Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Allah swt telah memberikan
gelar kepada siapapun ada yang satu, dua bahkan lebih dari dua
bukan untuk mencari
ketenaran di dunia tapi untuk menambah amal ibadahnya guna mendapatkan bekal
akhiratnya.
Maka manfaatkan gelar
tersebut dengan ketakwaan kepada Allah swt , karena hanya ketakwaanlah yang
diterima oleh Allah swt .
Allah swt memberikan
kekayaan bukan untuk ditimbun dan menjadi kikir, akan tetapi untuk dimanfaatkan
di jalan Allah swt .
Selain dari itu sebagian
kekayaannya dikeluarkan dalam bentuk zakat , infaq dan sodaqoh serta
untuk membantu mereka yang benar – benar membutuhkan pertolongan .
Dan juga untuk membantu
kepentingan umum seperti untuk membangun sekolah, madrasah, jembatan , saluran
air dsb .
Kemasyhuran seseorang di dunia tidak akan ada artinya bila hanya
untuk mencari pujian dan sanjungan manusia, maka carilah cara agar bisa mendapatkan pujian dari Allah
swt.
Syekh Ibnu Athoilah
berpesan ,
“ Ifdin wujuuda ka fii
ardhil kumuul “ Yang artinya , “
Tanamlah dirimu ke dalam bumi kerendahan “
Agama tidak membenarkan
atau tidak memerintahkan untuk mencari kemasyhuran atau pujian. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ibrahim Adham yaitu
“ Maa shodaqollooha man
ahabbasy syahrota “ Yang artinya , “
Tidak benar bertujaun kepada Allah orang yang senang kepada kemasyhuran “
Tenar dan masyhurnya seseorang itu bukan atas penilaian orang lain atau negara akan tetapi oleh pemnilaian Allah swt.
Itulah mengapa dalam hidup ini kita tidak boleh mencela, menghina, menjatuhkan, memfitnah orang lain .
Siapa tahu orang yang dicela dan dihina atau dijatuhkan itu kedudukannya lebih mulia di mata Allah dari dirinya .
Semoga saja uraian ini bermanfaat untuk kita semuanya . Aaaaamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar