Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirramaanirrahiim.
Wahai
saudaraku Allah Maha Tahu. Dia tahu apa yang kita perbuat.
Allah
Maha Mendengar. Dia mendengar apa yang kita ucapkan.
Allah
Maha Kuasa. Dia berkuasa untuk menentukan segala sesuatu
Allah
Maha pemberi. Dia memberi apa yang terbaik untuk kita .
Allah
Maha Tahu segala kebutuhan kita. Maka, berbahagialah orang yang tidak pernah
bergantung pada amal ikhtiarnya.
Tubuh
bersimbah peluh berkuah keringat, tapi hati seratus persen hanya
bergantung kepada Alloh Swt. Maasyaa Allah.
Sungguh
luar biasa penting bagi kita untuk menjaga diri dari apapun yang membuat kita
tidak melaksanakan kewajiban kita.
Kita
diperintahkan untuk sholat dan shalat itu harus menutupi aurat. Maka, Allah
pasti mencukupkan rezeki kita sehingga kita bisa menutup aurat, sebab yang menyuruh
menutup aurat adalah Allah.
Dari
shalat itu kita ssungguhnya menapatkan pendidikan yaitu semua pakaian dan
tempat shalat harus bersih dari najis dan kotoran.
Atinya
Allah swt tidak suka keada hal – hal yang najis dan kotor . Wlaupun pakaian itu
mahal tapi bila dari hasil yang haram maka shalatnya tidak diterima oleh Allah
.
Shalat
itu peaksanaannya harus tertib dan teratur . Tertib artinya dengan mentaati
aturan , teratur artinya harus sesuai dengan urutannya.
Niat
itu harus diucapkan di awal saat akan melaksanakan shalat. Tidak bisa ditukar
dengan salam . Karena salam itu adanya di urutan terakhir.
Jadi
bila kita menjalani hidup itu dengan tertib , selalu taat aturan di segala
tempat maka akan aman, tenang dan damai . Dan bila kita dalam menjalani hidup
itu dengn tertur maka keselamatan jelas sudah merupakan jaminan yang paling
utama .
Allah
swt memerintahkan kita untuk bersedekah, lalu bagaimana mungkin kita bisa
sedekah kalau kita tidak dicukupkan rezeki oleh Allah, sementara yang Allah
Maha Pemberi rezeki.
Bilaberpendapat
yang demikian pertama dirinya tidak yakin akan kasih sayang Allah yang telah
memberinya rezeki .
Walaupun
ia tak pernah berterimakasih kepda Allah, dan Allah tak pernah meminta bagian
dari hasil usahanya tapi Allah telah menuntunnya agar berbagilah dengan siapapun
melalui kenikmatan yang Allah berikan terhadap dirinya .
Bila
masih saja khawatir takut hartanya berkurang, takut menjadi miskin, takut akan
sengsara maka Allah aka mnuuti prasagkanya. Akibatnya hidupnya selalu kuang
terus. Hidupnya akan miskin dan sengsara selamanya di dunia dan akhirat .
Dalam
hal ini, kewajiban kita yang pertama adalah berhusnudzan (berbaik sangka) bahwa
Allah adalah Maha Penjamin rezeki.
Karena
Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi,
“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku pada-Ku.”
Oleh
karena itu marilah kita berikhtiar di jalan yang Allah ridhai. Kalau Allah menyuruh kita jujur, maka
jujur saja, mengapa enggan ?!
Mungkin
kita pernah mendengar ungkapan ini, “Cari
rezeki tidak jujur saja susah, apalagi kalau jujur.”
Sungguh,
tak mungkin Allah yang menyuruh kita
jujur, kemudian Allah tidak peduli pada
kejujuran kita.
Demikianlah
kurang lebih hakikat ikhtiar dan rezeki kita. Yang utama tunaikan kewajiban
kita lebih dahulu maka rezeki insyaa Alloh akan terpenuhi.
Kewajiban
tersebut adalah bergantung hanya kepada Allah semata, ikhtiar
semaksimal
mungkin menjemput rezeki-Nya, dan patuhi setiap perintah-Nya.
Karena
perintah dan larangan Allah pastilah kebaikan untuk kita.
Semoga
uraian ini bermanfaat untuk kita semuanya. Insya Allah .
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar