Ketahuilah! Bahwa Alam yang kita lihat sangatlah Luas ini
baik di langit maupun di bumi, mencakup keseluruhannya yaitu sekalian Alam,
terhimpun atau terangkum akan rahasia Ilmunya di dalam 30 Juz Al-Qur’an.
Artinya adalah siapa-siapa yang membaca dan memahami Al-Qur’an.maka
sama halnya ia melihat kepada Sekalian Alam. Karena Hakikat penciptaan Alam ini
termuat pada 30 Juz Al-Qur’an 114 Surah 6666 Ayat.
Sangat Agung sekali Kitab Al-Qur’an itu yang diturunkan
kepada Rosulullah Saw yang kemudian menjadi Kitabnya orang-orang Islam.
Bahkan dikatakan bahwa Al-Qur’an itu sebagai penyempurna
dari pada kitab-kitab sebelumnya. Akan tetapi keagungan dari pada Al-Qur’an itu
bukan lah di lihat dari pada tulisan dan bacaannya, melainkan dari pada makna
yang tersirat/terkandung didalamnya.
Adapun tulisan atau bacaan yang termuat di
dalam kitab itu tidak ada bedanya dengan buku-buku bacaan biasa, sehingga letak
keImanan seseorang apa bila terfokus kepada Kitabnya/bukunya itu sama halnya ia
beriman kepada sesuatu yang bakal hancur.
Saya katakana bakal hancur karena apabila kitabnya/bukunya
itu di masukkan ke dalam api ia akan terbakar, dimasukkan kedalam lautan ia
akan basah. Jangan kan di bakar dan dimasukkan ke dalam air, di taruh saja di
atas lemari, tidak di rawat dan di urus lambat laun ia akan rusak dan lapuk di
makan oleh Rayap.
Sudah kewajiban bagi seorang Mukmin untuk
beriman/mempercayai kepada kitab Al-Qur’an yang dibawa oleh Rosulullah Saw.
Tetapi yang perlu direnungkan adalah keimanan/kepercayaan seseorang akan
sesuatu itu, akan di bawa sampai mati bahkan sampai ke Robbul Jalil.
Jika yang di Imani adalah sesuatu yang rusak dan hancur, maka keimanan
nya akan dipertanggung jawabkan di Hari Kemudian kenapa beriman kepada sesuatu
yang hancur.
Tetapi apabila ia mengerti bahwa yang diimani
itu bukanlah “Kitabnya/bukunya” melainkan yang terkandung di dalamnya yaitu
“Firman Allah” maka keimanan seperti itulah yang akan menjadi penolongnya di
hari kemudian, karena Makna yang terkandung di dalam kitab itu yaitu “Firman
Allah” itu tidak akan hancur dan tidak akan Musnah sampai kapan pun juga.
Allah Swt berfirman :
“Dan sekiranya Qur’an diletakkan di atas
gunung, maka gunung dapat digoncangkan atau diletakkan pada bumi, maka bumi
jadi terbelah atau diletakkan pada orang mati maka orang-orang yang sudah mati
dapat berbicara”(QS, Ar Ra’d : 31)
Qur’an yang manakah yang di maksud di ayat
tsb?
Saya yakin jika Qur’an kitab yang berbuku itu
yang diletakkan di atas gunung maka pastilah gunung itu tidak akan hancur dan
bergoncang akan tetapi Buku nya yang akan rusak terkena panas dan hujan.
Tetapi jika Allah berfirman kepada Gunung
(Makna Qur’an) :
”Hai Gunung bergoncanglah engkau! Maka pastilah Gunung itu akan
Bergoncang, Hai Bumi terbelahlah! maka pastilah Bumi akan terbelah, Hai orang
mati bicaralah! Maka pastilah orang mati bisa berbicara.
Sehingga sangat keliru jika mengartikan
Al-Qur’an itu hanya sebatas arti Harfiah saja yaitu diartikan sebagai “BACAAN”.
Padahal kita mengetahui bahkan seluruh orang Muslim tahu bahwa Al-Qur’an itu
adalah Firman Allah, Kalam Allah, Perkataan Allah dan Suara Allah. Jadi tidak
bisa dipersamakan “FIRMAN ALLAH” dengan “BACAAN”.
Lalu di mana letak
keagungannya Al-Qur’an jika hanya sebatas “BACAAN” saja, tetapi jika Al-Qur’an
itu dimaknai dengan “FIRMAN ALLAH”, maka itu lah keagungan yang sangat Mulia
sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar