KEKUASAAN ALLAH TIADA BANDINGNYA
Allah swt berfirman di dalam QS Al fiil ayat
2 – 5 yang berbunyi :
Alam yaj’al kaidahum
fii tadhliilin – wa arsala ‘alaihim thairan abaa biil – tar mii him bihijaa
ratin min sijjiilin – faja’alahum ka’ashfinn ma’kuulin . ( QS 105 2 – 5 )
Bukankah Dia telah
menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia ? – dan Dia mengirimkan kepada mereka
burung yang berbondong-bondung, -- yang melempari mereka dengan batu dan tanah
liat yang dibakar, -- sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang
dimakan ( ulat ) .
Melalui
ayat 2 sampai 5 ini Allah menunjukkan bahwa hanya diriNya yang Maha Besar, Maha
Perkasa, Maha Kuat, Maha Mengatur, Maha menentukan sesuatu , Maha Kuasa lagi
Maha Bijaksana di dalam menentukan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini,
baik yang telah terjadi, yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi.
Setiap
kehendakNya tidak ada yang bisa mengatasiNya. Bila Dia berkehendak sesuatu
terhadap sesuatu atau seseorang , maka tidak ada yang mampu menolaknya, dan
bila Dia mencabut sesuatu dari seseorang pun juga tidak ada yang mampu
menghalangiNya.
Termasuk
apa yang Dia lakukan terhadap pasukan gajah dari Abrahah, Dia lakukan sendiri,
tanpa bantuan dari siapapun. Dan ini adalah sebagai pembelajaran buat kita
semua, bahwa di dalam menjalani kehidupan ini agar jangan sampai kita menjadi
orang yang sombong dengan banyaknya harta, dengan jabatan yang dipegangnya,
dengan kekuasaan yang dipimpinnya. Karena semua itu dimata Allah tidak ada
apa-apanya .
Bahkan
seharusnya bagi mereka yang telah diberi limpahan harta yang banyak, bisa
menjadikan harta tersebut sebagai tambahan lahan amal kebajikannya, bukannya
menjadi kikir, tidak perduli terhadap sesamanya, bahkan banyak berbuat zalim
terhadap sesamanya.
Atau bagi mereka yang memegang kekuasaan jangan sampai
kekuasaan itu disalah gunakan untuk kepentingan pribadinya atau golongannya saja,
akan tetapi harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya demi ketentraman, kedamaian,
ketenangan wilayahnya, sehingga masyarakat bisa hidup dengan tenang dan aman
serta nyaman.
Semua
itu bisa terwujud bila hati masing-masing pribadinya siap untuk melakukan hal
tersebut. Belajarlah dari penduduk kota Mekah yang sejak dulu sampai sekarang,
mereka selalu menjaga amanat yang disampaikan oleh para leluhurnya yaitu agar
kota Mekah tidak boleh dijadikan untuk ajang permusuhan apalagi peperangan.
Mereka benar-benar menjaga kesuciannya. Kesucian di sini adalah kesucian jiwa
para penduduknya, hati mereka bersih dari berbagai macam penyakit hati
seperti,iri,dengi,hasad, sombong,ego, kikir, bakhir dan sejenisnya.
Mereka
amat takut kepada Allah apa yang terjadi pada Abrahan bisa juga terjadi pada
mereka, misalnya dihancurkan dalam sekejap oleh Allah akibat dari kemurkaan
Allah. Jadi kembali lagi semua itu
tergantung kepada hati kita masing-masing, apa niatnya, bila niatnya baik maka akan
membuahkan kebaikan, namun bila niatnya sudah buruk, maka Allah akan
menghancurkannya dengan keburukan yang ditanamkannya.
Jadi
berhati-hatilah dengan nikmat-nimat yang telah Allah berikan kepada kita semua.
Bila kita tidak mensyukuriya, maka sama saja kita tidak menyembahNya, karena
telah menjadi manusia yang kufur nikmat. Maka bersiap-siaplah kita akan
kedatangan ketetanNya apakah siang,malam,pagi atau sore, hanya Dia yang tahu.
Sebaliknya bila kita mensyukuri nikmat-nikmat tersebut maka Allah akan
menambahkan nikmatnya lebih dari apa yang telah kita terima.
Semoga
saja kita termasuk orang-orang yang selalu tunduk, patuh dan taat kepadaNya,
menjalani segala perintahNya dan menjauhi apa yang dilarang olehNya serta kita
selalu mengikuti berbagai macam petunjuk yang telah disampaikan oleh utusanNya
yaitu Nabi Muhammad saw. Sehingga kita semua mendapatkan kebahagiaan dan
keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.
Aaaaamiin Yaa Rabbal’aalamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar