Sabtu, 23 Februari 2019

MANUSIA YANG PALING MULIA


Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Wahai saudaraku Rasulullah Saw. adalah manusia yang paling mulia dan bersih hatinya, namun beliau juga terjun langsung dalam peperangan demi menegakkan kalimat tauhiid.

Namun, di waktu yang lain, ucapan dan perbuatan beliau pun adalah yang paling lemah lembut.

Sekalipun dihina, disakiti oleh tetangganya seorang Yahudi, namun Rasulullah Saw. adalah orang pertama yang menjenguknya dikala Yahudi itu sakit. 

Demikianlah pula seorang ayah yang mendidik anaknya yang beranjak remaja, mungkin akan berhadapan dengan banyak ujian.

Boleh jadi anaknya masih sulit dididik karena masih membawa sifat kekanak-kanakkan. Namun, hal itu tiada lain adalah lahan ibadah bagi sang ayah.

Sayang kepada anak bukan berarti hanya berupa sikap lemah lembut, dan memenuhi segala keinginannya.

Melainkan juga berupa penerapan aturan dan ketegasan dalam menegakkannya.

Sedangkan ketegasan itu tak berarti keras. Ketegasan bisa dikemas dalam kelembutan.
Wahai saudaraku, apa yang datang dari hati, akan sampai ke hati.

Seorang bos yang tidak memakai hati, akan merasa dirinyalah yang paling berjasa membuat kesempatan bekerja untuk bawahannya, menggaji mereka dan mengelola perusahaan agar tetap bertahan.

Karena tak memakai hati, ia pun bisa dengan sesukanya tunjuk sana tunjuk sini, seenaknya memarahi.

Padahal apalah artinya dia jika hanya sendirian tanpa dibantu karyawannya.

Pemimpin yang demikian hanya sedang menanam ranjau di tempatnya sendiri yang bisa meledak sewaktu-waktu.

Kebersihan hati, ketulusan niat, kesungguhan menjalankan setiap aktifitas sebagai bentuk ibadah kepada AllahSwt., akan membawa seseorang pada perilaku yang terjaga dan terarah karena Allahakan membimbingnya.

Saat ia bersikap lemah lembut dan saat ia bersikap tegas bahkan keras sekalipun, ada kebersihan hati yang melatarbelakanginya.

Sehingga ucapan dan perbuatannya senantiasa terbingkai dalam koridor lillaahi ta’ala.

Inilah hati yang akan menjadi sumber tenaga. Inilah hati yang akan menggerakkan dan memperbaiki.

Semoga Alloh Swt. senantiasa membimbing kita sehingga kita kelak bisa kembali kepadanya dalam keadaan hati yang bersih. Qolbun saliim. 

Semoga uraian ini  bermanfaat untuk kita semua. Insya Allah . Aaaaamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar