Sabtu, 07 Oktober 2017

SYUKURILAH APA YANG ADA DI HADAPAN ANDA.

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Bismillaahirrahmaanirrahiim.




Wahai saudaraku kenikmatan yang paling utama dari pemberian Allah swt adalah kesehatan, keselamatan, keimanan , keislaman dan kelapangan rezeki .

Bila kita sehat , maka kita berbuat sesuatu sesuai kehendak kita . Untuk itu manfaatkan untuk banyak berbuat kebajikan . Banyak orang yang meringkuk dirawat di rumah sakit.

Bila kita selamat artinya kita benar – benar dalam perlindungan Allah swt. Banyak orang yang tadi pagi gak apa-apa , siangnya mendapatkan kecelakaan .

Bila kita memiliki keimanan artinya kita telah mendapatkan hidayah Allah swt . Masih banyak orang yang belum melaksanakan kewajiban – kewajiban Allah  .

Bila kita telah melaksanakan agama Islam dengan baik maka bersyukurlah, karena masih banyak orang yang mengaku Islam tapi baru Islam KTP doang .

Bila kita diberikan kelapangan rezeki, maka kita dapat memanfaatkan rezeki tersebut untuk diri, keluarga dan juga bisa berbagi dengan sesama . 

Karena masih banyak orang jangankan untuk berbagi dengan orang lain, untuk diri sendirinya saja masih susah .

Wahai saudaraku  harta yang baik adalah harta yang mampu menjaga pemiliknya dari meminta – minta . 

Barangsiapa yang mengetahui harga diri hendaklah giat berusaha untuk memperoleh harta yang dapat menjaga harga dan martabat dirinya . Jauhilah sifat untuk meminta – meminta kepada siapapun.

Keluarkanlah sebagian harta yang telah didapat kepada orang yang membutuhkannya . Mulailah dari orang yang menjadi tanggungan kita sendiri , kemudian para kerabat sehingga pahalanya menjadi berlipat ganda.

Allah swt melarang membelanjakan hartaNya dengan cara boros . Bahkan Allah memerintahkan agar memberikan sebagian hartanya kepada kaum kerabat dan fakir miskin . 

Barangsiapa yang mengeluarkan hartanya untuk hal – hal yang tidak bermanfaat maka dia telah melakukan pemborosan .  

Orang yang boros adalah orang yang megeluarkan hartanya tanpa perhitunngan . 
Orang yang boros adalah orang yang menyia-nyiakan  hartanya pada keinginan nafsu tertentu .

Allah swt berfirman di dalam QS Al Isra [ 17 ] :  26 -  27  yaitu
“ Waa a tidzal qurbaa haqqahu wal miskiina wab nas sabiili wa laa tubadz dzir tabdziiran “
Yang  artinya  “ Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros “ .  QS 17 : 26

“  Innal mubadz dziriina kaanuu ikhwaanasy syayathiini wa kaa nasy syaithaanu lirabbihi kafuuran “
Yang artinya  “  Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya “ .  QS  17  :  27

Melalu ayai ini Allah memperingatkan kepada kita semua bahwa

1.       Hendaknya rezeki yang Allah berikan itu bukan untuk dinikmati oleh sendiri saja . Akan tetapi ada sebagian bersama rezeki tersebut hak orang lain yang harus diberikan kepada mereka yang membutuhkan  ;

2.       Bila tidak mau dibagikan, berarti anda telah memakan hak orang lain , dan itu sungguh dosa besar yang nyata  . Karena anda telah melakukan perbuatan zalim terhadap hamba Allah yang lain ;

3.       Dengan amanah ini sebenarnya Allah ingin menguji kejujuran anda tentang masalah harta  . Bila tidak dilaksanakan artinya anda telah mengkhianati amanahNya  ;

4.       Harta yang Allah berikan itu adalah harta yang baik, tapi bila anda mengeluarkannya dengan cara berlebih – lebihan maka akan menjadi buruk , bukan baik lagi.

5.       Baik itu menurut anda, akan tetapi sangat buruk menurut Allah  ;

6.       Keluarkanlah sebagian harta anda itu kepada orang yang terdekat dengan  anda ( tetangga anda ) , lalu kerabat jauh , kemudian orang miskin, anak2 yatim, dll


7.       Utamakan kaum dhuafa , karena mereka adalah orang yang sudah lemah fisiknya , namun masih tetap membutuhkan makanan dan minuman .

Demikianlah uraian ini semoga saja bermanfaat untuk kita semua. Insya Allah. Aaaaamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

1 komentar:

  1. Itulah manusia bila hatinya sudah dikuasai oleh hawa nafsunya , maka untuk berbuat kebaikan untuk dirinya sendiri saja amat sulit . Apalagi bila untuk memberikan sesuatu kepada orang lain .

    BalasHapus