Kamis, 10 Januari 2019

KIAT MENGATASI AMARAH

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasanya ada seseorang berkata
kepada Nabi Saw. 

“Berilah saya nasihat.” Kemudian beliau bersabda, “Janganlah marah.” 
Orang itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, 
“Janganlah marah.” 

(HR. Bukhari).

Jika kita ingin menjadi orang mulia, maka kendalikanlah amarah.

Kita ingin menjadi ahli surga, salah satu kuncinya adalah mengendalikan amarah.

Jika kita adalah seorang pemimpin, maka janganlah kita mudah marah.

Seseorang yang mudah mengumbar amarah, akan semakin jauh dari keberhasilan.

Seorang suami pemarah akan merusak suasana rumah tangganya. Istri akan
merasa tertekan dan anak-anak pun akan menjadi korban.

Mereka bahkan bisa depresi karena suasana yang tidak nyaman di rumahnya, tempat yang seharusnya menjadi tempat paling aman dan nyaman bagi mereka.

Apalagi yang biasanya menjadi target pelampiasan kemarahan seorang suami adalah istri dan anak-anaknya.

Jika seorang suami bersikap demikian, maka sesungguhnya ia sudah berbuat dhalim dalam mengemban amanah sebagai pemimpin keluarga.

Rasulullah Saw bukanlah seorang pemarah.  Beliau adalah pribadi yang sangat dicintai keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan umatnya karena keluhuran akhlaknya. 
 
Rasulullah Saw adalah pribadi yang penuh kelembutan dan kasih sayang. Hubungan beliau dengan sesama dijalin atas dasar keimanan. 

Setiap masalah selalu diselesaikan dengan cara-cara terbaik. Beliau mendahulukan kebijaksanaan, bukan kemarahan.

Seorang pedagang yang emosional akan ditinggalkan pembeli dan banyak rugi karena keputusan bisnis diambil dalam keadaan penuh emosi, tanpa menggunakan logika sehat. 
 
Jika demikian, saat terjadi suatu kesalahan, maka dia akan mencari kambing hitam. Dia akan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dilakukannya sendiri.
 
Seorang pemimpin yang ingin menjalin hubungan sinergis dan harmonis dengan masyarakat yang dipimpinnya, perlu memiliki kemampuan dan kemauan mengendalikan potensi amarahnya. 

Seorang anak yang ingin sukses dalam pendidikan dan ingin disayangi oleh kedua orang tuanya, ia pun perlu memiliki keterampilan untuk terbiasa tidak mudah mengumbar amarah.

Semoga uraian ini  bermanfaat untuk kita semua. Insya Allah . Aaaaamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar