Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
BIsmillaahirrahmaanirrahiim .
Dan apabila kita shalat
tunaikanlah apa yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya, karena
yang demikian itu Allah menguji iman kita.
Dan apabila kita hendak
melakukan shalat, kemudian kita telah berdiri untuk shalat, maka janganlah kita
tergesah-gesah bicara, sehingga kita mengetahui
mau kepada siapa kita bicara dalam melakukan shalat.
Dan jika kita jika kita
telah mengetahui serta jelas bahwa kita akan bicara kepada Allah dengan rasa
hati dan ingatan kita lurus tercurah kepada-Nya.
Dan janganlah kita lengah
dari memperhatikan pembicaraan kita kepada Allah, karena jika kita lengah
niscaya kita tersesat dari jalan petunjuk Allah yang lurus kepada-Nya.
Adapun yang demikian itu
karena itu apa yang Allah ajarkan kepada kita untuk bahan pembicaraan kita
kepada Allah, maka itu sebagai jalan
penghubung rasa hati dan ingatan kita kepada Allah, supaya rasa hati dan
ingatan kita lurus tercurah kepada Allah, dengan mengikuti jalan pembicaraan
kita yang kita bicarakan kepada Allah.
Begitu juga halnya dengan
masyarakat, kita dituntut untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan
masyarakat lingkungan kita.
Karena ibadah yang kuat
tidak cukup jika pergaulan kita sesama maanusia belum maksimal atau bisa
dikatakan kurang peduli dengan lingkungannya. .
Pernah ada anggapan
sementara orang bahwa kaum sufi dan kaum tarekat terlalu sibuk dengan ibadah
serta zikir mereka, sehingga meninggalkan kewajiban sosial mereka.
Sejarah membuktikan bahwa
anggapan itu tidaka benar. Sufi-sufi besar yang menjadi perintis tasawuf bukan
hanya menjalankan ajaran pri kemanusiaan, tetapi juga perikemakhlukan yang
terdapat dalam al-Quran dan Hadits.
Banyak orang menduga bahwa
khusyu. dalam shalat menjadikan seseorang larut dalam rasa dan ingatan kepada
Allah SWT, tidak mengingat selain-Nya, dan tidak merasakan sesuatu yang tidak
berhubungan dngan-Nya.
Dalam konteks ini, sering kali contoh yang
dikemukakan adalah kasus Sayyidina Ali Zainal Abidin, yang digelari dengan
as-sajjad (tokoh yang banyak sujud), cucu sayyidina Ali bin Abi Thalib dan
Fatimah az-Zahra. RA. (putri Rasul SAW.)
Semoga ni bermanfaat .
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar