Assalamu’alaikum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Wahai saudaraku dalam hidup itu
ada yang kita sukai da nada pula yang tida. Ada yang kita benci da nada
pula yang kita senangi .
Disaat sesuatu yang kita senangi maka hati akan terasa
gembira, namu di saat kita menerima yang tidak kita sukai, kita malah menjadi
marah , mengeluh, jengkel dsb .
Inilah kita dituntut agar mampu
mengendalikan hawa nafsu kita . Jangan sampai
Hawa nafsu kita diperturutkan .
Wahai saudaraku, musuh
paling berat yang harus selalu kita waspadai adalah diri kita sendiri. Kita
tak akan celaka kecuali oleh diri kita sendiri.
Orang yang menyakiti kita,
menghina kita, memfitnah kita, itu tidaklah berbahaya. Yang berbahaya ada jikalau
kita yang menyakiti, menghina, memfitnah orang lain.
Kita rendah bukan karena direndahkan oleh orang lain, tapi
kita rendah jikalau kita melakuan perbuatan rendah. Kita hina bukan
karena dihinakan oleh orang lain, tapi kita hina jikalau kita melakukan perbuatan
hina. Na’udzubillahi mindzalik.
Ada satu kisah memukau di dalam perang Khonqad. Saat itu,
Amr bin Abd Wad al
Amiri salah satu pembesar kaum kafir Quraisy menantang duel
kepada pasukan
kaum muslimin.
Tantangan itu dilayani oleh Ali bin Abi
Tholib r.a. Sehingga berlangsunglah sebuah duel yang sengit. Dalam duel itu al Amiri
kalah tinggal selangkah saja bagi Ali untuk mengakhirinya.
Namun, dalam keadaan sudah terpojok, al Amiri meludahi Ali. Tiba-tiba, Ali yang sudah siap dengan pedangnya,
mengurungkan diri dan meninggalkannya.
Saat ditanya oleh para sahabat mengapa ia
meninggalkannya, Ali menjawab, “Saat dia meludahiku, aku marah. Sedangkan aku
hanya ingin menyudahinya karena Allah, bukan karena amarahku.” Maa syaa Alloh.
Demikian
hebat kemampuan Imam Ali dalam mengendalikan dirinya meski di tengah medan pertempuran sekalipun.
Semoga uraian ini bermanfaat untuk kita semua. Insya Allah .
Aaaaamiin.
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar