Jumat, 15 April 2016

CARA ORANG TUA MENDIDIK AGAMA PADA ANAKNYA

CARA ORANG TUA MENDIDIK  AGAMA PADA ANAKNYA
Sotry …inspirative sotries

Mari kita perhatikan cara yang menakjubkan mendidik anak untuk belajar ilmu agama.
Imam Abul Waqt As-Sajzi bercerita mengenai sebab dirinya mampu menguasai ilmu hadits :


"Saya pergi bersama ayah saya untuk mendengar (baca : belajar) shahih al-bukhari dengan berjalan kaki dari Hirrah (sebuah kota di Masyriq) ke Ad-Dawudi di 'Bosang' (sebuah kota di Masyriq).

Ditengah-tengah perjalanan ayah saya menaruh (memberikan) dua kerikil di tangan saya dan berkata : 'Bawa kedua kerikil ini'.

Karena sangking takutnya, sayapun menjaga kedua kerikil tersebut sambil berjalan dan ayah memperhatikanku.

Tatkala ayah melihat saya mulai kelelahan, dia menyuruh saya untuk membuang salah satu batu tersebut.

Sayapun membuangnya, dan hal itu meringankan beban saya. Saya berjalan hingga kelihatan lelah dan ayah berkata kepada saya, 'Apakah kamu lelah?'

Karena saya takut kepadanya, sayapun akhirnya  menjawab, 'Tidak', lalu ayah bertanya, 'Kenapa jalanmu jadi lamban?'.

Sayapun lantas mempercepat langkah di depannya selama satu jam, kemudian kami akhirnya kelelahan.

Ayah lantas mengambil sisa batu yang ada di tanganku dan melemparnya. Saya berjalan hingga tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan. Ketika itulah beliau menggendong saya.


Kemudian kami bertemu dengan sekelompok petani dan lainnya. Mereka berkata kepada kami, 'Wahai syaikh Isa (nama ayahku), biarkan kami membawa anakmu dan dirimu dengan kendaran kami menuju Bosang',

Ayah saya lantas berkata kepada mereka, 'Saya berlindung kepada Allah, agar saya mampu untuk tidak naik kendaraan guna belajar hadits Rasulullah (karena ayahku memuliakan ilmu hadits).

Apabila anak saya lelah, saya akan gendong dia di atas kepala saya sebagai bentuk penghormatan terhadap hadits Rasulullah dan mengharap pahala dari Allah'.



Maka buah dari hasil didikan ayahku dan karena niat yang ikhlas, saya bisa menguasai kitab ini dan lainnya.

Tidak ada seorang temanpun yang tersisa sehingga rombongan dari berbagai negara berdatangan untuk belajar kepadaku."

HIKMAH DARI CERITA ITU ADALAH

1.Tidak ada segala sesuatu itu terjadi dengan sendirinya

2. Bila kita menginginkan sesuatu, maka harus memperjuangkannya dengan bermodalkan tabah, tawakal dan sabar

3. Untuk mencapai atau meraih apa yang dinginkan itu pasti akan menghadapi berbagai macam rintangan, halangan ,gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam diri

4. Modal untuk menghadapi semua itu hanya dengan ketabahan dan ketawakalan, berdoa sambil berusaha

5. Setelah segala sesuatu direncanakan, lalu dilaksanakan dibarengi dengan bermohon kepada Tuhan agar apa yang dinginkannya bisa tercapai, maka yang terakhir menunggu hasil ketetapan apakah yang Tuhan berikan


6. Apapaun yang telah ditetapkan Tuhan itulah takdir, artinya keputusan apapun harus diterima dengan ikhlas, karena hal sudah yang terbaik penulut pilihanNya dan penilaianNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar