yang rasa ssosialnya tinggi dan sejenisnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar