Selasa, 12 Februari 2019

ALLAH MAHA TAHU DAN MAHA KUASA .



Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirramaanirrahiim.

Wahai saudaraku Allah Maha Tahu. Dia tahu apa yang kita perbuat.

Allah Maha Mendengar. Dia mendengar apa yang kita ucapkan.

Allah Maha Kuasa. Dia berkuasa untuk menentukan segala sesuatu

Allah Maha pemberi. Dia memberi apa yang terbaik untuk kita .

Allah Maha Tahu segala kebutuhan kita. Maka, berbahagialah orang yang tidak pernah bergantung pada amal ikhtiarnya.

Tubuh bersimbah peluh berkuah keringat, tapi hati seratus persen hanya bergantung kepada Alloh Swt. Maasyaa Allah.
 
Sungguh luar biasa penting bagi kita untuk menjaga diri dari apapun yang membuat kita tidak melaksanakan kewajiban kita.

Kita diperintahkan untuk sholat dan shalat itu harus menutupi aurat. Maka, Allah pasti mencukupkan rezeki kita sehingga kita bisa menutup aurat, sebab yang menyuruh menutup aurat adalah Allah.

Dari shalat itu kita ssungguhnya menapatkan pendidikan yaitu semua pakaian dan tempat shalat harus bersih dari najis dan kotoran.

Atinya Allah swt tidak suka keada hal – hal yang najis dan kotor . Wlaupun pakaian itu mahal tapi bila dari hasil yang haram maka shalatnya tidak diterima oleh Allah .

Shalat itu peaksanaannya harus tertib dan teratur . Tertib artinya dengan mentaati aturan , teratur artinya harus sesuai dengan urutannya.

Niat itu harus diucapkan di awal saat akan melaksanakan shalat. Tidak bisa ditukar dengan salam . Karena salam itu adanya di urutan terakhir.

Jadi bila kita menjalani hidup itu dengan tertib , selalu taat aturan di segala tempat maka akan aman, tenang dan damai . Dan bila kita dalam menjalani hidup itu dengn tertur maka keselamatan jelas sudah merupakan jaminan yang paling utama .

Allah swt memerintahkan kita untuk bersedekah, lalu bagaimana mungkin kita bisa sedekah kalau kita tidak dicukupkan rezeki oleh Allah, sementara yang Allah Maha Pemberi rezeki.

Bilaberpendapat yang demikian pertama dirinya tidak yakin akan kasih sayang Allah yang telah memberinya rezeki .

Walaupun ia tak pernah berterimakasih kepda Allah, dan Allah tak pernah meminta bagian dari hasil usahanya tapi Allah telah menuntunnya agar berbagilah dengan siapapun melalui kenikmatan yang Allah berikan terhadap dirinya .

Bila masih saja khawatir takut hartanya berkurang, takut menjadi miskin, takut akan sengsara maka Allah aka mnuuti prasagkanya. Akibatnya hidupnya selalu kuang terus. Hidupnya akan miskin dan sengsara selamanya di dunia dan akhirat .

Dalam hal ini, kewajiban kita yang pertama adalah berhusnudzan (berbaik sangka) bahwa Allah adalah Maha Penjamin rezeki.

Karena Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi, 
“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku pada-Ku.”

Oleh karena itu marilah kita berikhtiar di jalan yang Allah  ridhai. Kalau Allah menyuruh kita jujur, maka jujur saja, mengapa enggan  ?!

Mungkin kita pernah mendengar ungkapan ini, “Cari rezeki tidak jujur saja susah, apalagi kalau jujur.” 

Sungguh, tak mungkin Allah  yang menyuruh kita jujur, kemudian Allah  tidak peduli pada kejujuran kita.

Demikianlah kurang lebih hakikat ikhtiar dan rezeki kita. Yang utama tunaikan kewajiban kita lebih dahulu maka rezeki insyaa Alloh akan terpenuhi.

Kewajiban tersebut adalah bergantung hanya kepada Allah semata, ikhtiar
semaksimal mungkin menjemput rezeki-Nya, dan patuhi setiap perintah-Nya.

Karena perintah dan larangan Allah pastilah kebaikan untuk kita. 

Semoga uraian ini bermanfaat untuk kita semuanya. Insya Allah .

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar