Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Wahai saudaraku kita sebagai hamba Allah
hanya sekedar menjalani apa yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi laranganNya
. Di dalam menjalankan perintahNya itu jelas masing-masing berbeda-beda, sesuai
dengan profesi nya, dimanapun berada dan kemanapun pergi.
Dan jangan lupa setelah usaha dilakukan ,
lalu berdo’a kepada Allah agar apa yang telah dilakukannya senantiasa
mendapatkan rido-Nya. Urusan hasilnya itu urusan Allah swt, karena hanya Dia -
lah yang penentu segala sesuatu. Itulah makanya kita diperitahkan oleh Allah
swt agar senantiasa bertawakal terhadap – Nya .
Bila kita senantiasa bertawakal
kepada-Nya maka jiwa kita akan tenang, tentram dan damai. Baik buruk nya
diyakini bahwa semua itu dari Allah. Bila baik disyukuri, dan bila buruk, untuk
dikaji, artinya ada yang tidak beres pada diri kita.
Allah swt berfirman , “ Wa man yatawakkal ‘alalloohi fa huwa
hasbuh “
Yang artinya Barangsiapa yang
bertawakal ( berserah diri ) kepada Allah swt , maka Dia mencukupi keperluannya
“ QS Ath Thalaq 3 .
Berdasarkan penjelasan ayat ini Allah
memberi kita cukup. Arti cukup itu pas, tidak lebih tidak kurang, cukup itu
adil. Allah tidak pernah membeda-bedakan siapapun . Namun di dalam kenyataannya
masih banyak manusia yang mengeluh , marah. Karena apa yang diperoleh masih
belum sesuai dengan keinginannya. Di sinilah manusia masih belum menyadari akan
takdirnya.
Wahai saudaraku apalah artinya kalau kita sudah mengatakan beriman
kepada takdir baik dan buruk , tapi masih tetap mengeluh. Bahkan Allah
mempertanyakan tentang keimanan terhadap takdirNya , apakah manusia yang harus
menerima ketetapanNya , atau Allah yang harus diatur oleh manusia ?
Bila
manusia menyadari akan takdirnya maka keluhan, kemarahan , kekesalan tidak akan
terjadi yang ada adalah ketenangan, ketentraman dan kedamaian . Allah swt berfirman yaitu ,
“
Yaa ayyatuhan nafsul muth mainnah , irji’ii ilaa robbiki roodhiyatan
mardhiiyyah fad khulii fii ‘ibaadii wad khulii jannatii “
Yang
artinya , “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke
dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke
dalam surga-Ku “ QS Al Fajr
27 - 30
Rasulullah saw bersabda , “
Seandainya kalian semua bertawakal kepada Allah dengan berserah diri
sepenuhnya , niscaya kamu akan mendapat rezeki , seperti rezekinya
burung-burung di waktu pagi hari dalam keadaan lapar dan kembalinya dengan
perut kenyang “ .
Wahai saudaraku sabda
Rasulullah saw itu jangan ditelan mentah-mentah , tapi harus dikaji,
diperdalam , dihayati hikmah dibalik sabda tersebut . Mari kita simak kalimat “
seperti rezekinya burung-burung di waktu pagi hari dalam keadaan lapar dan
kembalinya dengan perut kenyang “ maksudnya adalah rezeki akan diperoleh bila
kita nya mau berusaha, berencana, berfikir , bekerja keras , bergerak atau
bersilaturahmi atau hijrah. Sehingga yang tadinya gak punya apa2 menjadi punya
.
Kemudian janganlah kita memandang kata rezeki dalam arti sempit yaitu yang
namanya rezeki itu uang atau duit. Ini salah besar. Tapi pandanglah rezeki
dalam arti luas. Yaitu rezeki itu bisa berupa kesehatan, keselamatan, keimanan,
teman, ilmu, persaudaraan, uang dsb.
Bila rezeki hanya difokuskan pada uang
saja, maka anda akan capek sendiri , karena yang menentukan pemberian uang itu
hanya Allah, termasuk rezeki yang lainnya . Kemudian kalimat “Seandainya kalian
semua bertawakal kepada Allah dengan berserah diri sepenuhnya , niscaya kamu
akan mendapat rezeki “
Wahai saudaraku kata seandainya itu adalah merupakan
pilihan artinya bila anda menginginkan sesuatu maka anda harus bergerak. Kemudian “ bertawakal kepada Allah “ artinya
mau bergerak, berfikir, berencana, berusaha, berbuat namun dibarengi dengan
berdo’a kepada Allah . Kemudian “ berserah diri sepenuhnya “ artinya setelah
melangkah, berbuat dan berdoa, maka serahkan sepenuhnya pada Allah apapun
keputusannya, ketetapannya, pemberiannya akan diterima dengan ikhlas . Itulah
yang disebut qana’ah ( menerima apa adanya ) , tidak minta ditambah ataupun
dikurangi tapi disyukuri bahwa itulah yang terbaik baginya saat ini.
Bila hal ini diterapkan pada diri anda maka Insya Allah jiwa anda akan tenang, tidak
ada beban pikiran, dada terasa lapang . Dan inilah penjelasan dari kalimat
“niscaya kamu akan mendapat rezeki “.
Wahai saudaraku hati – hati lah anda bila anda membaca
terjemahan ayat – ayat Allah dan kalimat-kalimat sabda Rasulullah saw, jangan
ditelan mentah – mentah begitu saja.Supaya anda tidak salah faham. Salah satu contoh hadits lagi Rasulullah bersabda , “ Dunia ini nerakanya orang yang
beriman dan surganya orang kafir “
Bila kalimat ini diteman mentah2 oleh anda,
pasti anda akan berprasangka buruk yaitu bila menjadi orang beriman, maka akan
sengsara, menderita. Tapi bila tidak beriman akan bahagia karena bisa
bersenang-senang terus . “ Ini salah besar berpendapat seperti itu “
Hikmah dibalik Hadits itu
adalah bagi orang beriman tidak mau menyia-nyiakan waktu ( hidup ) yang
diberikan Allah terbuang begitu saja. Tapi dimanfaatkan untuk mempersiapkan
bekal ( amal soleh ) untuk kebutuhan di akhirat, karena hidup di dunia hanya
sekali dan waktunya terbatas .
Tapi bagi orang yang tidak beriman ( kafir )
mereka yang dicari kesenangan dan kesenangan , bagaimana caranya agar
kesenangan dapat diperoleh, apapun caranya tidak peduli apakah cara haram atau
halal, yang penting tujuan tercapai.
Barulah setelah semuanya meninggal dunia, akan berbalik, akhirat itu
surganya orang yang beriman dan nerakanya orang yang tidak beriman , yang di
dalamnya penuh azab dan siksa.
Semoga
saja uraian ini membuka mata hati kita yang selama ini telah tertutup .
Subhanakalloohumma wabihamdika asyhadu anlaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa
atuubu ilaika …..
Walloohu a’lam bish showab…..
Barakalloohu fiikum ……
Wassalaamu’alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar