Assalamu’alaikum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Wahai
saudaraku masih banyak orang – orang Islam yang mendustakan agamanya sendiri .
Mengaku beragama Islam tapi solat tidak pernah dikerjakan , zakat tidak pernah dikeluarkan, puasa tidak pernah dilaksanakan .
Mengaku percaya kepada Allah tapi segala perintahNya banyak dilanggar tapi segala laranganNya justru banyak dikerjakan .
Mngaku sebagai orang yang berilmu namun ilmunya banyak disalahgunakan, tak mau berbagi ilmu dengan yang lain .
Berdoa meminta kebaikan di dunia tapi perbuatannya justru banyak bermaksiat, ghibah dan gunjing , riba dijalankan, khamer diminum .
Minta dijauhkan dari siksa api neraka namun perbuatannya justru seperti menawarkan diri untuk menjadi bahan bakar api neraka .
Semua itu adalah karena mereka belum memahami beberapa hal berikut ini :
Pertama : belum tahu
firman Allah sama sekali ;
Kedua : Sudah tahu namun dianggapnya hanyalah hal
biasa .
Ketiga : Sudah tahu namun mendustakan ayat-ayat-Nya
Untuk itu marilah kita
simak ayat – ayat Allah swt Orang yang mendustakan
agama Islam itu yang seperti apa ?
Dalam surat Al-Ma’un ayat
1-7 Allah SWT berfirman
أَرَأَيْتَالَّذِييُكَذِّبُبِالدِّينِ فَذَلِكَالَّذِييَدُعُّالْيَتِيمَ وَلايَحُضُّعَلَىطَعَامِالْمِسْكِينِفَوَيْلٌلِّلْمُصَلِّينَالَّذِينَهُمْعَنصَلاتِهِمْسَاهُونَ الَّذِينَهُمْيُرَاؤُونَ وَيَمْنَعُونَالْمَاعُونَ
Yang artinya adalah ,
“Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan agama? (1),
Itulah orang yang
menghardik anak yatim(2),
Dan tidak menganjurkan
memberi makan orang miskin (3).
Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang shalat (4),
(yaitu) orang-orang yang
lalai dari shalatnya (5),
Orang-orang yang berbuat
riya (6),
Dan enggan (menolong
dengan) barang berguna (7)”
Dalam
surat tersebut, Allah SWT demikian lugas mengaitkan antara agama dengan
keberpihakan kepada kaum dhuafa.
Seseorang
dikategorikan mendustakan agama manakala ia mengabaikan anak yatim dan orang
miskin.
Di
awal surat Al-Ma’un tersebut Allah SWT menggunakan pertanyaan, tapi bukan
berarti Allah SWT bertanya karena tidak tahu.
Menurut
para mufassir hal itu dimaksudkan untuk menggugah hati pendengarnya
agar
memberikan perhatian lebih kepada ayat selanjutnya.
Semoga
uraian ini bermanfaat untuk kita semua.
Insya Allah . Aaaaamiin.
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar