Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Syarifah Fatimah
Thoba’thoba’i, menantu dari Imam Khomeini menceritakan bahwa ketika Imam Khomeini
tinggal di Najaf Al-Asyraf .
Pada suatu ketika saat
beliau terkena penyakit mata. Kami pun merasa cemas dengan keadaan beliau,
hingga kami membawanya ke dokter.
Mendengar hal itu keluarga
Imam merasa lega. Namun Imam Khomeini tersenyum dan berkata pada dokter itu,
“Dokter, aku menginginkan
mataku hanya untuk membaca Al-Qur’an, jika tidak apa gunanya aku memiliki dua
mata untuk sementara aku tidak bisa membaca Al-Qur’an ? Tolong
lakukan sesuatu agar aku bisa membaca Al-Qur’an.”
RENUNGAN .
Bila kita akan
menyampaikan sesuatu maka pikirkanlah terlebih dahulu , kemudian lihat siapa
yang diajak bicara tersebut .
Kalau yang diajak bicara
itu senang dengan olah raga, kemudian kita berbicara tentang agama, maka jelas
tidak akan nyambung .
Bila yang dihadapi itu
orang yang senang dengan agama , kemudian kita bicara tentang lagu – lagu,
jelas tidak akan nyambung.
Begitu pula Imam Khomeini
yang faham agama , oleh dokter diminta berhenti untuk berbuat kebaikan [ membaca
Al Qur’an ], ya jelas nggak nyambung .
Coba kalau dokternya
bijak, penyakit mata anda ini akibat
kerjanya terlalu berlebihan.
Sedangkan Allah tidak suka terhadap apapun yang
berlebih – lebihan, apalagi tubuh kita ini unya batak maksimal kekuatan
kinerjanya.
Bila dipaksakan terus
walaupun hal itu baik , maka pasti akan ada dampaknya .
Untuk itu bila anda
masih sayang pada mata anda, maka kurangi kegiatan mata anda sampai mata anda
sembuh dari sakitnya.
Bila anda akan tetap
seperti itu, maka sama saja anda telah menzalimi diri sendiri.
Apa yang anda
lakukan itu kan baik, tapi baru menurut anda,
sedangkan menurut Allah apakah akan sama pendapatnya dengan anda. Wallaahua’lam.
Bisa jadi justru sebaliknya .
Bila ucapan yang seperti ini yang keluar dari ucapan dokter maka akan menyejukkan hati, menentramkan jiwa.
Dokter yang baik itu tidak akan mungkin memberitahukan penyakit pasien dengan kebenaran yang sesungguhnya . Tujuannya adalah sang pasien tidak menjadi gelisah hatinya.
Tidak bisa setiap masalah harus disikapi dengan marah - marah, atau dengan kata kata kasar, berbicara dengan sedikit candaan dan senyuman saja itu sudha sebagian daripada obat.
Semoga ini bermanfaat .
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar