Selasa, 25 Juli 2017

I K H L A S

 Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.



Wahai saudaraku marilah kita awali ambil Qur’an terjemahnya dan buka QS Shhad [ 38 ] : 71 – 83 yang trrejemahan setiap ayatnya adalah sebagai berikut :

Ayat 71:(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”.

Ayat 72:Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”.

Ayat 73:Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya.

Ayat 74:kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. 

Ayat 75:Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang- orang yang (lebih) tinggi?”.

Ayat 76:Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang- orang yang (lebih) tinggi?”.

Ayat 77:Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, 

Ayat 78:Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, 

Ayat 79: Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan”. 

Ayat 80:Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,

Ayat 81:sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)”.

Ayat 82:Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, 

Ayat 83:kecuali hamba-hamba- Mu yang mukhlis di antara mereka.

Ayat-ayat dalam Surat Shaad tersebut di atas, adalah merupakan fragmentasi dialog antara Allah SWT dengan Iblis pertama (Izazil) 

intinya antara lain, tentang penciptaan manusia, penolakan Iblis untuk bersujud kepada manusia karena merasa dirinya lebih baik (penolakan perintah Allah), 

pengusiran dari surga, penangguhan hingga hari kiamat, dan komitmen Iblis yang akan menyesatkan manusia kecuali hamba Allah yang mukhlis (ikhlas).

Khusus yang berkaitan dengan ikhlas (mukhlis) tercermin pada ayat 83 Surat Shaad (QS, 38) 

yang intinya antara lain komitmen Iblis, yang menyatakan bahwa ia tidak akan menyesatkan (menggoda) hamba-hamba Allah yang mukhlis (ikhlas), atas dasar ayat tersebut timbul suatu pertanyaan,

“Apa arti ikhlas sesungguhnya sehingga iblis pun tidak berani menyesatkan (menggoda) hamba-hamba Allah yang ikhlas?”.

Berkaitan dengan kata ikhlas, orang-orang terkadang seringkali mencari definisi atau pengertian tentang ikhlas dengan logika yang terbatas,  dan memaksakan agar dirinya seakan-akan telah paham tentang ikhlas tersebut.

Padahal kita tahu dengan logika, akal, akal dan rasio, adalah sama seperti mata kita terbentur kepada keterbatasan,  

sebagai contoh kita memandang laut dan langit, sejauh mata memandang seolah- olah keduanya bersatu, akan tetapi kenyataannya tidak begitu, inilah dikarenakan oleh keterbatasan panca indera kita.

Dari berbagai macam fenomena yang ada terlihat, bahwa masyarakat kita selalu mencari persamaan-persamaan tentang arti ikhlas secara sembarangan tanpa bersandar pada dalil-dalil yang telah ada,
padahal kita percaya bahwa Al Qur’an merupakan suatu standar baku buat pedoman orang-orang yang beriman.

Oleh karenanya, kita seringkali terjebak pada norma- norma umum yang menjadi tradisi, atau kebiasaan walaupun terkadang sangat jauh dari kebenaran yang hakiki.

Dalam Al Qur’an Allah SWT telah menetapkan definisi atau pengertian yang nyata tentang apa arti ikhlas, sebagaimana dalam Surat Al Ikhlas (QS, 112 :1 s.d 4) sebagai berikut:

Ayat 1: ﻗﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺣﺪ Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,

Ayat 2: ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺼﻤﺪ Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Ayat 3: ﻟﻢ ﻳﻠﺪ ﻭﻟﻢ ﻳﻮﻟﺪ Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Ayat 4: ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻟﻪ ﻛﻔﻮﺍ ﺃﺣﺪ dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. Pengertian kata ikhlas yang terkandung dalam ayat-ayat Surat Al Ikhlas

(QS, 112) tersebut di atas, secara definitif dan konprehensif serta spektrumnya sangat luas, 

yaitu dimana ikhlas disitu secara esensial mengandung pengertian bebas dari syirik,  

yang artinya seseorang yang hendak melakukan sesuatu perbuatan atau ibadah tidak ada rekayasa, tendensi, intrik-intrik, motivasi, atau niat yang lain kecuali semata-mata hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT.  

Semoga ini bermanfaat buat kita semua. Aaaamiin  ….   

Subhanakalloohumma wa bihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubuu ilaik …….  
Walloohu a’lam bish showab….
.Barakalloohu  fiikum ……  
Wassalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar