Rabu, 07 November 2018

MENYIKAPI SUATU PERTANYAAN .


Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Syarifah Fatimah Thoba’thoba’i, menantu dari Imam Khomeini menceritakan bahwa ketika Imam Khomeini tinggal di Najaf Al-Asyraf  .

Pada suatu ketika saat beliau terkena penyakit mata. Kami pun merasa cemas dengan keadaan beliau, hingga kami membawanya ke dokter.

Setelah memeriksa mata Imam, dokter itu berkata, “Tidak ada masalah yang serius pada mata anda, hanya saja anda perlu meng-istirahatkan mata anda dan berhenti membaca Al-Qur’an untuk beberapa hari ini.”

Mendengar hal itu keluarga Imam merasa lega. Namun Imam Khomeini tersenyum dan berkata pada dokter itu,

“Dokter, aku menginginkan mataku hanya untuk membaca Al-Qur’an, jika tidak apa gunanya aku memiliki dua mata untuk sementara aku tidak bisa membaca Al-Qur’an  ?  Tolong lakukan sesuatu agar aku bisa membaca Al-Qur’an.”

RENUNGAN .

Bila kita akan menyampaikan sesuatu maka pikirkanlah terlebih dahulu , kemudian lihat siapa yang diajak bicara tersebut .

Kalau yang diajak bicara itu senang dengan olah raga, kemudian kita berbicara tentang agama, maka jelas tidak akan nyambung .

Bila yang dihadapi itu orang yang senang dengan agama , kemudian kita bicara tentang lagu – lagu, jelas tidak akan nyambung.

Begitu pula Imam Khomeini yang faham agama , oleh dokter diminta berhenti untuk berbuat kebaikan [ membaca Al Qur’an ], ya jelas nggak nyambung .

Coba kalau dokternya bijak,  penyakit mata anda ini akibat kerjanya terlalu berlebihan. 

Sedangkan Allah tidak suka terhadap apapun yang berlebih – lebihan, apalagi tubuh kita ini unya batak maksimal kekuatan kinerjanya.

Bila dipaksakan terus walaupun hal itu baik , maka pasti akan ada dampaknya . 

Untuk itu bila anda masih sayang pada mata anda, maka kurangi kegiatan mata anda sampai mata anda sembuh dari sakitnya.

Bila anda akan tetap seperti itu, maka sama saja anda telah menzalimi diri sendiri. 

Apa yang anda lakukan itu kan baik, tapi baru menurut anda,  sedangkan menurut Allah apakah akan sama pendapatnya dengan anda. Wallaahua’lam. 

Bisa jadi justru sebaliknya .

Bila ucapan yang seperti ini yang keluar dari ucapan dokter maka akan menyejukkan hati, menentramkan jiwa.

Dokter yang baik itu tidak akan mungkin memberitahukan penyakit pasien dengan kebenaran yang sesungguhnya . Tujuannya adalah sang pasien tidak menjadi gelisah hatinya.

Tidak bisa setiap masalah harus disikapi dengan marah - marah, atau dengan kata kata kasar, berbicara dengan sedikit candaan dan senyuman saja itu sudha sebagian daripada obat.

Semoga ini bermanfaat .

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar