Assalamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh
Bismillaahirrahmaanirrahiim
.
Wahai saudaraku tidak
bosan2nya kami menghimbau kepada anda semua khususnya untuk kami sendiri agar senantiasa
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt .
Ingat takwa itu merupakan
benteng untuk mejauhi perbuatan yang
dilarang dan dimurkai oleh Allah swt.
Selain dari itu kitapun
hendaknya banyak mengucap rasa syukur kepada Allah atas segala nikmatNya
terutama nikmat taufik , hidayah, maunah serta inayahNya , khususnya adalah
nikmat Iman dan Islam
Wahai saudaraku marilah
kita senantiasa bersolawat atas junjungan kita nabiyullah Muhammad saw sebagai
penghormatan kita kepada beliau .Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Allah
swt dan juga para malaikatNya .
Wahai saudaraku selama ini
Rasulullah saw telah menanamkan cara hidup bersama, berkasih saying
bersama, susah dan senang bersama ,
saling tolong menolong yang kaya
membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah dll sehingga terciptalah
suasana hidup kekeluargaan yang harmonis.
Namun Rasulullah juga ada
rasa takut dan khawatir semua itu bisa dilakukan dengan baik , lalu bagaimana
bila aku sudah tiada ? Apakah hal – hal tersebut bisa dilestarikan ?
Maka keluarlah sabda
Rasulullah sebagai berikut
“ Innahaa satakuunu ba’dii
astaratun wa umuurun tun kiruu nahaa qaaluu :Ya Rasuulullah , kaifa ta’muru man
ad raka minnaa dzaalik ? Qaala : tuad duunal haqqal ladzii ‘alaikum wa tas
‘aluunallaahal ladzii lakum “
Yang artinya , “
Sesungguhnya akan terjadi sesudahkau sifat mementingkan diri sendiri ( mengenyampingkan orang lain ) dn
berbagai perkara yang kalian mengingkarinya
. Mereka ( para
sahabat ) berkata , “ Wahai Rasulullah , lantas apa yang engkau
perintahkan kepada kami ? “ Beliau
bersabda, “ Kalian tunaikan hak yang wajib
atas kalian dan kalian minta kepadaAllah apa yang menjadi hak kalian “ . HR
Bukhari & Muslim
Wahai saudaraku ternyata apa yang telah disabdakan oleh
Rasulullah saw itu terbuktilah sekarang sudah banyak terjadi .
Si kaya asyik dengan
kekayaannya , tak ada rasa peduli sedikitpun dengan si miskin , terutama
terhadap para tetangga sekitarnya dimana dia tinggal.
Sang penguasa pun kurang perhatiannya terhadap para bawahannya
atau rakyatnya . Mereka memutuskan sesuatu itu disamping untuk kepentingan
rakyatnya , juga lebih mengutamakan untuk kepentingan dirinya , agar
kebijakannya itu dianggap semua untuk rakyatnya .
Karena hidup itu utamanya
uang , maka segala sesuatu selalu mengarahnya ke uang . Sampai belajar agama
pun ( iqra misalnya ) bila tak punya urang ya gak bisa belajar .
Bahkan di salah satu
daerah hanya meminta membacakan Al Qur’an selama tujuh hari untuk saudaranya
yang telah meninggal misalnya 3 Qataman Qur’an itu bisa adu harga seperti jual
beli barang.
Misal satu Qataman Qur’an
deal Rp 2 juta , maka 3 Qataman harus membayarnya Rp 6 juta .Dan utuk membaca
Qur’an nyapun dibuat sekuat mungkin gubuk dari pipa besin dan plat.
Jadi bila akan digunakan
maka dipasanglah gubuk itu di atas kuburan yang akan dibacakan Qur’an .
Sungguh itu baru di sebagian daerah yang kami tahu ,
belum di daerah lain .
Sifat – sifat yang
demikian itu sungguh tidak diajarkan dalam Islam . Bila memang hal itu Islam
sangat mecela sekali, karena telah menodai agama Islam.
Islam selalu menuntun
jalan yang terbaik agar mampu melaksanakan tugas dan kewajiban masing –
masing namun juga kewajiban terhadap
Allah serta kewajiban terhadap sesame manusia .
Semoga uraian
singkat ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat membuka mata hati kita yang
selama ini telah tertutup. Aaaaamiin.
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
Wallaahu a’lam bish shawab
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
Mencari uang itu harus tapi lakukanlah dengan cara-cara yang diridoi oleh Allah agar apa yang didapat menjadi berkah bagi diri dan keluarganya.
BalasHapus