TENTANG TAKUT KEPADA
ALLAH .
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Allah swt berfirman di dalam QS Fathir [ 35 ] : 27
- 28 yaitu ;
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُّخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا ۚ وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ
بِيضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ
أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ
اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Yang artinya
Tidakkah
kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan
dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara
gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya
dan ada (pula) yang hitam pekat.
( 28 )
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan
binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Melalui ayat ini Allah swt memberitahukan kepada kita semua bahwa yang takut kepadaNya hanyalah para ulama . Kenapa hanya para ulama saja ?
Karena para ulama membaca , mempelajari, memahami,
menghayati isi kandungan daripada ayat-ayat Allah swt .
Setelah memahaminya
berusaha mengamalkannya sesuai dengan kadar kesanggupannya masing – masing
.
Apa yang dilakukan oleh para ulama itu adalah karena rasa taukutnya kepada Allah , takut bila apa yang dikerjakannya itu masih belum s esuai dengan kehendakNya .
Takut akan ancaman dan siksaNya bila menyalah gunakan amanat yang telah diterimanya dari-Nya .
Takut andaikan apa yang sudah diikrarkan atau dijanjikan melalu ucapan dua kalimat syahadat yaitu syahadat Tauhid dan syahadat RasulNya masih jauh daripada kehendakNya .
Semua itu adalah karena mereka telah mendapatkan petunjuk
atau hidayah dari Allah . Karena tidak semua orang mendapatkan hidayah – Nya ,
walaupun semua orang memintanya .
Allah swt meminta kita semua untuk memperhatikan dan
mempelajari apa yang Allah turunkan dari langit ke bumi yaitu air ( hujan ).
Karena turunya air hujan tanah yang kering jadi basah, yang
tandus jadi lembab, yang gersang jadi subur , yang mati jadi hidup.
Dan dari tanah lalu Allah tumbuhkan berbagai macam
tanaman, tetumbuhan dan pepohonan ada yang berbuah dan ada yang tidak , yang
kesemuanya itu merupakan rezeki dari Allah untuk manusia .
Air hujan yang menimpa gunung2, lalu Allah bentuk sungai –
sungai , dan air dialirkan melalui
sungai2 tersebut dari dataran tinggi ke dataran rendah , untuk menyiram segala
tanaman .
Selain dari itu karena air hujan tersebut tanah di gunung banyak yang berubah
warna dan kandungan kekuatannya ,
ada yang mengandung zat kapur , zat besi,
zat belerang , zat asam belerang dll, yang kesemuanya juga untuk kebutuhan
manusia .
Kemudian di atas bumi Allah kembangkan para penduduk di muka bumi dengan berbagai macam manusia dan binatang, baik binatang ternak,
melata, buas dll. Juga semuanya untuk kebutuhan manusia .
Dari binatang2 tersebut bisa dimanfaatkan air susunya ,
dagingnya , juga tulangnya . Selain dari itu kotoran binatangnya bisa dijadikan
sebagai pupuk atau rabuk untuk penyubur tanaman.
Subhanallah , Allah swt melakukan kerjaan semua itu
sendirian tanpa ada bantuan dari siapapun . Apapun yang Allah lakukan adalah
karena rasa kasih sayangNya terhadap manusia.
Sekarang kita sebagai manusia sudahkah kita mensyukuri
nikmat-nikmat tersebut ? Kalau memang sudah seperti apakah wujud syukur kita
kepadaNya ?
Lalu kenapa manusia masih banyak yang menuntut berdo’a
meminta itu dan ini demi peningkatan kebutuhan hidupnya.
Tidak ada yang berdo’a kepada Allah , agar apa yang
dilakukannya itu senantiasa atas bimbinganNya, petunjukNya, agar senantiasa
mendapatkan ridoNya .
Andaikan ada pun pasti jarang, hanya bisa dihitung dengan
hitungan jari. Dan yang memahami hal ini kebanyakan para ulama .
Dan tidak semua ulama berbuat seperti itu, karena di
zaman sekarang ini ulama sudah terpecah menjadi dua bagian yaitu ada ulama dunia
dan ada pula ulama akhirat .
Bila ulama dunia ilmu yang didapatnya hanya dimanfaatkan
untuk memperkaya diri, hanya untuk meraih jabatan , kedudukan atau kekuasan .
Bila ulama akhirat ilmu yang didapatnya untuk mengajak
orang lain agar kembali kepada ajaran yang aslinya , sumber aslinya yaitu Al
Qur’an dan Hadist .
Jadi bukan orang lain saja yang disuruh berbuat akan
tetapi dirinya juga turut serta
melakukannya, bahkan dirinya sudah memberikan contoh , sebelum orang lain
mengerjakannya .
Semoga melalui dua ayat ini Allah swt membukakan mata
hati kita sehingga rahmatNya bisa masuk ke hati dan kita dapat melakukan apa
yang Dia perintahkan dengan baik dan benar serta ikhlas. Aaaamiin.
Wallahu a’lam
bish shawab .
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar