Assalamu'alaikum warahmatulaahi w abarakaatuh .
Bismillaahirrahmaanirrahiim .
Sebagaimana telah kita
ketahui bersama bahwa Fatimah Az Zahra itu adalah putrinya Rasulullah saw.
Beliau telah dinikahkan dengan salah seorang sahabat termuda dari Rasulullah
saw yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Rumah tangga mereka sangat
bahagia banget, karena Sayyidina Ali sudah sangat jatuh cinta pada Fatimah
sejak Fatimah masih kecil, namun ia tidak berani mengungkapkannya karena
memandang kepada dirinya itu siapa dan Rasulullah saw itu siapa.
Fatimahpun berbahagia bersuamikan
Sayyidina Ali karena beliau memang sudah sangat menyukai Sayyidina Ali sejak
kecil , tapi tidak berani mengungkapkannya kepada ayahnya.
Rasulullah saw
sesungguhnya sudah tahu bahwa keduanya itu telah saling jatuh cinta , namun
beliau tidak gegabah. Beliau tetap
meneliti gerak gerik sikap dan prilaku
Sayyidina Ali, sambil menunggu Fatimah sudah bisa dinikahkan dengannya.
Setelah Fatimah sudah
dianggap cukup, maka atas kehendak Allah Sayyidina Ali dijodohkan oleh
Rasulullah saw dengan putrinya yaitu Fatimah Az Zahra.
Kegiatan sehari hari
Sayyidina Ali saat itu selain berperang, menuntut ilmu dari Rasulullah saw , beliau
berjualan sapi.
Beliau mengambil sapi
dari orang lain lalu dijualkannya kepada
yang membutuhkan . Kemudian beliau hanya mengambil keuntungannya saja dari
hasil penjualan itu .
Dan anehnya setiap sapi yang dijual oleh Sayyidina Ali
itu lakunya mahal , sehingga beiau selalu mendapat hasil atau keuntungan yang
lumayan .
Pada suatu hari sapi –sapi
yang terjual oleh Sayyidina Ali itu laku lebih banyak dari sebelumnya ,
sehingga ia memperoleh keuntungan 500 dirham .
Dengan uang tersebut Sayyidina Ali ingin memberikan semua uang itu kepada strinya , skaligus juga ingin menguji kejujuran kemuliaan hatiistrinya .
Beliau pulang dengan hati
senang dan memberikan uang tersebut kepada istrinya dan berkata bahwa uang yang
sekarang bukan untuk berbelanja kebutuhan sehari – hari, tapi khusus untuk
membahagiakan Fatimah.
Terserah Fatimah mau dimanfaatkan untuk apa saja
bagaimana Fatimah suka. Aapun yang diendaki oeh hati Fatimah , Sayyidina Ali tidak akan bertanya apapun tentang uang tersebut .
Fatimah tidak ada rasa curiga sedikitpun karena tahu bahwa suaminya itu dalah orang senantiasa jujur. Antara hati an ucapannya itu selalu sama .
Itulah mengapa Rasulullah saw sangat mencintai Sayyidina Ali, walaupun ketiga sahabat Nabi saw yang lain juga cintanya tidk di beda bedakan .
Memang ketiga sahabat beliau itu telah mendahuui untuk melamar Fatimah , namun Nabi saw tidak bisa memutuskannya sendiri, terserah kepada Fatimah yang berhak menentukan piihan calon pendamping hidupnya .
Sayyidian Ali juga awalnya merasa khawair Fatimah akan direbut oleh meeka bertiga. Namun diam sajakarena merasa dirinya adalah orang yang miskin. Yang kerjaan sehai harinya hanya memperbaiki dan mengasah pdang yang usak sehabis dipakai peperangan .
Syiidina Ali sangat mencintai Fatimah, namun ia tidakberani mengungkapkan cintanya kepada Fatimah , karena merasa keadaan kehidupannya itu seperti apa.
Namun jodoh itu memang Allah yang menentukan setelah lamaran ketiga sahabatnya itu ditolak oleh Fatimah . Akhirnya dengan memberanikan diri Sayidina Ali mengajukan lamaran kepada Fatimah, dan alhamdulillah Fatimah menerima lamaran Sayyidina Ali .
Setelah rumah tangga berjalan lama pada keesokan harinya Sayyidina
Ali pergi dari rumah biasa akan berjualan sapi , tapi di jalan beliau berjumpa
dengan seorang nenek – nenek yang wajahnya murung .
Maka beliau bertanya
kepadanya ada apa dengan nenek itu . Nenek itu menjawab bahwa ia dipusingkan
dengan cucunya karena ia ingin dikhitan namun tidak punya uang untuk
selamatannya.
Sedangan kedua orang tua anak itu telah meninggal dunia . Sayyidina Ali memberitahu
nenek itu agar pergi ke rumah itu sambil menunjukkan tangannya ke rumah yang
dituju.
Ternyata yang dituju adalah rumahnya sendiri. Beliau berkata kepada
nenek itu silahkan nenek datang ke rumah itu dan sampaikan keinginan nenek .
Mudah – mudahan nenek bisa ditolong oleh mereka karena istri di rumah itu
sangat dermawan sekali .
Maka sang nenek pergi ke
rumah tersebut dan disambut langsung oleh Fatimah sambil mempersilahkan masuk
dan bertanya ada maksud apa datang ke rumah ini . Sang nenek mengutarakan
maksudnya .
Fatimah berfikir sejenak
dan ingat ia diberi oleh suaminya 500 dirham . Fatimah ingin menolong nenek tersebut tapi suami tidak ada, lalu bagaimana ia berbuat tanpa seizin suami, takutnya ia berdosa. Berdosa pada diri sendiri, berdosa pada Allah dan berdosa pada suami .
Tapi waktu Sayyidina Ali memberikan uang tersebut kepada dirinya, beliau berkata terserah kamu uang tu akan diperntukkan itu apa, sayyidina Ai tidak akan bertanya .
Lalu Fatimah bertanya berapa
kebutuhan untuk mengkhitankan cucu nenek. Sang nenek menjawab 200 dirham.
Dan
Fatimah masuk ke dalam kamarnya . Tak lama kemudian ia keluar dari kamar dan
memberi uang 200 dirham kepada nenek itu. Sang nenekpun berterima kasih atas
pemberian itu. Lalu ia pulang .
Dalam perjalanan ia
berjumpa lai dengan Sayyidina Ali dan ditanya apakah ia sudah dapat yang
diinginkan. Sudah jawab sang nenek.
Tapi itu kan baru untuk
biaya khitanan, masa nenek tidak ingin mengundang saudara dan teman – teman,
kata Sayyidna Ali.
Nenek menjawab ia sih pengennya begitu tapi kan uangnya
hanya 200 dirham .
SiIlahkan nenek datang lagi kesana dan beritahukan keinginan
nenek itu apa, siapa tahu dia masih mau membantu nenek.
Sayyidina Ali berbuat
begitu itu adalah sedang menguji istrinya itu seperti apa , apakah ia akan
marah atau bagaimana .
Sang nenekpun kembali
kerumah Fatimah Az Zahra dan memberitahukan bahwa uang 200 dirham itu baru untuk biaya
khitanan saja tapi utnuk menjamu tamunya tidak ada, jadi masih kurang 300
dirham lagi , barangkali eneng bisa menolong saya.
Fatimahpun masuk ke kamar
dan keluar sambil menggenggam uang dan berkata ini ada uang 300 dirham lagi
untuk kebutuhan nenek.
Sang nenekpun pulang dan
saat pulang dipanggil lagi oleh Sayyidina Ali. Kemudian beiau berkata nenek
untuk biaya khitan sudah ada, untuk jamuan sudah ada biayanya .
Kemudian masa cucu nenek tidak dibelikan pakaian yang bagus. Kan khitanan itu hanya
sekali seumur hidup.
Jadi saat inilah nenek harus bisa membelikan pakaian yang
bagus untuk cucu nenek. Balik lagi ke rumah itu dan beritahukan apa yang
diinginkan oleh nenek itu.
Sang nenekpun pergi agi ke
rumah Fatimah dan sambil malu dan menangis menyampaikan apa yang dinginkannya .
Fatimahpun segera masuk ke kamar anaknya Hasan dan Husein karena umur cucu nenek
itu seusia dengan putra-putranya .
Namun setelah melihat –
lihat baju2nya , hampir semuanya penuh dengan tambal – tambalan .
Begitu
melihat ada selimut anaknya yang nampak masih bagus, lalu diambilnya dan
dilipat, dibungkus , kemudian diberikanlah bungkusan itu ke nenek tersebut
sambil berkata sudah nenek jangan bersedih , baju kami sudah jelek – jelek .
Tapi
ini ada sebuah selimut yang bisa dibikin baju untuk cucu nenek, mudah-mudahan
cucu nenek dan nenek menjadi senang . Sang nenekpun langsung pulang .
Bayangkan oleh kita cucu
Rasulullah Hasan dan Husen saja pakaiannya penuh dengan tambal – tambalan .
Kita sudah tahu betapa zuhudnya keluarga Sayyidina Ali .
Dan sayyidina Ali
sangat senang setelah bertanya kepada nenek bahwa apa yang diinginkannya itu
diberinya dengan senang hati, tidak ada
rasa marah sedikipun.
Sayyidina Ali sekarang
lebih yakin lagi kepada pribadi istrinya. Rasulullah saw saja orangnya
dermawan, mana mungkin putrinya yang sekarang telah menjadi istrinya pasti
tidak jauh sifatnya dengan Rasulullah saw.
Sayyidina Ali juga pernah
mendengar Rasulullah saw saat menasehati anak-anaknya saat setelah selesai
dinikahkan yaitu agar senantiasa mentaati suaminya.
Jadi tidak mungkin anak
Rasulullah saw itu akan mengingkari nasehat ayahnya. Dan Sayyidna Ali merasa
puas dengan ujian yang telah diberikan ke istrinya yaitu Fatmah Az Zahra .
Kemudian ia pulang ke
rumah . setelah duduk dan minum minuman yang disediakan oleh istrinya. Lalu
istrinya yaitu Fatimah bercerita tentang peristiwa yang dialaminya di hari itu ,
bahwa ia telah kedatangan seorang nenek yang betul – betul sangat membutuhkan
pertolongan.
Maka mohon maaf aku telah
memberikan uang yang telah diterima dari suami yaitu 500 dirham dan sebuah
selimut aku kasihkan kepadanya , kata Fatimah .
Sayyidina Ali mendengarkan
dengan khidmat kata – kata Fatimah . Kemudian Sayyidina Ali memberitahukan
bahwa semua itu adalah atas perintahnya karena ia ingin tahu sikap dan prilaku
istrinya itu seperti apa.
Sambil berkata tangannya
masuk ke saku bajunya lalu mengeluarkan uang dan berkata, ini uang yang 500
dirhamnya aku ganti sebanyak 1500 dirham, karena hari ini Alhamdulillah
jualanku lakunya banyak.
Lalu keduanya berdoa
kepada Allah dan mengucapkan syukur karena
keduanya telah memperoleh apa yang dinginkannya itu. Walloohua’lam .
Semoga kisah ini bisa menginspirasi kita semua yaitu manakala kita menyerahkan segala sesuatu kepada Allah , maka Allah akan mempermudahjan kehdupan kita .
Sebaliknya bila kita masih mentargetkan kepada rezeki , berarti bergantung kepada rezeki.bila rezeki kecil itu taku susah maandan mejadi miskin . Maka selamanya akan dibuat miskin oleh Allah karena telah bersandar kepada rezeki bukan kepada Allah swt.
Allah akan memeutuskan hubungan siapapun yang hidunya masih bergantung kepada selain diriNya .
Wallaahua'lam .
Wassalamu'alaikum warahmatulaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar