HATI YANG LALAI
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alamdulillah segala puji mari kita persembahkan kepada
Allah Sang Pemilik segala puji.
Semoga solawat dan salam Allah sampaikan kepada junjungan
kita Nabiyullah Rasulullah Muhammad
shalallaahu ‘alaihi wasallam , kepada keluarganya, para sahabatnya serta
para pengikuitnya yang masih setia sampai saat ini. Insya Allah semoga kita termasuk di dalamnya .
Marilah kita semua senantiasa meningkatkan ketakwaan kita
terhadap Allah dan rasul-Nya agar kita semua termasuk golongan orang – orang
yang beriman dengan baik dan benar, sesuai dengan kehendak-Nya . Aaaaamiin.
Wahai saudaraku hati dapat berkarat seperti halnya besi
dan perak .
Kemudian bagaimanakah cara membersihkan hati ? Alat
pembersih hati adalah dzikir.
Dzikir dapat membersihkan hati , sehingga dia menjadi
seperti cermin yang bersih .
Apabila seseorang meninggalkan dzikir, maka hatinya akan
berkarat .
Apabila dia berzikir, maka hatinya menjadi bersih .
Berkaratnya hati disebabkan dua perkara, yakni lalai dan
dosa .
Wahai saudaraku Yang dapat membersihkannya juga dua
perkara yaitu lalai dan dosa , yakni istigfar dan dzikir .
Barangsiapa yang lalai dgn mebuang waktunya, maka karat
di hatinya akan semakin menumpuk sesuai dengan tingkat kelalaiannya .
Apabila hati berkarat, maka segala sesuatu tidak
tergambar di dalamnya sesuai dengan faktanya.
Dia akan melihat kebatilan dalam bentuk kebenaran, dan
melihat kebenaran dalam bentuk kebatilan.
Sebab, ketika karat hati itu bertumpuk, hati menjadi
gelap, sehingga bentuk-bentuk kebenaran tidak tergambar sebagaimana adanya.
Apabila karat hati bertumpuk, maka hati menjadi hitam dan
pandangannya menjadi rusak, sehingga dia tidak dapat menerima kebenaran dan
tidak dapat mengingkari kebatilan.
Inilah siksaan hati yang paling berat .
Sumber dari semua itu adalah kelalaian dan mengikuti hawa
nafsu.
Keduanya menghilangkan cahaya hati dan membutakannya .
Allah berfirman dalam surat al Kahfi ayat 28 yang artinya :
Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya melewati batas.”
Semoga kita semua dijauhkan dari penyakit lalai dan lupa,
dan Allah senantiasa dekat dengan kita serta apapun yang dilakukan oleh kita
senantiasa dibawah naungan ridoNya. Aaaaamiin.
Wallaahu a’lam bish shawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar